[04]

22K 2.8K 1.3K
                                    

Akaashi baru saja selesai minum teh di ruang tengah.

Ditemani teh hijau dengan nanohana no karashiae kesukaannya adalah kombo terbaik.

Dan jangan lupakan istri tetcinta yang duduk manis disebelahnya dengan buku literatur yang dijanjikan Akaashi.

"[Name], kau suka buku yang kubelikan?"

[Name] mendongak. Ia tersenyum sambil mengangguk.

"Aku suka sekali! Terima kasih ya!"

Akaashi tersenyum, dielusnya kepala [Name] yang kembali menunduk membaca buku.

Sang istri memang maniak buku. Sejak SMA hal itu sudah tertanam dalam diri Akaashi [Name].

Dan hal itu menjadi daya tarik Akaashi sampai jatuh cinta pada si cantik didepannya.

Biarpun kadang [Name] suka lupa waktu saat membaca, setidaknya dia tetap merespon apa yang diminta Akaashi.

"Sudah baca sampai halaman berapa?" Tanya Akaashi.

"3 lembar lagi selesai."

Padahal usia buku masih 3 hari namun buku itu hampir selesai dibaca. Tak perlu kaget, Akaashi sudah terbiasa dengan hal itu.

"Aku punya bacaan lagi untukmu. Tapi ini komik." Ujar Akaashi.

[Name] mendongak dengan iris berbinar. Apapun bukunya yang penting dibaca.

"Manga terbaru dari kantor baru saja rilis semalam. Dan aku mendapat sampelnya."

Akaashi berjalan menuju rak didepan TV, lalu mengambil sebuah buku tipis bercover ikemen.

"Ini, bacalah. Ceritanya tentang seorang yang berjuang untuk menjadi pemain voli terbaik."

[Name] berbinar. Diterimanya manga dengan cover menarik itu lalu diterjangnya Akaashi dengan riang.

"Terima kasih , Keiji-kun! Kau begitu perhatian!"

Akaashi memeluk sang istri kemudian mencium keningnya.

"Anything for you , Akaashi [Name]."

...

Sayangnya, keputusan Akaashi memberi komik itu pada sang istri tak sepenuhnya benar.

[Name] memang tetap memenuhi kebutuhan sang suami. Semua, tak terkecuali.

Hanya saja wanita itu menjadi unresponsive karena terlalu sibuk membaca setiap hari.

Dan tentu saja hal itu membuat Akaashi terserang migrain dadakan.

'Apa [Name] tertarik dengan pria dimensi lain itu ya..' batinnya sambil melirik [Name] yang ceria menatap komik.

Dan terbukti, hari Minggu ini, [Name] benar-benar terlihat cuek. Ia sesekali tak menyahuti panggilan Akaashi.

"Hari ini manganya update, kan?" Tanya [Name] bersemangat.

Akaashi menghela nafas , "Sebegitu suka ya?"

"Iya! Aku paling suka karakter yang mirip dengan burung hantu itu! Dia seperti Bokuto-san!"

Oh si yang satu itu. Ya dia memang keren.

"Dan lagi yang satu dengan rambut hitam seperti rambut tidur. Dia sedikit menyebalkan tapi dia keren!"

Akaashi menghela nafas. Sang istri tak kunjung berhenti membahas tentang makhluk yang tak ada.

Sebal ? Tentu saja.

Cemburu? Apalagi.

Ia bangkit dari duduknya di sofa lalu mencengkram kedua tangan [Name].

"Hei, bisakah kau berhenti membicarakan orang yang tak ada?"

[Name] membatu. Kata-kata Akaashi begitu intens.

"Kau tidak boleh menyukai mereka [Name]. Kau.. hanya boleh menyukai ku."

[Name] diam. Hanya reflek datang entah darimana membuatnya mengangguk pelan.

"Ba-baik."

===

"Dan kau tidak boleh membaca manga itu lagi. Aku akan beri yang lain."

"E-EH !? KENAPA!?"

"Tentu saja karena isinya laki-laki semua."

wife; akaashi keiji[✓]Where stories live. Discover now