5. Hypophrenia

42 6 6
                                    

Pernahkah kalian tiba-tiba merasa sedih, atau tiba-tiba pingin nangis tanpa tahu sebabnya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pernahkah kalian tiba-tiba merasa sedih, atau tiba-tiba pingin nangis tanpa tahu sebabnya?

Padahal saat itu, kalian sedang tidak memikirkan atau mengalami hal-hal buruk?

Ada beberapa orang yang pernah mengalami rasa sedih dan keinginan untuk menangis tanpa mengetahui sebabnya apa. Sedikit aneh jika melihat mood seseorang yang awalnya stabil, tiba-tiba anjlok. Kita yang berada di sekitaranya akan merasa bingung. Terlebih lagi, jika orang tersebut baru saja mengalami hal-hal menyenangkan atau kegiatan normal bersama kita.

Banyak yang beranggapan bahwa hal itu merupakan bipolar. Karena mood dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat. Namun, menurut beberapa pakar, orang yang menangis atau bersedih secara tiba-tiba bukanlah bipolar.

Perasaan sedih dan menangis tanpa sebab itu dinamakan hypophrenia.

Perbedaan hypophrenia dengan bipolar terletak pada fasenya. Jika bipolar mengalami dua fase, yaitu fase mania atau manik (suasana hati sedang bagus) dan fase depresif. Ia akan sangat bersemangat, dan tiba-tiba merasakan depresi yang sangat dalam ketika episode manik berubah menjadi episode depresi.

Sedangkan hypophrenia mengalami satu fase saja. Yaitu mengalami fase di mana penderita merasa sedih dan menangis secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.

Seseorang yang mengalami hypophrenia terkadang juga bingung kenapa tiba-tiba ia menangis. Ia tidak sadar kesedihan apa yang sedang ia alami hingga menangis. Tak jarang, seseorang baru menyadari jika ia menangis tatkala ada air mata yang menetes.

Pemicunya bervariasi. Penyebab yang paling sering ditemui adalah trauma dan rasa sedih karena pengalaman buruk di masa lalu yang dialami penderita. Dan uniknya, penderita gangguan hypophrenia tidak menyadari jika memiliki trauma masa lalu.

Trauma tersebut bisa terkait dengan kenangan masa lalu yang sangat pahit seperti kekerasan, bully, atau pelecehan. Bisa juga dikarenakan kehilangan mendalam seperti ditinggal mati orang yang sangat dicintai atau dikhianati orang terdekat.

Emosi yang terjadi pada seseorang yang mengalami hypophrenia ditunjukkan dengan perubahan emosi yang tiba-tiba, langsung menjadi sedih atau menangis tanpa sebab yang jelas. Emosi yang tiba-tiba tersebut membuat penderita menjadi ketus, sensitif, dan kurang bisa diajak komunikasi.

Adakah dari kalian yang pernah bertemu orang dengan ciri-ciri tersebut? Atau mungkin, kalian sendiri pernah mengalaminya?

Kondisi hypophrenia juga bisa dialami karena faktor kesehatan fisik yang menganggu sistem neurologi yang disebut dengan Pseudobulbar Affect (PBA).

Seseorang dengan riwayat penyakit alzheimer, demensia, stroke, dan parkinson lebih rentan mengalami kondisi ini karena adanya ketidakmampuan mengendalikan emosi. Biasanya orang-orang lanjut usia yang mengalami hal tersebut.

Mereka mengalami kemunduran fungsi otak karena kematian sel-sel otak sehingga terjadi gangguan mental hypophrenia dan marah-marah ala anak-anakk atau ngambek.

Hypophrenia juga bisa disebabkan oleh adanya faktor genetik. Ketika orangtuanya mengalami gangguan mood, anak juga berisiko. Hal tersebut muncul karena masalah neurotransmiter di otak. Ada sesuatu di dalam jaringan otaknya yang mengalami gangguan.

Penyebab lain hypophrenia juga bisa terjadi pada orang tertentu karena dipicu oleh hal-hal berikut:

Rasa khawatir yang berlebihan

Pernahkah kalian merasa cemas dan khawatir akan sesuatu? Hati-hati, ya. Karena rasa cemas dan khawatir secara berlebihan dapat mengalami hypophrenia.

Mengapa demikian?

Orang-orang yang terlalu cemas dan khawatir biasanya nafsu makan berkurang. Sulit tidur atau insomnia. Akibatnya, tubuh menjadi lemah, letih, dan lesu. Kelemahan fisik seperti ini dapat menganggu fungsi otak dan mental. Sehingga akan merasa sedih dan menangis secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas.

Pengaruh hormon

Kebanyakan kasus hypophrenia kerap dialami oleh kaum hawa. Para wanita memiliki peluang untuk mengalami sindrom pramentruasi, gangguan hormon kehamilan, gangguan hormon pil KB, atau gangguan hormon pasca melahirkan. Kondisi tersebut akan memengaruhi keseimbangan hormon sehingga hypophrenia pun terjadi.

Bahaya hypophrenia

Gangguan hypophrenia bisa menyebabkan bahaya bagi penderitanya. Yaitu menurunkan kesehatan jiwa dan pikiran jika dibiarkan saja. Pikiran dan mental akan menjadi kacau jika rasa sedihnya begitu mendalam dan sering.

Bila dibiarkan terlalu lama, beberapa kemungkinan bahaya hypophrenia adalah sebagai berikut:

· Tidak bisa berpikir jernih

· Putus asa

· Mengambil keputusan yang keliru

· Sering sensitif

· Tidak bergairah menjalani hidup

· Emosi yang meluap-luap

· Menjadi pesakitan

· Menyendiri atau mengalami masalah interaksi sosial

· Melakukan tindakan berbahaya

Solusi sementara dari gangguan hypophrenia adalah pengalihan. Penderita bisa mengalihkan perhatiannya pada hal lain agar tidak terpuruk dalam kesedihan tanpa sebab. Terutama hal-hal positif yang sifatnya membangun.

Kedua, membiasakan berbicara kepada orang yang tepat jika perasaan sedang sedih atau galau itu muncul. Dengan cara ini, penderita hypophrenia tidak merasa sendiri dan bisa mendapatkan saran serta bantuan bilamana ia sedang membutuhkan. Hal ini juga bisa menepis dari prasangka buruk orang-orang di sekitarnya.

Ketiga, jika memang masalah berkepanjangan, segera konsultasi kepada ahlinya. Penanganan ini dirasa lebih tepat. Karena berkonsultasi dengan psikolog akan dapat mendiagnosis gangguan mental yang dialami serta dapat mencarikan solusi yang tepat bagi penderita.

Akhirnya, setelah berperang dengan sinyal seharian, chapter 5 bisa publish juga. Enggak apa-apa meski bangun tengah malam sambil selimutan. Yang terpenting target bulan ini bisa terpenuhi dan enggak tereliminasi. Semangaaattt!!!

Sumber:

https://www.google.co.id/amp/s/doktersehat.com/hypoprenia/amp/

https://m.liputan6.com/healt/read/3410235/apa-itu-hypoprenia-orang-yang-tiba-tiba-menangis-tanpa-sebab

https://m.fimela.com/beauty-healt/read/3813176/perbedaan-bipolar-dan-hypoprenia-penting-untuk-diketahui

KonstelasiWhere stories live. Discover now