[08]

17.5K 2.4K 281
                                    

"Akaashi!"

Mata Akaashi beralih dari komputer di meja kerjanya. Ia menoleh ke kanan dan melihat seorang pria bersurai gondrong sampai menyentuh bahu.

"Ada apa , Udai-san?" tanya Akaashi.

"Desain karakter buatanmu bagus sekali! Kau dapat referensi darimana?"

Akaashi diam sesaat, kemudian berbicara setelah jeda 10 detik.

"Dari istriku. Dia suka membaca bermacam buku jadi dia membantuku." Jawab Akaashi sambil mengetik sesuatu dari komputernya.

"Oh dari [Name]-chan-san ya!" Udai mengangguk-angguk. Ia melihat kertas berisi desain karakter yang sedari tadi ia genggam. Alisnya sedikit mengernyit melihat gambaran Akaashi.

Akaashi yang menyadarinya langsung bertanya, takut atasannya itu tak menyukai gambarannya.

"Apa ada yang salah ?"

Dengan cepat Udai menggeleng, "Ah tidak. Bukan apa-apa." Disimpannya kertas itu.

"Ngomong-ngomong, hari ini boleh aku mampir kerumahmu?"


_____

"Aku pulang."

"Selamat datang , Keiji-ku- Oh! Ada Tenma-san!"

[Name] menyambut sang suami dengan sumringah. Dan wajahnya berubah menjadi lebih cerah ketika melihat Udai disamping Akaashi.

"Yo, [Name]-chan-san! Sudah lama tidak ketemu ya!" sapa Udai ramah sambil memperhatikan [Name].

"Iya ya! Terakhir kali waktu ada pameran manga terbaru!" [Name] mengingat kejadian terakhir ia bertemu Udai. Dan itu terjadi ketika ia belum menikah.

"Hari ini ada proyek yang akan kubicarakan dengan Udai-san , tolong masakkan makan malam nya ya." pinta Akaashi lembut sambil mengelus surai [Name].

'Wah, melihat Akaashi bersikap lembut adalah momen langka.' batin Udai melihat couple didepannya dengan gemas.

"Siap kapten! Aku akan siapkan minumannya dulu. Udai-san , aku permisi dulu. Kita mengobrol lagi nanti!" [Name] membungkuk lalu masuk sambil membawa tas Akaashi.

"Ah iya. Silakan."

Kini partner kerja itu tengah berada di ruang tengah. Ditemani teh yang baru dibawakan [Name], mereka mulai berdiskusi.

"Akaashi, aku merasa sebaiknya plotnya kita ubah sedikit." ujar Udai sambil menyeruput teh.

"Hm? Kenapa mendadak? Ada yang salah, ya?"

Udai menggeleng, "Bukan begitu. Aku hanya merasa jalan ceritaku dengan gambar karakternya kurang sesuai."

'Oh, jadi soal karakter, toh.' batin Akaashi. "Jadi plotnya harus diubah seperti apa?"

Udai menatap kertas gambaran Akaashi. Ia memperhatikan setiap detail tubuh , iris mata dan model rambut. Kok rasanya de javu?

"Kita ubah jadi sedikit romansa, bagaimana?"

"Huh?"

Sesaat sebelum melanjutkan percakapan, [Name] datang lagi dengan sepiring kue kacang.

"Ini, Udai-san. Silakan." ujar [Name] lembut.

"Oh, terima kasih! Maaf merepotkan." Diambil nya sekeping lalu dimakan.

"Resep baru?" tanya Akaashi.

"Hu-um! Aku dapat dari buku istrinya Kozume-san!" [Name] duduk didepan Akaashi sambil mengangguk-angguk.

"Baru belajar? Whoa, rasanya enak." komentar Udai sambil mengacungkan jempol.

[Name] merona. Akaashi tersenyum, tangannya terulur lalu mengelus kepala sang istri dengan lembut.

"Otsukare, istriku yang cantik."

Biasanya tamu akan berkomentar kalau tuan rumah sedikit kurang pantas didepan mereka, tapi..

Udai malah berbinar-binar sambil mencoret sesuatu di kertas plotnya.

===

"Baiklah Akaashi! Ku putuskan akan mengganti plot dan genrenya sekaligus!"

"Hah? Apa-apaan itu?"

"Aku baru sadar kalau karakter yang kau lukis itu dirimu dan [Name]-chan-san!"

"E-eh? Aku?"

wife; akaashi keiji[✓]Where stories live. Discover now