SM - 3

28.6K 1.8K 22
                                    

Yuhuuuu.... Kevin dan Vena Kembali 🙂

Terima kasih untuk yang sudah baca dan tinggalkan jejak 🙏

Selamat Membaca

🎄🎄🎄🎄

“Syarat apa?”tanyanya sambil mengernyitkan dahi.

“Yang pertama aku ingin tetap bekerja di tempatku yang sekarang. Aku nggak mau di suruh pindah ke kota ini, karena kota ini hanya memberiku kenangan buruk” tutur ku datar sambil menatapnya tajam.

“Syarat diterima, aku yang akan menyesuaikan dengan mu”, aku menganggukkan kepala sebagai respon.

“Yang kedua aku tidak mau diantara kita ada skinship dalam bentuk apapun. Aku akan jadi ibu seutuhnya untuk Aron, tapi aku hanya akan jadi isteri diatas kertas untuk kamu.” Kevin menatapku tajam dengan rahang mengeras.

“Aku tolak syarat itu, aku punya kebutuhan dasar Ven. Kamu mau bunuh aku pelan-pelan kalau begini caranya” Aku tersenyum mengejek menanggapi protes darinya.

“Kamu bisa cari kesenangan diluar kalau kamu butuh pelepasan, tapi jangan pernah berharap mendapatkannya dariku.”

“Aku nggak mau Ven. Kamu pikir aku tipikal lelaki yang akan berhubungan dengan jalang manapun”aku mengangkat bahu acuh.

“Disini aku yang punya aturan tuan kamu hanya tinggal bilang vsetuju atau tidak. Kalau tidak setuju berarti tidak akan ada pernikahan. Oke.. Case close.” aku segera berdiri hendak pergi dari ruangan itu ketika tangan ku dicekal.

“Oke aku setuju, kita menikah besok,”aku melotot menatapnya. Menikah besuk dia bilang? Apa dia gila?

“Kamu gila bagaimana bisa kita menikah besok, menikah butuh persiapan Kev.”dia hanya menyeringai.

“Kamu tenang saja itu urusanku, jadi nona persiapkan dirimu untuk menjadi isteriku besuj” bisiknya di telingaku penuh tekanan.


🎄🎄🎄🎄

Besoknya kami benar-benar menikah resmi secara agama dan negara. Tidak ada perayaan atau pesta, mengingat mendiang isterinya yang juga saudara kembarku baru saja meninggal. Hanya ada acara makan malam keluarga besar ku dan Kevin.

Aku memandang sekelilingku semua orang tampak bahagia, Apa hanya aku disini yang tidak bahagia?. Mereka seolah melupakan bahwa satu bulan yang lalu mereka  kehilangan anggota keluarga.

Tiba-tiba mama Rika menghampiriku, beliau adalah mamanya Kevin.

“Terima kasih sudah mau menerima Kevin dan Aron sayang, maaf kalau kami selama ini egois” mama tersenyum sendu.

“Nggak apa-apaan ma, aku udah terima semuanya. Mungkin memang takdirku harus selalu merasakan sakit” mama menggelengkan kepalanya. Beliau memegang kedua tanganku.

“Jangan seperti itu nak, kamu berhak bahagia. Mama titip Kevin sama Aron ya Ven. Mama akan sering main ketempat kamu, kalau ada waktu.” Aku menganggukkan kepala karena tidak tahu harus menjawab apa.

Malam ini aku terpaksa harus tidur di rumah Kevin dan Vina dulu. Aron sudah tertidur pulas saat ini. Aku langsung menuju kamar Aron untuk menidurkan nya, Aron memang belum punya pengasuh tapi aku sudah meminta salah satu kenalan ku untuk mencarikan nya. Karena ketika aku bekerja harus ada yang menjaga anak ini.

Aku memutuskan membersihkan diri dulu baru menyusul Aron menuju alam mimpi. Tapi ketika keluar dari kamar mandi, aku dikagetkan dengan Kevin yang berbaring di samping Aron.

“Kenapa mandi disini? Kenapa nggak mandi dikamar kita?”aku tersenyum meremehkan.

“Kamar kita? Sejak kapan kamar kamu dan Vina menjadi kamar kita, maaf aku nggak mau menggunakan bekas saudara sendiri” Kata-kata ku memang kasar. Tapi ini salah satu cara agar Kevin sadar dimana tempatnya. Dia menatapku tajam, aku menatapnya balik dengan menantang.
Dia menghela nafas panjang, mungkin dia sedang tidak ingin berdebat dengan ku saat ini.

“ Jadi kamu mau kita ganti kamar?” aku mengangkat satu alis “nggak perlu, kamu bisa tetap tidur dikamar itu dan aku akan tidur dikamar ini dengan Aron. Dan jangan lupa dengan perjanjian kita Kevin, tidak akan ada kita dalam hubungan ini. Cuma ada aku sama kamu yang bebas. Jadi sekarang bisa kamu keluar, aku mau istirahat” dia menatapku dengan penuh arti.

“Apa sebegitu bencinya kamu sama aku?” tanya nya lirih. Aku memandang nya sinis.

