12. The Legends

123 23 2
                                    

Happy reading
.

.

.

Flashback

Jumat, 15 November 2019

Sore hari, tepatnya jam 16.00 di mana Kai dan Dio berada di sebuah taman yang di penuhi oleh pepohonan yang tinggi serta dedaunan yang menambah suasana tenang dan damai. Mereka jalan bersisian dengan pelan, seakan menikmati suasana yang di berikan oleh alam. Saking menikmatinya, diantara mereka gak ada yang berani mengeluarkan suara untuk memecahkan keheningan.

"Emm, mau istirahat dulu?" Akhirnya Dio mengeluarkan suara yang membuat Kai menoleh ke arah Dio.

"Lo udah capek?"

"Lumayan."

Kai melihat sekeliling taman tersebut dan ngeliat ada kursi kosong yang berada di sisi kiri. "Ada kursi kosong tuh, duduk di situ aja kuy, Kak." Kai menarik tangan Dio dan menyuruhnya untuk duduk di sampingnya.

"Ini pertama kalinya gue keluar buat jalan-jalan." Dio ngeluarin suaranya.

"Serius?" Kaget Kai sampe liat ke arah Dio. Dio sekilas liat ke arah Kai, kemudian kembali natep ke arah depan.

"Iya, gue terlalu sibuk ngurusin hidup, tanpa tau klo gue juga butuh waktu rehat kayak gini."

"Makasih." Lanjut Dio.

"Buat apa?"

"Buat lo yang udah bawa gue ke sini, jadi gue sadar klo gue juga butuh nyenengin diri."

"Huh." Dio menghela nafasnya berat.

"Kalo lo butuh sandaran, gue siap jadi sandaran lo."

"Heh, canda aje lo." Ejek Dio.

"Serius Kak. Gue gak tau ada apa dengan lo hari ini, tapi klo lo butuh hiburan, gue bisa jadi penghibur lo."

Dio liat ke arah Kai, natep matanya untuk mencari kebohongan dalam kata-kata yang Kai keluarkan untuknya. Tapi nihil, tatepannya seolah meyakinkan Dio kalo seorang Kai memang bisa diandalkan.

"Kalo gitu, gue boleh meluk lo?" Kata Dio masih mengunci tatepan dia ke Kai.

"Eh?"

"Bercanda elah." Dio kembali menyenderkan pundaknya ke kursi sambil menatap ke arah depan kembali.

Tapi Kai malah mengulurkan tangan kirinya ke belakang pundak Dio, di dorong badan Dio sampai Dio menabrak badan Kai.

"Maaf, gue cuman kaget aja. Lo bisa minta gue buat meluk lo, kapan aja. Free deh buat Kakak. Hehehe." Kai meluk Dio dengan erat sambil menepuk pundaknya penuh kasih sayang.

Hangat, itu yang di rasakan oleh Dio. Terlalu hangat dan nyaman, sampai Dio merasakan tubuhnya menjadi benar-benar berat dan dia gak bisa menahannya. Tanpa sadar air matanya jatuh perlahan-lahan, membuat Dio semakin mengeratkan pelukannya dengan Kai sambil memejamkan mata. Walaupun Dio udah menutup matanya, tetep aja air mata tersebut jatuh terus menurus tanpa di suruh olehnya.

Kai yang merasakan pundaknya basah, mengelus pelan pundaknya sambil sedikit berbisik 'lo udah melakukan yang terbaik', 'lo hebat kak', 'lo kuat', 'lo berhak bahagia', 'gue akan selalu di sini, di sisi lo,' 'gak papa.'

Dio perlahan-lahan melepaskan pelukannya bersamaan dengan Kai yang ikut melonggarkan pelukannya, kemudian Kai memegang kedua pundak Dio dan mencoba melihat wajahnya yang menunduk dalam.

Cinta Pandangan Pertama [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang