Aqua Virgo

🌼 Melukis 🌼

Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.

Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja. Seperti kanvas, kertas, papan dan bahkan film didalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam dengan syarat bisa memberi imajinasi tertentu kepada media yang digunakan.

Secara hitoris, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyong manusia telah mulai menbuat gambar pada dinding-dinding gua untuk menceritakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan mengunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwarna-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar dan selanjutnya lukisan untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.

Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat diatas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi matra (dua dimensi, domensi datar)

Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan ini sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proposisi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang dianggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.

Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan lebih tanpak menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan mengambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan melukis.

Seni Italia 

“Seni Italia” dikembangkan disemenajung Italia sejak zaman prasejarah. Selama Kekaisaran Romawi, Italia berada di pusat budaya seni yang untuk pertama kalinya menciptakan bahasa universal homogeny bagi dunia Eropa dan Mediterania. Dalam beberapa periode, Italia adalah Negara arsitik paling maju di Eropa.

Seni abstrak dan seni konseptual

Abstraksionisme dan Seni Konseptual ada di Italia, antara lain, eksponen ini : Ibrahim Kodra, Alberto Burri, Carla Accardi, Osvaldo Licini, Emilio Scanavino, Piero Manzoni, Roberto Crippa, Lucio Fontana, Giannino Castigliomo dan masih banyak lagi nama-nama para pelukis yang melakukan Seni Abstrak dan Seni Konseptual.

Seni Kontemporer

Venice Biennale dan Rome Quadrennial adalah tahap paling penting untuk seni komtemporer Italia. Untuk ini harus ditambahkan Milan Triennale yang secara institusional mengusulkan bidang tindakan yang lebih luas dengan berinteraksi industry, dunia produktif dan seni terapan. Di antara para seniman generasi baru, Umberto Petticchio, Maurizio Cattelan, Salvatore Garau dan Mimmo Paladino yang telah menerima pengakuan internasional.