RANGGA BAGIAN 17

327 57 0
                                    

"Gw itung ni."

"Satu.. "


Anak laki laki itu masih saja asik bermain bola dengan kawan kawan nya. Dan sesekali tertawa. Lalu sekarang mereka berhenti bermain basket dan duduk di tengah lapangan itu.


"Dua." Hitung Via lagi.









"Dua Seperempat."







"Nengok woy nengok napa, hais." Kesalnya.

"Dua setengah."













"Tiga.. " Ucapnya.

Dan siapa sangka di hitungan ke tiga ternyata laki laki itu menolehkan kepalanya ke arah Via.

Mereka pun saling bertatap mata satu sama lain tanpa menghiraukan orang orang yang berada di sekitarnya.

"Lah kok dia...??" Gumamnya pelan.

"Kok dia ada disini??" Tanya lagi kepda diri sendiri.

Lalu laki laki itu berjalan ke arah Via untuk menghamipirinya.

"Via??" Tanya orang itu memastikan bahwa ia benar atau tidak.

"E-eh, kok lu ada disini???" Tanya Via pada orang itu.

'Anjay, bisa pas gini padahal baru tadi gw ngomongin ni anak.' Ucapnya dalam hati.

"Gw di ajak maen basket tadi, lu sendiri ngapain disini?? Mau latihan basket???" Tanya nya ketika memperhatikan pakaian yang di kenakan Via dari atas sampai bawah.

'Kok bisa ngepas gini ya, baru aja gw ngomongin dia sekarang ketemu beneran.' Ucap Rangga dalam hati.

"Enggak, mau manjat pohon lagi kek pas itu."

"Hoalah, jadi lu beneran udah ganti profesi jadi tukang panjat pohon??"

"Anjay, ya engga lah. Udah tau gw mau latihan pake nanya." Kesalnya.

"Oooo, kirain." Kekeh Rangga

"Emm, btw. Lu anak basket juga?" Tanya Via.

"Bukan sih, cuman sering di ajak maen doang sama temen-temen gw." jelas Rangga.

"Hoalah gitu, kirain anak basket juga."

"Bukan, udah jangan di pikirin."

"Gih, latihan yang bener. Tunjukin ke mereka kalo kamu bisa." sambungnya dengan senyum dan mengacak ngacak pelan rambut Via.

Deg

Via yang tiba tiba di perlakukan seperti itu hanya bisa diam mematung.

'Anjay, kok gw deg-degan gini.' Ucapnya dalam hati.

"E-eh, I-iya. Ma-makasih ya." Ucapnya dengan gugup.

"Silvia, cepet sini woy." Teriak Tyo.

"Iya, Iya sabar napa." Balas Via.

"Emm, aku ke sana dulu ya." Pamitnya kepada Rangga.

"Iya, kamu yang semangat ya." Ucap Rangga dengan senyum.

Lalu Via pergi dari hadapan Rangga dan menghampiri kakak nya itu.

"Eh, gw gak salah ngomong ya?? Barusan gw bilang aku, njir sama Rangga." Gumamnya pelan.

"Gih mulai, pemanasan dulu. Baru latihan."

"Iya." Ucap Via sekenanya.

lalu menolehkan kepala ke tempat Rangga dkk berada. Ia melihat Rangga yang tengah tersenyum kepadanya. Ia pun membalas senyuman itu dengan anggukan kepalanya.

RANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang