ⓟⓡⓞⓛⓞⓖⓤⓔ

9.2K 615 25
                                    


🥀

Malam yang panjang tak kunjung berakhir. Pecahan kaca berserakan, membahayakan siapapun di sekitar. Isak menggema. Hidung memerah. Mata sembab. Tangan beserta tubuh yang gemetar tiada henti.

Matanya terus mencari nama dalam kontak nomor, lantas berakhir di satu nama. Telepon telah tersambung, hingga suara panggilan tak lagi terdengar, tergantikan suara yang menyambut panggilan telepon darinya.

Binar di mata tampak, senyumnya datang seiringan.

"Aku tak akan pulang malam ini," ujar seseorang di seberang telepon, padahal belum sepatah kata pun disuarakan wanita itu. Napas tercekat.

"Tidurlah, ada banyak yang harus aku urus diluar sini." Sebelah pihak menyudahi, seakan tak menginginkan balasan suara dari orang yang selalu mengasihinya.

Perutnya melilit tak tertahan, terhitung 10 menit sejak cairan itu terus mengalir, memenuhi ruang dengan aroma amis yang khas. Tak dapat lagi ia tahan teriakannya, rasa sakit yang membuatnya tak lagi mampu sekadar berdiri.

Tak henti ia merintih, menyerukan nama Sang Suami yang ia tahu pasti tak akan datang menemuinya, maupun calon anaknya.

'Aku bahkan tak memberitahunya tentang kehadiran anak kami. Apa dia akan mendengarku jika aku bilang anaknya mungkin saja terluka?' Keraguan merayap dalam hatinya. Ia tak dapat menahan rasa sakit ini lebih jauh lagi.

B R A K ! Pintu kamarnya terbuka tiba-tiba, menampilkan seorang lelaki dalam hoodie hitam dan celana jeansnya. Dadanya naik turun, memenuhi paru-paru dengan oksigen sebisa mungkin.

Wanita itu tersenyum ketika melihatnya, menyapa hangat dalam keadaan terduduk lemah di sisi ruang. "Kozume-kun, ka? Ada apa datang malam-malam?"

Lelaki itu menepis jarak di antara keduanya. Tersirat khawatir dalam pandang. Sebelah tangannya memapah punggung si wanita, sedangkan sebelah lainnya berpindah ke lekukan lutut. Lantas ia berdiri dengan [Name] dalam gendongan. Lelaki tadi segera meninggalkan kamar, membawa wanita itu ke mobil yang sudah ia siapkan.

Titik-titik merah jatuh membekas di lantai seiring teman kecil sang suami datang membantu tanpa pernah [Name] meminta.

Wanita itu menatap wajah Kenma dari bawah, nampak garis rahang yang kuat beserta peluh yang sangat jarang dilihat darinya. Mulutnya membentuk kurva lengkung ke bawah masih dengan napas memburu. Bahkan dapat [Name] ketahui detak jantung Kenma Kozume-rekan suaminya-yang telampau cepat.

"Akan menyenangkan jika dia yang melakukan ini untukku. Terimakasih, Kozume-kun." Tubuhnya sudah terlalu lemah, terlalu banyak ia mengeluarkan darah. Kesadarannya sudah di ambang batas. Tak mampu lagi ia membuka mata dan berterima kasih dengan cara yang benar.

Pandangannya menggelap, seiring teriakan yang dapat ia pastikan datang dari Kenma. Telinganya menuli, dan akhirnya rasa sakit itu menghilang.

🥀

[200105]

Shitty Black | Kuroo TetsurooWhere stories live. Discover now