3. Timber Cruiser

81 8 3
                                    

Masih berhubungan dengan alam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masih berhubungan dengan alam. Kali ini di chapter 3, saya mengambil topik profesi sebagai seorang Timber Cruiser.

Mungkin sudah ada yang pernah dengar istilah ini?

Timber Cruiser adalah sebuah profesi bagi seorang rimbawan.

Sesuai dengan namanya, rimbawan, maka pekerjaannya enggak jauh-jauh dari hutan. Namun, walau bekerja di hutan, enggak semua orang bisa melakukannya. Harus memenuhi spesifikasi tertentu.

Seorang Timber Cruiser harus mempunyai latar belakang pendidikan Sarjana Kehutanan. Tidak hanya itu, ia juga diharuskan memiliki keahlian khusus dalam bidang Ilmu Ukur Hutan, Dendrologi, dan Analisis Statistika. Dan yang lebih penting lagi, harus mempunyai keahlian untuk bertahan (survive) di hutan.

Seperti yang kita tahu, bahwa hutan itu adalah tempat yang tidak mudah kita lalui. Bahkan bagi mereka yang sudah tahu seluk-beluk hutan, tetap saja bahaya di dalamnya tidak mudah diprediksi.

Dalam bahasa Indonesia, Timber Cruiser diartikan sebagai penjelajah tegakan atau penjelajah hutan. Namun yang lebih tepat adalah inventarisasi hutan. Yaitu seseorang yang pekerjaannya mengumpulkan data dan informasi secara sistematis untuk penilaian dan analisis.

Menurut Bell dan Dillworth, Timber Cruising adalah pelayaran atau jelajah kayu. Dalam bentuk paling sederhana, adalah inventarisasi tegakan hutan untuk menentukan jumlah produk yang dapat diturunkan.

Masih menurut Bell dan Dillworh, jelajah kayu merupakan proses pengambilan sampel untuk memperoleh statistik mengenai populasi pohon di daerah tertentu. Di mana prosedur standarnya yaitu mengukur porsi tegakan, dan menganggap bahwa volume rata-rata area sampel sama dengan volume rata-rata seluruh tegakan.

Data-data yang didapatkan dari inventarisasi hutan digunakan untuk perencanaan pengelolaan hutan. Perkiraan nilai dan kemungkinan penggunaan kayu merupakan informasi yang penting. Secara lebih luas diperlukan untuk menjaga ekosistem hutan.

Jadi, Timber Cruiser itu peranannya sangat penting untuk menjaga ekosistem hutan.

Mengapa demikian?

Karena selain melakukan pengukuran dan inventarisasi tentang nilai kayu, seorang Timber Cruiser juga melakukan survei satwa liar untuk menentukan jumlah dan jenis satwa liar di dalam hutan. Mencatat kondisi hutan, misalnya tentang geologi, kondisi lokasi, kesehatan pohon, dan faktor hutan lainnya.

Sejarah

Survei dan inventarisasi pohon-pohon berawal di Eropa pada akhir abad ke-18 karena takut bahwa kayu (sumber utama bahan bakar) akan habis. Informasi pertama disusun dalam peta yang digunakan untuk merencanakan penggunaan.

Pada abad ke-19, sudah dikenal teknik pengkuran. Ditemukan hubungan baru antara diameter, tinggi, dan volume. Penemuan ini memungkinkan penilaian yang lebih akurat.

Semakin berkembang, pada abad ke-20 sudah menggunakan teknologi berbasis komputer yang dikombinasikan dengan kesediaan foto udara dan satelit.

Pemindaian laser baik secara terrestrially (berkaitan dengan tanah permukaan) dan aerially (pengambilan gambar dari udara) dilakukan secara manual. Akibatnya, akurasi pengambilan sampel dan nilai penilaian menjadi lebih akurat dan memungkinkan praktik modern muncul.

KonstelasiWhere stories live. Discover now