xxii.

4.5K 748 98
                                    

masih narasi kok.



ini sudah tiga hari dan tidak ada kabar dari taehyung, bertukar kabar dari jimin juga tidak ada gunanya. keberadaan taehyung nihil. nama taehyung tertera sebagai korban yang belum ditemukan, beserta beberapa korban meninggal yang belum teridentifikasi.

"kau masih bisa bertugas, pilot park?"

keduanya bertemu di kafetaria depan kantor setelah rapat dan laporan mingguan. baik jimin dan jeongguk kini disibukkan jadwal masing-masing, dan kebetulan saja mereka berpapasan langsung. jeongguk menawarkan kopi.

"ironis sekali, bukan? setelah kecelakaan pesawat, itu hanya berdampak pada segelintir orang di lingkup itu. sementara dunia dan bagian orang yang tidak tersentuh tetap berjalan sebagaimana mestinya, seolah itu bukan apa-apa," jimin menggigit bibirnya, jeongguk sebenarnya ingin memberi jimin waktu istirahat setidaknya seminggu namun pilot yang satu itu menolak, dan jeongguk memahami pilihan itu. "aku tidak berani bertemu bibi lagi saat beliau tahu berita itu."

"bagaimana keadaan beliau?"

"yohan bilang bibi berduka, namun masih berharap taehyung akan ditemukan." jimin mengusap wajahnya, pasrah, raut pahit yang tadinya ditutupi tampang tenang itu kini kembali, "ini sudah tiga hari pasca kecelakaan itu, jeongguk. jika taehyung masih tidak ditemukan..."

jeongguk tahu pasti kelanjutan ucapan itu, namun memilih untuk tidak berkomentar apa-apa.  "setelah ini, kau akan melakukan apa?"

"bertugas, tentu saja. aku masih punya dua jadwal penerbangan hari ini. kau juga punya banyak meeting bukan?"

"benar."

setelah menghabiskan kopi masing-masing, jeongguk dan jimin berpisah. jimin kembali bertugas dan jeongguk akan menjalani rapat lanjutan. sebelum benar-benar meninggalkan lobi, jimin berbicara dengan tawa getir.

"omong-omong, nampaknya kalian punya selera kopi yang sama. terakhir aku bertemu taehyung saat dia kemari, dia meminum jenis kopi yang sama persis dengan yang kau minum."

setelah itu, jimin benar-benar meninggalkan lobi dan masuk ke mobilnya. jeongguk menarik napas panjang, berusaha mengukir senyum tipis. meregangkan lehernya sebentar, lantas kembali masuk ke dalam bangunan kantor. membaca dokumen-dokumen yang akan dibincangkan untuk rapat.

"presdir jeon!"

jeongguk terhenti sejenak saat sekretaris memanggilnya. ia nampak tergopoh-gopoh saat menghampiri jeongguk.

"ada apa, euiwoong? sebegitu penting? atur napasmu dulu."

euiwoong tidak bilang apa-apa, namun mengulurkan ponsel jeongguk. "silahkan, presdir."

"siapa?" jeongguk bertanya, namun euiwoong menggeleng, seolah enggan menjawab. bertepatan dengan itu, sebelum jeongguk mendapatkan jawaban, orang di seberang hubungan sudah bersuara terlebih dulu.

"oh, jeongguk?"

jantung jeongguk seolah lepas dari kungkungan rusuk, kepalanya mendadak pusing dan tenggorokannya tercekat. semuanya di waktu yang salah.

karena ini terlalu mengejutkan untuk jadi nyata.







"... taehyung?" [ ]

######
kalem guys, aku jahat tapi nggak sejahat itu kok. seneng ga?

ring-ring, hello? | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang