0. Why?

73 11 1
                                    

5 Agustus 2015

Seorang gadis remaja cantik sedang memperhatikan pantulan dirinya di hadapan cermin yang ada di kamarnya, dalam sunyi di keheningan malam dia menyisir rambutnya perlahan sambil bersenandung lirih

"Kau tidak tidur Vassa ?" Ucap seseorang dari ambang pintu, membuat remaja cantik itu menoleh

"Belum ayah, aku sedang menyisir rambutku" Gadis cantik itu bernama Vassa Danielle Archer

"Begitu, jika kegiatan mu sudah selesai langsung tidur" ucap Henry Archer,ayah Vassa

"Ayah tunggu" Vassa berdiri lalu mendekati Henry

"Ada apa ?"

"Besok kak Joshua mengajakku ke pesta dansa bersamanya, bolehkah ?" Tanya Vassa dengan wajah penuh harap

"Tentu saja, kau menyukai Joshua ya ?" Ayahnya tersenyum menggoda Vassa yang terlihat sedang jatuh cinta

"Tidak, hanya saja kak Joshua baik pada ku" Vassa sedikit salah tingkah mendengar pertanyaan ayahnya

"Sekarang pergilah tidur, kau tidak ingin terlihat buruk di hadapan Joshua kan ?"

"Baiklah, Selamat malam ayah"

"Selamat malam Vassa"

Vassa segera membaringkan dirinya di atas ranjang miliknya, dia sudah tidak sabar menunggu hari esok membayangkannya saja dapat membuat Vassa seperti orang gila

• • Alive • •

Sore harinya, Vassa mulai mempersiapkan dirinya untuk ke pesta dansa nanti malam di bantu oleh para maid pribadinya, dia memakai gaun indah yang ia miliki pemberian dari mendiang neneknya 3 tahun yang lalu, para maid juga merias wajah dan menata rambutnya sesempurna mungkin, karena tidak ingin membuat sang nona kecewa

Vassa berharap Joshua terpukau melihat penampilannya dan dia tidak ingin membuat Joshua malu karena membawanya sebagai partner dansa

"Sudah selesai nona, anda terlihat cantik dan memukau lebih dari biasanya" ucap Nova,maid pribadinya

"Terima kasih Nova, ini semua berkatmu dan kalian juga" Vassa menatap Nova dan maid lainnya dengan pandangan penuh rasa terima kasih

"Tidak nona, anda memang terlahir cantik"

Vassa tersenyum menanggapi perkataan Nova dan dia berharap Joshua juga merasa demikian

"Nona, Tuan muda Joshua sudah menunggu di bawah" ucap Evan, pengawal setia sekaligus sahabatnya

"Baiklah terimakasih atas informasinya Evan aku akan segera turun" Vassa memandang pantulan dirinya di cermin lalu melangkahkan kaki untuk menemui Joshua yang sudah menunggunya

Vassa menuruni tangga dengan degup jantung yang semakin menggila, dia dapat melihat punggung tegap Joshua sedang duduk membelakanginya

"Apakah aku membuat mu menunggu lama ?" Tanya Vassa membuat Joshua menolehkan kepalanya

"Tidak, aku baru saja tiba" Joshua bangkit menghampiri Vassa lalu meraih tangannya dan menciumnya dengan elegan "kau cantik sekali"

"Kakak terlalu memuji" ucap Vassa meskipun dalam hatinya berteriak senang

"Apakah sudah siap ?"

"Sudah"

"Kalau begitu, mari" Joshua menawarkan lengannya agar di gandeng oleh Vassa dan membuatnya tersipu

AliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang