8. is she love me

30 9 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 23:30 Joshua masih berkutat dengan buku buku yang sudah menemaninya sejak beberapa jam yang lalu, kejadian tadi siang sangat mengganggu pikirannya dia selalu terbayang wajah mengerikan makhluk itu ketika dia mulai memejamkan mata

"Kau belum tidur ?" Tanya seseorang yang duduk di sampingnya

"Belum, seperti yang kau lihat" jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku

"Kenapa ?"

"Aku tidak bisa tidur, kau sendiri tidak tidur ?"

"Tidak"

"Kenapa ?"

"Aku tidak tidur" jawab orang itu

"Oh ya, itu tidak baik untuk kesehatan"

"Aku tidak bisa sakit"

"Hebat sekali"

Terjadi keheningan diantara Joshua dan orang itu, tapi dia tidak peduli buku buku yang ada di hadapannya lebih penting daripada menanggapi orang yang mengajaknya bicara, mungkin sepupunya yang sedang begadang

"Apa yang kau baca ?"

"Ini buku yang menyangkut tentang astronomi"

"Kau suka astronomi ?"

"Tidak, aku membaca ini karena kasihan melihat buku ini sudah berdebu di ujung rak"

"Apakah tidak ada yang membacanya ?"

"Dulu ada, sekarang tidak orang yang sering membacanya sudah mati"

"Begitu ya"

Joshua masih tidak mengalihkan pandangannya dari buku buku yang memuat tentang benda langit dan lainnya

"Kau tidak bisa tidur karena teringat makhluk berwajah mengerikan dan mengeluarkan bau amis yang menyengat ya ?"

"Bagaimana kau tahu ?"

"Karena makhluk itu adalah aku" ucap seseorang itu sambil terkekeh seram

Joshua segera mengalihkan pandangannya menatap orang di sampingnya yang terlihat seperti makhluk menyeramkan yang ia temui tadi pagi

Mulutnya yang mengeluarkan darah serta belatung itu membasahi sofa di dekatnya, belatung itu bergerak gerak di atas genangan darah, makhluk itu tertawa membuat mulutnya yang mengerikan semakin banyak mengeluarkan darah dan hewan menjijikan itu

Kuku panjang makhluk itu menggaruk wajahnya yang sudah hancur membuat daging dan darah yang ada di wajahnya tersangkut di kuku yang seperti pedang itu

Pemandangan mengerikan itu sanggup membuat perut Joshua seperti di remas remas, dia berlari menjauh dari ruangan yang dia tempati, tubuhnya sudah sangat lemas dengan keringat bercucuran

"Mau lari kemana, tunggu aku HAHA" tawa menyeramkan itu menggelegar di sepanjang koridor yang ia lewati, makhluk itu mengejarnya

"Sial sebenarnya seberapa panjang koridor ini ?" Rutuk Joshua di dalam hati masih terus berlari tak tentu arah

Joshua tiba di ujung lorong sebelah utara mansion ini yang sialnya buntu, nafasnya semakin memburu ketika melihat makhluk mengerikan itu semakin mendekatinya

Joshua sudah menyerah, mungkin ini akhir hidupnya yang cukup konyol jika dia mati di tangan makhluk mengerikan itu, Joshua memejamkan mata bersiap merasakan sakit jika kuku yang panjang dan runcing itu mencabik tubuhnya

Di tengah keputus asaan, Joshua merasa ada sesuatu menariknya ke dalam sebuah ruangan gelap lalu menggenggam tangannya dengan erat membuat tubuh Joshua serasa di isi energi kembali setelah tadi energinya terkuras

"Kau siapa ?"

"Ssst"

Joshua menuruti isyarat diam orang itu, dia dapat merasakan jika makhluk mengerikan itu ada di sekitarnya, tubuhnya masih gemetar ketakutan namun tangan hangat yang menggenggamnya mampu mengurangi rasa takutnya

Setelah beberapa lama berdiam diri di keheningan dan kegelapan Joshua memutuskan untuk mengintip keadaan sekitar takut makhluk sialan itu masih berada di dekatnya, tapi sejauh mata memandang tak ada tanda tanda jika makhluk itu berada disini

Joshua menghela nafas lega dan memasukan lagi kepalanya ke dalam ruangan

"Kita sudah aman, ayo keluar" ucap Joshua sambil menyalakan lampu ruangan namun alangkah terkejutnya ketika dia menyadari bahwa hanya ada dirinya yang berada di ruangan ini

Wajah Joshua kembali memucat tubuhnya kembali gemetar ketakutan

"Jika aku hanya sendiri disini, lalu siapa yang memegang tanganku ?"

Namun keterkejutannya semakin menjadi ketika menyadari jika sekarang dia berada di kamar milik Vassa, kamar yang beberapa hari lalu ia masuki satu satunya area yang tidak tersentuh di mansion ini

Joshua menelan ludah kasar dia memutuskan untuk menelusuri kamar ini, dia dapat melihat piano kesayangan Vassa serta lemari yang berisi buku tentang astronomi dan juga Novel picisan

Joshua melihat ada pintu di ujung ruangan ini, karena penasaran Joshua membuka pintu itu dan memasukinya yang ternyata tempat itu adalah galeri pribadi milik Vassa, banyak lukisan dengan beragam obyek dan foto foto yang memuat foto masa kecil Vassa, foto keluarganya dan juga foto masa remaja Vassa dengan ukuran besar terpajang disana, dia terlihat sangat cantik mengenakan gaun berwarna biru tua dengan bintik emas di sekitaran gaunnya seperti bintang yang bersinar di kegelapan malam

Joshua tertegun melihat fotonya juga terpajang di galeri pribadi milik Vassa, di foto ini dia terlihat sedang tersenyum miring dan memegang gelas yang berisi sampanye, foto itu sepertinya diambil diam diam ketika perayaan hari jadi pernikahan nenek dan kakek ketika dia masih SMA

Di bawah foto itu juga terdapat tulisan "the man that i love" sebesar itukah perasaan Vassa padanya ?Joshua menggelengkan kepala lalu keluar dari kamar ini dan pergi ke kamarnya sendiri dengan penuh rasa waspada

"Selain menemanimu aku juga akan selalu melindungimu,jadi jangan pernah ragukan aku lagi"

•• Tbc ••
Undefined world,12 April 2020

AliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang