🐧Chapter16🐧

1.4K 79 7
                                    

SELAMAT MEMBACA

Pagi hari dengan udara yang cerah, bu Mala keluar dari rumah untuk menghirup udara yang tak segar-segar banget karena sudah tercampur polusi. Matanya menjelajah sekitar, sampai tak sengaja melihat seorang wanita berpakaian elegan keluar dari taksi sambil menyeret koper yang dibawa menuju rumah pak Santoso.

Bisik-bisik tetangga di pagi hari sudah mulai terdengar, walau jarak ibu-ibu kompleks berada jauh darinya, karena para ibu-ibu itu belanja di tukang sayur keliling yang selalu berhenti di depan rumah mbak Saroh. Pembicaraan yang bisa bu Mala dengar adalah, jika wanita elegan tadi adalah anak pak Santoso yang baru bercerai 3 bulan lalu dengan mantan suami, pastinya.

Bu Mala yang mendengar itu, tersenyum evil sambil membatin.

Dia yang lebih pantas untuk anakku dari pada wanita lacur itu. Biarkan lha aku nggak jadi goda pak Santoso dan merelakan David bersama anak orang tajir itu.

Lacur or pelacur? Mari kita kupas dibalik kalimat yang terucap dalam hati bu Mala itu.

Dulu, 2 tahun lamanya mas David hidup bersama Yaya. Tapi, Yaya tak kunjung mempunyai anak yang pada saat itu Mala sangat mendambakan cucu darinya.

Ya. Akhirnya Keinginan Mala terkabulkan setelah sekian lama menunggu. Tapi, dia mulai tak menginginkan bayi yang ada di kandungan menantunya. Karena dia pikir, itu adalah anak haram. Sebab sewaktu itu, anaknya, mas David. Keluar kota selama 4 bulan lamanya menuju pelosok desa karena perintah sang atasan di kantor. Namun tiba-tiba, Mala mendapat kabar jika Yaya telah hamil 2 bulan.

Menurutnya aneh, menurutnya tak masuk akal, jika sudah tak berhubungan 4 bulan lamanya. Tapi, tiba-tiba mengandung 2 bulan. Bu Mala telah memutuskan jika mulai detik ini juga ia akan membenci Yaya, karena Yaya telah berselingkuh dari anaknya. Namun entah dengan siapa itu, karena sewaktu itu juga, bu Mala belum tinggal bersama anak dan menantunya.

Padahal jika bu Mala mempunyai otak, hal seperti itu tak perlu di bingungkan, karena di kedokteran, gejala itu sudah tak begitu asing lagi.

Dulu sewaktu tahun pertama pernikahan mas David dan Yaya, mereka melakukan program KB, karena mas David belum cukup banyak uang untuk nanti membahagiakan anak dan istri.

Di tahun kedua, Yaya sudah tak lagi mengikuti program KB, karena mas David menyuruhnya berhenti setelah pria itu sudah sangat mendambakan anak dan cukup banyak uang. Tapi dambaannya tak kunjung terkabul, entah kenapa, padahal mereka rutin melakukan hubungan suami istri 3 kali seminggu.

Lupakan saja, ia lelah menunggu lebih lama lagi, ia ingin refresing terlebih dulu, pergi sendirian ke rumah temannya di desa sekaligus menjaga perkebunan tebu entah milik siapa. Tapi, sang direktur baru yang berstatus sebagai keluarga dekat direktur utama yang telah meninggal cukup lama menyuruhnya menjaga perkebunan itu selama 4 bulan lamanya sampai akhirnya ia berada di pertengahan bulan keempat.

Ia sangat merindukan Yaya. Tapi karena saat itu ia masih jauh dari sang istri, tiba-tiba istrinya menelpon dan mengabarinya jika telah mengandung anaknya. Mas David sangat senang, tapi karena ia masih butuh beberapa hari lagi untuk pulang. Dia menghubungi Mala untuk menjaga istrinya yang baru hamil 2 bulan.

Bu Mala tak peduli, bodo amat!

Dia tidak ingin mempunyai cucu haram!

Tapi, akhirnya bu Mala mengiyakan karena ingin tinggal enak di rumah lumayan bagus menatunya. Mala sekedar mengiyakan tidak lebih dari itu.

-

Lama bu Mala berdiri di teras rumah kabar terbaru mulai terdengar lagi. Mbak Lala telah pindah sore tadi, karena penyebab yang tak ia ketahui apa itu. Dia juga tidak begitu peduli akan kepergian tetangga yang gila gaya dan suka pamer itu.

Dilingkungan ini kepedulian bermula dari uang. Tak ada uang tak usah berteman, karena ujung-ujungnya orang akan mengabaikan.

***

Aku di part ini agak susah buatnya, karena harus menulis sesuatu yang membuatku bolak-balik revisi part awalan.

Aku juga tak tahu pasti apa itu program KB, gimana cara menyudahinya.

Yaaa, kalo menurut kalian yang aku tulis dah benar, berarti keren. Hahaha, tapi kalo masih salah tolong jelaskan padaku ini dan itu, hehehehe.

Makasih

Lampung Tengah, 10 April 2020

Lelah √Where stories live. Discover now