6

8.6K 805 191
                                    

Junkyu terbangun merasakan sinar matahari menerpanya, dia mengernyitkan alisnya dan membuka matanya pelan-pelan. Sinar matahari memang sudah mengintip malu malu dari balik gorden jendela balkon kamar apartemen itu.

Junkyu menyadari ada tangan kekar yang memeluk perutnya dengan posesif. Haruto masih tidur, napasnya terasa naik turun dengan teratur di punggung Junkyu.

Mereka berbaring miring seperti sendok dan garpu, dengan Junkyu membelakangi Haruto berbantalkan salah satu lengan Haruto, sementara lengannya yang lain memeluk Junkyu erat, menempelkan punggung Junkyu sedekat mungkin dengan dadanya.

Mereka telanjang, dan selimut tebal yang seharusnya menyelimuti mereka sudah tertendang oleh Haruto entah kemana. Seharusnya Junkyu kedinginan, tapi tidak, karena Haruto memeluknya dengan begitu eratnya.

Tiba-tiba sengatan rasa bersalah seperti memukulnya, disinilah dia berbaring nyaman dalam pelukan laki-laki yang membelinya. Sementara Noa...

Helaan napas Junkyu pasti membangunkan Haruto karena laki-laki itu terasa mulai bergerak, lalu sebuah kecupan lembut mendarat di pelipis Junkyu.

"Selamat pagi." suara Haruto terdengar serak tapi sarat dengan kepuasan sensual yang dalam.

Tentu saja Haruto puas, dia hampir tidak membiarkan Junkyu tidur semalaman.

Junkyu tidak menjawab, tetapi berusaha menarik selimut yang terlempar jauh di kakinya untuk menutupi ketelanjangannya. Usahanya gagal karena Haruto mempererat pelukannya di pinggangnya sehingga Junkyu tidak bisa bergerak.

"Tidak perlu selimut Sayang. Aku sudah mengenal setiap jengkal tubuhmu secara intim, tak ada yang terlewatkan. Begitu juga sebaliknya hmmm?"

Wajah Junkyu memerah sampai semerah-merahnya, bahkan telinganyapun memerah dan Haruto terkekeh melihatnya. Lalu tiba tiba tawa itu hilang dan Junkyu merasakan gairah Haruto bangkit lagi.

Dengan bingung dia menolehkan kepalanya dan langsung bertatapan dengan mata hitam Haruto yang menyala penuh gairah.

"Lagi?"

Junkyu tanpa sadar mengucapkan ketakjubannya.

Sebegitu cepat Haruto menginginkannya lagi setelah semalam? Hanya Tuhan dan dirinya yang tahu bagaimana bergairahnya Haruto semalam. Junkyu pikir Haruto sudah terpuaskan, tetapi sepertinya dia salah.

"Aku juga tidak menyangka." gumam Haruto parau, "Sepertinya kau akan menjadi penyebab kematianku."

Kemudian Haruto meraih Junkyu lagi ke dalam pelukan penuh gairahnya.

***

Junkyu hampir saja terlambat kerja. Dia menarik napas panjang melihat jam absennya hanya kurang satu menit.

Dengan segera dia melangkah masuk ke mejanya, teman-teman seruangannya sudah mulai sibuk bekerja.

Junkyu pun mulai berkonsentrasi, tapi matanya hanya menatap kosong ke layar komputer. Pikirannya mengingat ke kejadian semalam dan dia mengernyit.

Dia merasa murahan sekali, menjual diri kepada laki-laki itu tetapi terlena dengan rayuannya.

Mau bagaimana lagi, Haruto adalah jelmaan Eros penakluk manusia dengan segala pengalaman dan keahliannya. Sementara Junkyu baru pertama kalinya bercinta.

Tuhan, ampunilah dosa-dosaku. Junkyu memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya sebelum mulai menenggelamkan diri dalam pekerjaan.

"Iya, aku juga tidak menyangka." suara berbisik dua rekan disebelahnya menarik perhatian Junkyu, "Rasanya seperti bukan Mr. Watanabe."

A Romantic Story About Junkyu + Harukyu (✓)Where stories live. Discover now