Manusia Tanpa Cinta | Bab 66

2.3K 119 12
                                    

Karena kamu tidak pernah tahu hal apa yang telah dipersiapkan untukmu..

.

Kriettt

Gravie membuka mata mendengar suara pintu terbuka, ia yang tadinya tengah tertidur di lantai sontak segera bangkit.

"Mami!"

"Sttt.." Wina mengendap-endap masuk ruangan, seketika anak sambungnya itu memeluknya erat.

Gadis itu terisak pelan, "Mami, please biarin aku keluar.. a-ku nggak mau di si-ni.."

Wanita dengan piama abu-abu itu mengusap lembut rambut Gravie, untuk pertama kalinya ia merasakan pelukan gadis itu, "Iya, Mami tau. Maafin papa kamu ya."

Pelukan keduanya terlepas, Gravie mengangguk mengiyakan. Ia tahu sebenarnya maksud ayahnya baik, tapi untuk kali ini ia benar-benar tidak bisa menuruti.

Wina menatap ke luar pintu waspada, kemudian dengan cepat memberikan ponsel Gravie, "Kalau kamu beneran mau kabur, pergi sekarang, sebelum papa kamu bangun."

"Beneran? Tapi nanti.."

"Biar Mami yang jelasin ke papa, semua bakal baik-baik aja. Lakukan apa yang buat kamu bahagia, jangan lupa untuk selalu jaga diri ya.." Wina mengusap pipi Gravie.

Demi apapun, Gravie tidak tahu harus berkata apa lagi. Ia baru menyadari bahwa ternyata ibu tirinya bisa sebaik ini.

"Makasih banyak, aku sayang Mami."

"Mami juga sayang kamu."

Setelah berpelukan singkat, Gravie segera melangkah menuju luar rumah. Dibantu Wina tentunya.

"Pake jaket ini! Ini uangnya, di persimpangan sana ada pangkalan ojek yang biasanya udah mangkal jam segini. Kamu nggak bisa bawa mobil, takut papa kebangun."

"Oke Mami, makasih banget."

Gadis itu merapatkan jaket di tubuhnya lantas segera berlari meninggalkan kediaman ayahnya, jalanan sangat lengang karena ini masih pukul 4 pagi.

Gravie tidak tahu apakah benar sudah ada tukang ojek jam segini, tapi bisa saja. Mungkin ojek itu digunakan untuk orang-orang yang pulang belanja dari pasar untuk dagangannya, atau mungkin yang bekerja jauh. Entahlah.

Udara yang dingin membuat otot kaki gadis itu mulai terasa kaku. Ia kehilangan fokus.

"Aw!" Gravie tersungkur ke aspal karena menginjak lubang.

Telapak tangannya tergores namun ia segera kembali bangkit, sedikit lagi, ia hampir sampai.

Gravie sungguh merasa bersalah pada ayahnya, tapi ia benar-benar tidak bisa ikut liburan bersama mereka. Tidak untuk saat ini.

"Neng! Kenapa lari-larian? Kayak di kejar hantu aja."

Gravie terhenti mendengar seseorang berujar, matanya seketika berbinar menatap papan bertuliskan pangkalan ojek.

"Huaa.. akhirnya nyampe juga.." serunya hampir histeris.

Tiga tukang ojek di sana saling melempar pandangan heran.

Gadis itu belum pernah naik ojek, tapi untuk kali ini ia dengan senang hati melakukannya.

"Pak, cepetan anterin!"

***

Dera menjauhi loket setelah menukarkan 4 buah e-tiket menjadi yang asli, matanya menatap ke sekitar sebelum akhirnya duduk di sebelah cowok yang tampak santai.

DERRY : manusia tanpa cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang