🐧Chapter20🐧

1.9K 101 1
                                    

SELAMAT MEMBACA

Satu bulan ....

Dua bulan ....

Tiga bulan ....

Bu Mala benar-benar tak bisa menghubungi anaknya, hubungan antara ibu dan anak terputus begitu saja, karena sebab alasan yang wanita tua itu tak ketahui.

Dia merindukan anaknya. Tapi, ke mana menghilangnya (mas/) David? Sungguh menantu barunya itu seperti menculik anaknya. Mungkin telah mencapai ribuan pesan yang ia kirim ke nomor David, namun sama sekali tak mendapatkan balasan.

Bu Mala merindukan David, sangat merindukannya. Terlebih tetangganya yang baru berapa bulan ini bercerai pun tak menampakan batang hidungnya, menghilang bak di telan bumi semenjak perceraian anak dengan menantu lamanya.

"Ke mana aku harus mencari tahu keberadaan David? Aku kehabisan uang, tak ada makanan yang bisa aku makan di sini." lirih bu Mala sambil merebahkan kepalanya di atas meja makan.

Sejak David menikah dengan Mola beberapa bulan lalu dan memilih menetap di Bali, waktu makan saja Mala harus menjual perabotan rumah tangga terlebih dahulu, tidak seperti dulu, saat masih ada Yaya dan David di sisinya.

Pernah sekali David mengiriminya uang 5 juta rupiah. Tapi itu sudah sangat lama, sekira 1 bulan setelah menikah dengan Mola.

"Mola menculik anakku, aku menginginkan David kembali." Air mata palsu yang selama ini menetes dari pelupuk mata bu Mala berubah menjadi air mata penuh ketulusan sebab hatinya tergores luka kerinduan.

Bu Mala tak pernah menyesal telah memisahkan Yaya dari anaknya. Tapi entah kenapa ia merindukan tatapan sendu mantan menantunya dulu ketika menatapnya.

"Aku merindukanmu mantan menantu sialan."

~~~

Di salah satu pulau, tempat yang paling ramai di kunjungi wisatawan manca negara saat pergi ke Indonesia, seorang pria tengah menenggak minuman haram di bibir pantai dengan mata yang menatap lurus lautan luas.

Pikirannya menerawang masa lalu di mana ia dan keluarga kecilnya selalu bercanda ria saat berkumpul.

"Yaya." lirihnya dengan setetes cairan bening yang jatuh dari pelupuk matanya.

"Yaya ..., aku merindukanmu." Kepalanya menunduk, dengan perasaan patah, karena hati merindukan wanita yang saat ini tak ia ketahui keberadaannya.

"Aku bodoh, naif, bego karena mematuhi perintah ibu untuk menceraikanmu, Ya." Ia memukul-mukul dirinya sendiri dengan wajah yang menyiratkan kehilangan barang berharga.

"Cut!!" Seorang pria berumur 43 berteriak pada David.

David tersenyum puas, ia berhasil memerankan dirinya sendiri yang kisahnya ia tulis menjadi novel yang telah tersebar di penjuru gramedia Indonesia.

"Kau bagus sekali sayang aktingnya." kagum Mola sambil mengecup pipi David. Molande, wanita yang memegang kekuasan tertinggi perusahaan agency di Indonesia tersenyum bahagia, karena suaminya itu memerankan kisahnya sendiri terlihat sangat real di setiap alurnya.

"Thank you, boss cantik ku." balas David dengan senyum bahagia yang tak pernah luntur dari wajahnya.

"Yaudah yuk makan dulu! Pasti kamu lapar, ya kan?" tanya Mola sambil memeluk erat lengan David.

"Banget-nget." jawab David sambil terkekeh ringan yang di ikuti Mola setelahnya.

Mereka berdua lalu segera mencari tempat makan yang tak jauh-jauh dari tempat syuting. Dengan sangat bahagia di setiap langkahnya, mereka berdua berbicara asik tanpa memikirkan apapun, termasuk masa lalu.

David telah melupakan masa lalu, termasuk ibu kandungnya sendiri, karena ia lelah menjadi anak baik. Kali ini aja ia ingin durhaka dengan sang ibunda yang telah lama tak ia kabari. Ia begitu malas berhubungan dengan wanita tua itu, walau awal kebahagian sesungguhnya adalah sebab Mala memepertemukannya dengan Mola, istri sexy, cantik, setia, dan kaya.

***










2 part lagi uwuwww, bahagia dengan part ini?

Lelah √حيث تعيش القصص. اكتشف الآن