MPB'3

6.2K 305 10
                                    

Typo bertebaran

Happy Reading
💕

***
 


.
  

 

Seorang pria berlari dengan menggandeng seorang anak laki-laki yang masih kebingungan.

"Ayah kita ngapain ke sini?" Tanya anak itu.

"Sebentar lagi Leo ketemu sama adik kecil, seneng ngga ?"

"Horeeeeeee!"

Sorak Leo senang.

.

Ceklek

.

Pintu ruangan terbuka, terlihat wajah seorang dokter wanita yang baru saja  keluar dengan senyum merekah di bibirnya.

"Selamat Pak Harrish anak kembar Bapak lahir dengan sehat tanpa kekurangan apa pun, mereka begitu cantik​ dan tampan." Ucap dokter wanita itu.

Harrish itu terdiam dan membulatkan matanya. Tangannya menggenggam knop pintu dengan erat dan geram.

"Cantik dan tampan? Bukannya keduanya laki-laki?"

"Mereka sepasang, sekali lagi selamat Pak, saya permisi." Dokter itu pun berlalu seraya ternyum Harrish pun terlihat memaksakan untuk membalas senyum sang dokter.

Harrish sudah mengeraskan dagunya. Menatap Riana yang sedang memeluk kedua bayi kembarnya.

"Mas liat anak kita, cantik dan tampan kan?" Ucap Riana sambil memeperlihatkan kedua buah hati yang baru saja di lahirkannya.

"Kamu bohong!" Teriak Harrish.

Seketika Riana terlonjak mendengar dentakan Harrish, kedua bayi kembarnya yang sedang terlelap ikut berjingkat dan menangis.

"M-maaf Mas."

Riana mulai menangis.

"Sstt sayang ngga papa." Riana mulai menenanhkan kedua buah hatinya dengan terus terisak.

Selama ini Riana menyembunyikan kenyataan jika bayi di dalam kandungannya adalah sepasang, Riana selalu berkata jika keduanya laki-laki pada Harrish.

Riana takut jika Harrish mengetahui kebenarannya, Harrish akan meminta Riana untuk menggugurkan kandungannya.

"Aku mau keduanya laki-laki, bukan perempuan!" Bentak Harrish.

"Tapi Mas, lihat dia sangat cantik."

"Aku tak mau anak perempuan!"

"Lebih baik kau buang dia!" Lanjut Harrish.

"MAS!!" Teriak Riana.

"Leo suka adik perempuan ayah, dia cantik seperti bunda." Celoteh Leo sembari mengusap lembut kedua pipi adik barunya.

Riana mengusap lembut pipi Leo sembari berusaha untuk tersenyum.

"Dia bukan anakku, aku hanya menginginkan putra, bukan seorang anak perempuan." Harrish keluar dengan menggebrakkan pintu dengan kasar.

***

Ana mengerjapkan matanya perlahan, Ana mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, ia ada di kamarnya.

Tidak ada seseorang pun di sana, tidak ada yang menemani Ana, Ana mulai terisak dalam diam. Ia tau hal ini akan selalu terjadi, Harrish selalu melarang siapa pun menemani Ana setelah Ana mendapat hukuman.

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang