Chapter 1 : Stray

762 88 6
                                    

Dari ribuan arwah di daerah ini, mungkin Sana lah yang paling lama tinggal disini. Pernahkah kalian mendengar tentang arwah yang ribuan tahun bertahan di bumi karena sebuah dendam? Kini Sana tahu itu hanya mitos. Dia baru bertahan 5 tahun di bumi tapi sudah menyandang rekor paling lama bertahan.

Dalam lima tahun, Sana mengenal banyak arwah. Melakukan komunikasi layaknya manusia, dan berteman. Namun itu tak berjalan lama karena waktu mereka menyeberang lebih cepat daripada dirinya.

Malaikat maut mengatakan padanya kalau urusan mereka di dunia sudah selesai. Tapi kenapa dirinya tidak segera menyeberang? Padahal ia rasa ia tak memiliki masalah yang serius di bumi.

Dan kini ia mulai kesepian, ia tak bisa bergerak dari tempat yang mengurungnya tempo hari. Seseorang telah memasukkannya ke dalam sebuah liontin. Ia sangat kesal dengan itu, apa orang ini mengiranya sebagai iblis? Atau setan yang mengganggu manusia? Dia bahkan tak bisa menyentuh mereka.

"Dasar orang ini! Enak saja dia mengurungku disini."

Sana tak bisa melihat kondisi di luar jika berada di dalam sini. Tentu saja sangat menyebalkan bukan? Yang hanya bisa ia lihat hanyalah langit-langit berwarna hijau. Bahkan semua yang ada disini berwarna hijau seperti warna liontin ini. Setidaknya ia bisa bernadai dan memikirkan banyak hal disini.

"Liontin ini memiliki seorang penunggu dari dinasti han. Seorang Ratu yang meninggal dalam sebuah peperangan, liontin ini akan membawa keberuntungan bagi keluarga anda tuan... 3000 dollar saja." Sana mendengar ucapan si pemilik kalung dari dalam liontin. "Ternyata orang ini ingin menipu orang lain ya? Dengan menjual benda tak berharga ini dengan harga mahal."

"Benarkah? Ukiran-ukiran liontin ini juga nampak berasal dari dinasti Han. Sangat kuno dan menarik. Kurasa dia Ratu yang membawa kemakmuran." kata orang yang tengah berdiskusi dengan si pemilik kalung itu.

"Beginilah, jika orang bodoh menipu orang bodoh. Bahan liontin ini saja, terbuat dari plastik." Sana tak habis pikir dengan manusia-manusia ini.

"Hei tuan! Bisa lepaskan aku dari sini?!" teriak Sana dari dalam yang hanya bisa di dengar oleh si pemilik kalung.

"Sepertinya arwah dari yang mulia ingin segera memuliakan keluarga anda tuan." lagi-lagi si pemilik kalung membuat alasan yang membuat Sana sakit kepala.

"Hei lepaskan aku... Atau aku akan keluar dengan paksa dan membuat semua orang ketakutan?!" teriak Sana lagi cukup membuat si pemilik kalung cukup goyah, namun ia masih mencoba bersikap alami.

"Kalau begitu aku akan membelinya tuan... Akan kuberikan kepada menantu ku supaya hidup keluarga nya bahagia." pria yang akan membeli memberikan sebuah koper berisi uang kepada si pemilik kalung. Dan sepertinya, kini Sana telah berganti pemilik.

"Ah... Menyebalkan."

*

Liontin hijau itu diberikan si pria kaya kepada menantu nya. Sana diberi sesaji setiap hari, walaupun itu benar-benar tidak mempengaruhi apapun.

"Yoongi Oppa selamatkan aku..." Yoongi? Dialah si malaikat maut. Mereka berteman sejak Sana bergentayangan walaupun sebenarnya hanya Sana yang menganggapnya teman karena Yoongi tak pernah berekspresi apapun karena kedekatan mereka.

Dan dugaan Sana tepat, Malaikat itu datang dengan jubah hitam khas nya. Padahal ia sudah memanggilnya berulang kali tempo hari, kenapa baru datang sekarang? Sungguh menyebalkan.

"Hm."

"Lepaskan aku dari sini... Ini benar-benar menyiksaku." Sana memohon setelah mendengar deheman pendek nya.

"Aku tidak bisa membantumu dalam hal itu." jawabannya dengan nada datar yang membuat Sana kesal.

"Ayolah... Jangan berbohong. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh malaikat maut?"

"Aku tidak bisa menghidupkan ornag mati kembali dan melepaskan mu dari benda itu."

"Wae??? "

"Benda itu memiliki segel iblis, hanya bisa terbuka oleh api."

"Kalau begitu... Bawa aku ke Neraka, aku akan lepas disana." Sana benar-benar kehilangan harapan.

"Apa kau bodoh? Jika aku membawamu kesana? Kau tak akan bisa kembali. Apalagi urusan mu di dunia belum selesai, aku bisa mendapatkan masalah nanti." untuk pertama kali nya, malaikat tak punya hati itu berbicara panjang lebar kepadanya. Dan itu cukup membuat Sana terharu.

"Oppa, jebal... Bantu aku..." dan Sana memohon dengan nada yang merendah. Ia kira hati Yoongi bisa tergerak karena itu? Tidak.

"Tidak! Aku sibuk." malaikat itu hilang dalam sekejap.

"Tidak bisa diharapkan. Astaga aroma asap ini benar-benar tidak sedap walaupun aku tidak bisa merasakan udara masuk ke Indra penciuman ku."

"Siapapun, tolong lepaskan aku... Huwa...." Sana menangis, ia tidak suka dikurung.

Pada akhirnya ia terlelap, hanyut dalam mimpi abstrak nya yang hanya berwarna hitam dan putih.

*

Tak lama kemudian Sana terbangun karena tempat yang ditiduri nya goyah. Ia rasa pemiliknya tengah membawanya saat ini.

"Kita harus bakar kalung ini, supaya nyawa anak kita tidak diambil oleh malaikat maut." ujar si pemilik membuat Sana tersenyum lebar.

"Yoongi Oppa, dia benar-benar menolongku dengan menakuti mereka. Gomawo~"

Dan benar saja, keluarga kaya itu telah menyiapkan pembakaran di halaman rumahnya lalu melempar liontin itu kedalam api yang berkobar.

Tak lama kemudian Sana terlepas, dan langsung lari dari sini. Ia yakin keluarga ini akan segera menuntut si penjual liontin.

Saat sudah di jalanan, kini ia mulai kebingungan.

"Dimana ini? Ini bukan Seongbuk." Sana mulai berjalan menyusuri kota yang tak nampak asing itu. Sampai ia melihat sebuah toko yang nampak tak asing di mata Sana.

"Jangan-jangan, ini... "

Ia mulai mempercepat langkahnya, mencoba memastikan sesuatu. Dan yang benar saja, ia berhenti di depan sebuah gedung sekolah bertuliskan SMA Anamdong.

Air matanya menetes, ia melihat banyak murid yang berseragam seperti miliknya dulu. Bermain dengan teman-teman nya disana.

Ia tersenyum melihat mereka semua bahagia, walaupun ia tak terlalu tahu siapa mereka. Karena seharusnya ia sudah lulus 5 tahun yang lalu.

Ia berjalan di lorong-lorong sekolah, melihat kelas-kelas yang cukup ia rindukan. Dan sebuah nama tiba-tiba masuk ke dalam otak nya.

"Jeon Jungkook."

Ia berjalan menuju papan pengumuman dan melihat hasil kelulusan 4 tahun lalu yang masih di pajang disana.

"Lulusan terbaik. Dia hebat."

Sana tersenyum walaupun air matanya masih mengalir. Walaupun ia sudah kembali ke kota nya dulu, tapi ia tak akan bertemu Jungkook.

Kenapa? Karena Jungkook selalu berkata padanya. Jika ia menjadi lulusan terbaik, ia akan menempuh pendidikan di Inggris dan menjadi seorang dokter. Mirisnya, seharusnya mereka pergi bersama kesana. Tapi Sana pergi sebelum pesta kelulusannya yang akan diadakan dua minggu setelah kecelakaan 5 tahun lalu terjadi.

"Bisakah aku bertemu denganmu lagi? Kurasa kau bahkan tak akan mengingatku. Semoga kau bahagia Jungkook-ah"










Tbc!

Udah lama ga buka proyek ini yeay...

Dysphoria [SaKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang