🌈Miss You (14)🌈

67 45 4
                                    

Edisi kelas 12.

Gue mau ceritakan ya kenangan dalam detik-detik gue lepas status gue sebagai pelajar SMA. Gue ulas detail sebisa yang gue mampu, dengan bahasa yang amburadulu tapi semoga maksudnya tersampaikan.

Di mulai dari berhentinya kami dari semua kegiatan non akademik di sekolah, entah itu event, entah itu ekstrakulikuler, intinya semua itu stop dan kami hanya di suruh untuk fokus sama ujian-ujian dan ujian selanjutnya. Jadi tiga bulan pertama di kelas 12 itu kami kelas 12 ngambis untuk menerima dan memahami materi dan tugas-tugas yang guru kami berikan. Jadi ya bisa dibilang tidur aja hanya dalam batasan lupa, maksudnya kami kurang untuk waktu istirahat. Tapi tidak juga, beberapa dari mereka, juga ada yang slow hidupnya, hidup seperti Lary wkwk. Tapi ini tidak berlaku bagi gue dan Salwa, karena kita paham betul, kampus yang kita impikan bukan kampus sembarangan. Melainkan primadona bagi kaum belajar di Indonesia.

Di bulan ke-dua kelas 12, Salwa jatuh sakit. Darahnya drop banget, asam lambungnya tinggi, dan gejala tifus. Sebenernya dia harus di opname, tapi dia keras kepala, takut ketinggalan pelajaran katanya. Padahal ada gue, yang dengan senang hati nulis catatan dua kali, asalkan dia mau di opname, gue cuma gak mau sakitnya makin parah, malah ganggu dia belajar lebih lama lagi. Tapi dia nekat, dia gak pernah bolos selama 3 tahun ini wkwk, jadi gak heran kan kalo cewe gue jadi teladan. Ada sekitar dua minggu kondisinya dia miris kek gitu, gue aja lihatnya kasihan, tapi dia gak kasihan sama diri sendiri. Puncaknya di minggu kedua pas upacara, dia nekat buat ikut, dan berakhir dengan muntah-muntah hebat dan kemudian pingsan sampai dilarikan ke rumah sakit karena kurang cairan. Kadang gue sebel sih sama sifat dia yang kek gitu, terlalu di forsir tenaganya juga kagak baik buat dirinya sendiri.

Di bulan ke-empat kelas 12 kami sudah sibuk dengan latihan soal-soal ujian nasional dari beberapa tahun yang lalu, kami babat habis semua soal itu. Apalagi Salwa, kami masih satu halaman dia udah ganti mata pelajaran. Ngambisnya sampe gak ingat buat napas. Bahkan untuk hubungan kita, dia keknya udah gak ada waktu untuk itu. Segala sosial media dia kunci, dia intinya kagak mau diganggu siapapun saat itu. Dan berakhir sejenak saat liburan semester ganjil waktu itu. Dia buka sosial medianya, itu pun hanya tiga hari, karena kami sekelas kebetulan pengen jalan-jalan bareng sebelum ujian-ujian itu datang menghampiri kami wkwk.

Kami memilih Bali untuk berlibur, pantai Pandawa, Kuta, dan beberapa destinasi wisata berhasil kita kunjungi. Kami habiskan kotak tertawa kami, dengan melepaskan penat itu bersama dengan gulungan ombak yang menjuntai tinggi. Kami cukup lega, setidaknya untuk beberapa saat, sebelum penat itu kembali menghampiri.

Salwa? Dia kurusan sekarang wkwk, berat badannya mendekati ideal. Ya gimana tidak kurang tidur, telat makan, belajar mulu dimana pun dan kapan pun. Bagi gue sih Salwa lebih cantik pas gembul deh, apa karna gue udah nyaman dan nerima dia apa adanya kali ya. Tapi ya udah sih penting dia sehat, dianya nyaman sama diri dia sekarang, aku gak permasalahkan. Mau dia gendut, kurus, ideal, bodo amat gue gak peduli. Yang jelas gue suka sama dia pandangnya dari hati.

Dan Alhamdullilahnya dia berhasil mempertahankan predikat dia sebagai Siswa Teladan dan Top-3 sekolah selama tiga tahun berturut-turut. Gue yakin kalo gini mah UGM pasti nyantol sama dia wkwk, hati gue aja yang sekeras batu bisa kepincut, apalagi cuma UGM kecil itu mah. Gue gimana? Jujur aja gue ketar-ketir gimana kalo misalnya gue kagak lulus SNMPTN Universitas Brawijaya? Nyesek cuy. Tapi ya udahlah gue intinya cuma berusaha, sisanya gue pasrah.

Selepas liburan, udah tuh simulasi, tryout, udah jadi menu sehari-hari. Dan Salwa lebih ngambis lagi, sampai kantung matanya menghitam. Gue udah ingatkan supaya dia jangan terlalu ngambis, tapi dia kagak peduli apa kata orang, dia sibuk sama apa yang sudah menjadi target dia. Badannya udah bukan ideal lagi ini mah, kurus kerontang bisa gue bilang. Seragam putih abu-abu yang biasa ia kenakan pas, sekarang jadi kedodoran banget asli. Gue sama teman-teman cuma bisa geleng-geleng kepala lihat Salwa yang belajarnya udah kesetanan kek gitu.

Gue cuma mau bilang sih buat semuanya, jangan keterlaluan jika ngambis terhadap apa yang kamu mau, optimis dan iktiar itu perlu, tapi jangan kemudian kamu gadaikan kesehatanmu.






Next----->

Sebatas Sekat Tak TerbatasWhere stories live. Discover now