[07]

18.2K 2.4K 482
                                    

"Aku pulang.." 

Jam dirumah keluarga Akaashi mengarah ke pukul 8.30. Cukup larut untuk seorang editor pulang dari kantornya.

"Selamat datang , Keiji-kun." [Name] datang menyambut dengan sehelai apron di tubuhnya.

Akaashi tersenyum. Ia menjatuhkan tasnya lalu menghambur ke sang istri seakan-akan tak bertemu bertahun-tahun lamanya.

"Ah, aku merindukanmu." gumamnya sambil menenggelamkan kepalanya di dada [Name].

"P-padahal kita hanya berpisah selama 9 jam." [Name] merona sambil mengelus rambut acak-acakan itu.

"Itu sangat lama, tau."

Akaashi mendengar jelas degup jantung [Name] yang semakin cepat kala ia mendusel seperti bayi. Beberapa detik kemudian baru ia melepas pelukannya.

"Sepertinya hari ini aku akan begadang. Pekerjaan di kantor kubawa pulang karena akan lebih nyaman bekerja di rumah." jelas Akaashi sambil melepas kacamatanya.

"Begitu, ya. Baiklah , aku akan siapkan makan malam mu. Air hangatmu sudah selesai, mandi saja dulu ya."

Akaashi mengangguk , ia meregangkan ototnya lalu berjalan ke kamar mandi. Dilihatnya [Name] mulai sibuk berkutat di dapur. Pemuda itu menghentikan langkahnya,

"[Name].." panggilnya.

"Iya , Keiji-kun?"

"Kau tak mau ikut-"

"Tidak , terima kasih!" 



_____



Segelas kopi diseruput pelan-pelan. Akaashi menghela nafas sambil mengutak-atik laptopnya. Berkali-kali menggeser kursor sambil mengetik sesuatu.

[Name] duduk disebelahnya. Menemani sang suami begadang adalah salah satu hal kesukaannya. Dengan sepiring cheesecake dan segelas susu hangat , [Name] siap menemani Akaashi sampai akhir hayat- maksudnya sampai selesai mengerjakan tugasnya.

"Kok plotnya jadi agak beda ya?" tanya [Name] sambil melihat beberapa lembar kertas berisi plot. Sebelumnya ia pernah melihat itu juga.

"Oh , itu. Udai-san bilang lebih cocok plotnya begini. Soalnya cocok dengan gambaran karakternya." jawab Akaashi sambil mencomot onigiri di piring.

[Name] mengangguk , "Sa-salahmu juga kenapa harus menjadikanku referensi." Rona pun muncul dipipinya.

"Tentu saja. Kau cantik, postur tubuhmu bagus , perawakanmu juga lembut." jawab Akaashi. "Sempurna."

[Name] menghela nafas berat. Jantungnya benar-benar tak sehat jika disamping Akaashi.

"A-a-aku ke dapur dulu. Aku harus membereskan dapur."

[Name] dengan cepat melangkah kedapur lalu menstabilkan detak jantungnya. 

"Keiji-kun menyebalkan. Dia jadi suka menggoda semenjak menikah."

Akhirnya wanita itu memutuskan untuk membereskan dapur. Mencuci piring , menyusun lemari penyimpanan , merapikan isi kulkas lalu menyapunya.

Hampir 1 setengah jam ia melakukannya. Sampai akhirnya [Name] selesai dengan pekerjaannya dan kembali ke ruang tengah.

'Keiji-kun sudah selesai belum, ya?' batinnya. Kemudian mengintip 

Dan mendapati sang suami terlelap diatas tumpukan kertas tebal.

[Name] tersenyum. Didekatinya sang suami dan ditatapnya layar laptop yang menampilkan gambar karakter yang 100% mirip dengannya.

"Sudah selesai, ya."

Sehelai selimut dilebarkan sampai menutupi seluruh tubuh nya dan Akaashi.

"Otsukare, Keiji-kun." Kecupan didaratkan di pipi Akaashi.

wife; akaashi keiji[✓]Where stories live. Discover now