[02] :: Surat Kecil untuk Irvia

1.9K 326 2
                                    

KAFE Alaska baru dibuka secara resmi kemarin. Jaraknya pun cukup dekat dengan kampus. Irvi hanya tinggal menyebrang, berjalan kaki sedikit kemudian belok ke kanan, dan ia akan segera menemukan tempat dengan nama Alaska yang terpampang di sana.

Irvi yang sudah tiba langsung mendorong pintu kafe dan melangkah masuk. Hawa dingin dari AC langsung terasa di kulitnya, begitu pula dengan aroma kopi yang begitu dominan menggelitik indra penciumannya. Untung kafe tidak terlalu ramai, sehingga Irvi dapat dengan mudah menemukan meja yang ditempati Disa.

"Lo udah pesan, Dis?" tanya Irvi setelah duduk di kursi kosong di hadapan Disa. Temannya itu sedang sibuk memainkan ponsel. Mungkin bosan karena menunggu Irvi.

Disa mengangguk kecil, lantas mengangkat kepalanya dari layar ponsel. "Promo buy one get one ternyata udah habis, Vi. Promo hari ini cuma dapat diskon setengah harga untuk boba drink. Jadi gue pesan Brown Sugar Milk Tea Boba aja."

"Oh, ya udah, nggak apa-apa."

Setelahnya, Irvi sibuk memperhatikan suasana kafe yang bernuansa monokrom ini. Tidak terlalu luas, tapi cocok untuk sekadar kumpul bersama teman ataupun mengerjakan tugas. Dan sepertinya, Irvi akan kembali lagi ke sini di kemudian hari berhubung lokasinya juga dekat dari kampus.

"Kating yang ngeborong dagangan lo itu siapa, Vi?" Disa kembali memulai percakapan, membuat Irvi jadi teringat apa yang terjadi di kampus tadi.

"Oh, iya! Gue lupa tadinya mau langsung ceritain itu ke elo padahal. Jadi, tadi tuh kardus gue hampir jatuh, eh itu kating tiba-tiba aja nongol buat nahan kardusnya. Terus dia nanya, isinya apaan. Sekalian aja deh tuh gue tawarin, kali aja mau beli. Eh taunya bener, dong! Dia langsung mau beli semuanya malah!"

Disa memandang Irvi heran. Temannya itu bersemangat sekali ceritanya. "Gue curiga si kating ini ganteng, sampe bikin lo mesem-mesem gitu. Ya kan?" tanya Disa yajg bermaksud menggoda Irvi.

Irvi menyengir lebar. "Lumayan sih, Dis. Tapi gue bego banget nggak nanyain namanya tadi."

"Iya, langsung lupa habis lihat mukanya yang--"

"Permisi, pesanan atas nama Disa?"

Seorang pelayan kafe menginterupsi obrolan, kontan membuat kedua cewek itu menoleh ke sumber suara. Merupakan seorang cowok berkulit putih yang mengenakan kaus polo hitam, dan topi serta apron bertuliskan nama kafe tempatnya bekerja. Ia tersenyum ramah, menampilkan cekungan yang timbul di kedua pipinya.

Dalam sehari dua kali ketemu cowok ganteng, gila banget emang, batin Irvi sambil balas tersenyum pada si pelayan ganteng itu. "Iya betul, Mas." Mata Irvi tak sengaja menangkap name tag yang dikenakannya. Tertulis nama Reyki di sana.

"Dua Brown Sugar Milk Tea Boba, ya," Reyki mengulang pesanan mereka sambil meletakkan dua gelas di atas meja, disusul dengan dua lembar tisu masing-masing untuk Irvi dan Disa. "Ada tambahan lain? Makanannya barangkali?"

Irvi menggeleng. "Nggak dulu deh, Mas. Makasih."

Reyki mengangguk dan tersenyum lagi. "Terima kasih kembali, Kak. Selamat menikmati," ujarnya dengan sopan. Namun, sebelum kembali ke meja bar, Irvi menangkap Reyki memandangnya selama beberapa detik, sampai akhirnya membalikkan badan untuk pergi.

Irvi sempat bingung dibuatnya, tapi ia tidak mau ambil pusing. Maka Irvi pun memilih untuk menikmati minumannya saja. Lalu diambilnya tisu untuk mengelap tangannya yang sedikit basah. Namun, Irvi merasa ada yang aneh. Kenapa ada kertas yang terselip dalam tisu miliknya?

"Ini apaan deh, Dis," kata Irvi sembari menunjukkan kertas berwarna biru tersebut. Dan ketika Irvi membolak-balikkan kertasnya, ia menemukan sebuah tulisan di sana. "Eh, ada tulisannya juga masa."

Disa meletakkan gelas setelah meminum isinya. Raut wajahnya tampak penasaran, sama seperti Irvi. "Isinya apaan tuh, Vi? Bacain coba."

Irvi pun membaca sekaligus melisankan tulisan dalam kertas tersebut yang berbunyi seperti ini:

🔹

Halo, Irvia.

Senang sekali kamu sudah menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Alaska yang baru berumur dua hari ini. Gimana menurut kamu? Nyaman 'kan, tempat ini?

Saya harap kamu akan datang lagi besok, besoknya lagi, dan seterusnya, supaya saya bisa melihat kamu terus.

Enjoy your time, Irvia!

- E -

🔹

Irvia tergeming sesaat, tidak menyangka kunjungan pertama ke kafe ini membuat dirinya mendadak punya seorang secret admirer. Apa mungkin Reyki si pelayan tadi yang menuliskan pesan singkat ini dan menyelipkannya di lembar tisu? Rasanya mustahil. Ini bahkan hari pertamanya bertemu dengan Reyki.

"Hih, jadi ngeri gue, Vi. Jangan-jangan emang ada yang memata-matai lo di sini!" Disa bergidik ngeri sambil memperhatikan sekelilingnya. Semua pelanggan bahkan pegawai kafe tampak normal, tidak ada yang mencurigakan.

Tapi, Reyki mendadak tidak kelihatan lagi.

---

(2 Februari 2020)

Special Customer [END]Where stories live. Discover now