SM - 4

27.1K 1.8K 30
                                    

Yuk baca dan ramaikan vote dan coment nya 🙂🙂🙂

Selamat Membaca

🎄🎄🎄

Hari ini aku kembali bekerja setelah satu minggu penuh menyepi. Sekarang Aron sudah punya baby sitter, jadi aku tidak perlu khawatir.

Sedangkan Kevin dia benar-benar ikut pindah ke Kota yang aku tempati, tapi dengan syarat aku harus mau tinggal di rumah yang dibeli Kevin. Entah kapan laki-laki itu membeli rumah, tapi karena jaraknya dari rumah sakit tempatku bekerja tidak jauh aku setuju saja. Jadi aku masih bisa memantau Aron kalau sedang senggang.

Aku berjalan santai menuju ruang Poli kandungan, karena hari ini jadwal ku praktek di ruang Poli.
Langkah ku terhenti ketika lenganku dicekal, aku menoleh untuk melihat siapa pelakunya.

"Kita harus bicara Ven", aku menghela nafas panjang. Masalah ku dengan Kevin sudah membuat kepalaku hampir pecah, sekarang si brengsek Rendi malah muncul menambah masalah. Aku menghentak kasar tangannya agar cekalannya terlepas.

"Nanti dokter Rendi, sekarang saya harus praktek di Poli, pasien saya sudah menunggu, permisi" tanpa menunggu jawaban Rendi, aku berlalu dari hadapannya.

Ya Tuhan kenapa malahan dalam hidupku datang secara bersamaan.?

🎄🎄🎄


Hari ini pasien di poli benar-benar ramai. Aku melirik jam sudah jam dua, jam praktek poli sudah selesai.

Aku memijit pangkal hidung karena merasa kepalaku agak pusing. Tiba-tiba pintu ruangan terbuka menampilkan laki-laki yang sebenarnya malas aku temui.

"Masih ada pasien lagi Ci?"aku bertanya pada Cita yang ada di belakang Rendi.

"sudah tidak ada dok,"jawabnya sopan

"Kalau begitu kamu tunggu dulu diluar ya sebentar jangan pergi kemanapun," pintaku tegas. Aku hanya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, setidaknya jika ada Cita aku bisa minta bantuan kalau situasi diluar kendali. Dia memandangku bingung tapi tetap menganggukkan kepalanya.

"Apa yang mau kamu bicarakan Rendi?" atensi ku sekarang beralih pada pria di depanku. Aku memandang Rendi datar.

"Aku mau minta maaf Ven untuk yang kamu lihat kemaren."aku menghela nafas panjang.

"Aku udah maafin kamu Ren, karena membenci kamu pun nggak ada untung nya"jawabku datar. Aku benar-benar tidak membenci Rendi, cuma sedikit kecewa. Aku sadar perasaan ku terhadap Rendi hanya sebuah ketertarikan berlandaskan kenyamanan. Karena nyatanya cintaku sudah terkubur sejak dua tahun lalu oleh rasa sakit dan kecewa.

"Berarti hubungan kita, masih bisa diperbaiki kan Ven. Aku mohon beri aku kesempatan Ven, aku janji nggak akan selingkuh dari kamu lagi"aku tersenyum sinis.

"Jangan salah faham Ren, aku memang sudah memaafkan kamu, tapi untuk kembali menjalin hubungan sama kamu aku nggak bisa. Kamu tahu aku seperti apa, sekali disakiti akan sangat sulit untuk kembali. Jadi saat ini hubungan yang bisa aku tawarkan hanya sebatas pertemanan Ren"

"Aku tetap nggak mau putus dari kamu Ven, kamu boleh marah sama aku tapi aku nggak akan melepaskan kamu?"dia menatapku tajam. Aku hanya menatapnya datar. Benar-benar laki-laki brengsek.

SURROGATE MOTHER (END)Where stories live. Discover now