"Buat apa aku benci kamu cuma buang-buang waktu, membenci hanya untuk orang yang masih punya hati. Sedangkan hatiku sudah mati sejak 2 tahun lalu” jawabku datar.

Aku memutuskan melangkah menuju tasku untuk  mengambil gawaiku. Tapi langkahku terhenti ketika ada tangan yang menarik ku dan mendorongku ke tembok.

“Kevin kamu apa-apaan?”marahku padanya.

“Mari kita buktikan Ven, apakah hati kamu masih ada atau tidak!”setelahnya dia langsung menyesap bibirku dengan rakus. Aku memukul dadanya, tapi pukulan ku sama sekali tidak berpengaruh. Aku memutuskan untuk diam dan memejamkan mata, membiarkan dia menciumku sesukanya. Tanpa terasa air mataku menetes dari balik mataku yang terpejam. Hal itu berhasil menghentikan Kevin.

“Maaf...”liriknya. Dahinya menempel di dahiku, dengan tangan yang mencoba menghapus air mata ku.
Aku membuka mataku menatapnya dengan pandangan terluka yang tak kusembunyikan.

“Apa kalian semua puas kalau sudah membuatku menangis dan terlihat lemah? ..., apa aku nggak berhak bahagia? Kalian selalu menggunakan ku untuk menutupi luka dan masalah kalian tanpa mau peduli pada luka yang aku rasakan.” bisikku lirih sambil terisak. Aku mencoba melepaskan diri, tapi tubuhku semakin di dekap erat.

“Aku bisa menjelaskan semuanya Star, semua ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Beri aku kesempatan Star....” tubuhku menegang mendengarnya memanggilku star.

Aku merasakan pundakku basah dan bahu Kevin bergetar. Kevin menangis.

“Apalah artinya semua penjelasan, kalau semuanya sudah terjadi. Karena waktu tidak bisa diulang kembali Sam...” bibirku secara spontan memanggil nama depannya. Nama yang mengingatkanku akan kesakitan yang harus aku tanggung selama ini.

“Maafkan aku sayang, maaf.... Kamu bisa menghukumku seumur hidupku tapi jangan pernah berpikir untuk pergi dari ku star...”pintanya tulus.

Kami saling meluapkan emosi yang terpendam dengan menangis. Hingga suara tangis Aron memecah momen haru itu. Aku langsung melepaskan pelukan Kevin, dan berjalan menuju Aron.

“Ada apa sayang, Aron haus hem? Ayo kita minum susu dulu”aku menggendong Aron menuju meja dimana susu Aron aku buat. Aku menimang nya sambil memberi susu, kegiatanku ini tidak lepas dari pengawasan Kevin.

Aron tidur kembali dalam gendongan ku. Aku tersentak kaget ketika ada yang memelukku dari belakang, siapa lagi kalau bukan Kevin. Aku tidak mungkin berontak atau berteriak karena aku sedang menggendong Aron.

“Maaf sayang.... Biarkan seperti ini sebentar saja, aku ingin meyakinkan diriku bahwa kamu sudah menjadi milikku lagi dan Aron” bisiknya ditelingaku.

“Luka yang kalian buat mungkin sudah kering tapi bekasnya tidak akan pernah hilang. Jadi jangan berharap lebih di pernikahan ini, saat ini aku memposisikan diri sebagai ibu pengganti untuk Aron. Aku belum bisa memposisikan diri sebagai isteri pengganti” balas ku sama lirih nya, karena tidak mau Aron bangun. Pelukan Kevin semakin mengerat.

“Kamu bukan pengganti siapapun Star, kamu seseorang yang berarti dari dulu sampai sekarang di hati aku” aku tersenyum sinis.

“Kalau aku berarti kamu nggak mungkin mengorbankan perasaan ku”

“Aku punya penjelasan tentang itu star...”

“Dan saat ini aku nggak ingin mendengar penjelasan kamu, tolong lepasin aku biar Aron bisa aku tidurkan. Aku juga butuh istirahat Kev. Satu lagi jangan memanggilku dengan nama itu. Nama itu hanya mengingatkanku dengan  luka”kataku datar. Dengan berat hati pelukannya di tubuhku dilepaskan.

Aku meletakkan Aron dengan hati-hati di tengah Ranjang. Aku memposisikan diri ingin tidur di samping Aron, ketika runguku menangkap suara Kevin “Ijinkan aku tidur disini malam ini Ven, aku janji nggak akan menyentuhmu tanpa ijin”aku memandang nya lekat sebelum menghela nafas panjang.

“Terserah”  kataku dengan pasrah.

Kevin langsung membaringkan tubuhnya disisi ranjang yang lain di samping Aron. Aku memejamkan mata, berusaha tidak perduli dengan keberadaannya, karena tubuh dan jiwaku benar-benar lelah. Aku butuh istirahat. Hingga alam mimpi benar-benar menjemputku.

TBC

Udah mulai terungkap bahwa mereka pernah punya masa lalu.

Masa lalu seperti apa kira-kira?
Tunggu di bab selanjutnya.

Semoga bisa menghibur buat jang baca, jangan lupa tinggalkan jejak 😉


Enjoy

9 Februari 2020

SURROGATE MOTHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang