Bab 13

3.4K 137 0
                                    

Tidak ada manusia yang benar-benar buruk. Kita hanya belum paham bagaimana cara mereka mencoba bertahan.

🍃


Butuh waktu sekitar 40 menit untuk Gravie bersiap-siap sebelum berangkat ke sekolah. Kini tangannya memasukkan beberapa buku tulis dan keperluan 'penting' lainnya yang harus selalu sedia di dalam tasnya.

Selesai. Gadis itu mengenakan tas sekolahnya kemudian kembali bercermin untuk memastikan kembali penampilannya, ia tersenyum.

Perfect!

Gravie meraih ponsel diatas kasur kemudian membuka kamera, ia mengambil beberapa foto wajahnya dengan gaya berbeda. Setelahnya, tentu saja ia memposting fotonya ke instagram.

Ibu jarinya mengetikkan caption tanpa perlu berpikir panjang

Hello saturday, i'm ready back to school!!!

Setelah foto berhasil terkirim,
seperti biasa, notifikasi langsung memenuhi ponsel Gravie. Komentar pujian dan sanjungan mulai bermunculan.

Ia mengabaikannya.

Langkah Gravie melambat ketika mencium aroma masakan, dahinya seketika mengerut. Pasalnya Bi Sri, asisten rumah tangga yang bertugas memasak dan menyiapkan susu untuk gadis itu tidak biasanya memasak untuk sarapan.

Toh, Gravie tak pernah sekalipun memakannya karena ia hanya ingin sarapan dengan roti tawar dan selai coklat kesukaannya.

Tapi pagi ini, apa yang menjadikannya berbeda?

Gadis itu kembali melanjutkan langkahnya.

"Oh ada tamu ternyata.." Ia berujar setelah menemukan ada orang lain yang menempati meja makannya.

"Gravie! Siapa yang kamu sebut tamu?"

"Ups," Gadis itu memegang mulutnya lantas membungkuk berlebihan seolah menyesali ucapannya, "Mianhae Appa."

Domio menggelengkan kepala tak habis pikir, "Ngomong apa kamu. Duduk!"

Bi Sri yang telah selesai menyiapkan makanan izin kembali ke dapur, sementara Gravie menduduki bangku tepat di hadapan wanita anggun yang kini tengah memangku seorang balita.

Gadis itu memandang keduanya tak suka. Selama anak dari pernikahan ayahnya dan Wina lahir, tak sekalipun Gravie berniat menyentuh adik tirinya itu apalagi setelah mengetahui anak itu berjenis kelamin sama dengannya.

"Papa udah denger tentang kejadian kemarin pagi." Ayah Gravie membuka obrolan sembari menikmati nasi goreng selagi hangat.

Gadis itu mengambil dua lembar roti yang telah tersedia, "Oh ya? Dari versi yang mana nih?"

"Gravie, dengarkan dulu."

Gadis itu masih ogah-ogahan.

"Mami kam-- ah maksud Papa Wina saat ini kan sedang belajar nyetir sendiri, supir yang biasa di rumah udah berhenti kerja sejak dua bulan lalu. Papa tau ini bahaya seandainya terjadi sesuatu, dan kalau saja bukan kamu--"

"Ah, jadi maksud papa kalo aku yang ketabrak bukan masalah gitu?"

"Papa nggak ngomong gitu. Kalau saja yang nyaris tertabrak itu bukan kamu mungkin papa nggak bakal tau kalau ternyata Wina belum cukup mahir buat nyetir sendiri.."

Gravie melirik ibu tirinya yang masih diam itu, "Emang dasarnya bego."

"GRAVIE!!"

Tangis gadis kecil di pangkuan Wina seketika pecah mendengar suara bentakan ayahnya, wanita itu sontak menepuk-nepuk punggung kecilnya sembari mengucapkan kata-kata menghibur.

DERRY : manusia tanpa cinta [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