MPB'25

3.8K 175 3
                                    

Hi lama tak bersua
Maaf update ngga tentu



Happy Reading
💕
***





"Ki ada apa rame-rame?"

Vania memasuki gerbang dengan santainya. Seperti biasa Vania dia antar Rasya ke sekolah dan menurunkannya di halte bus yang tidak jauh dari sekolah, sisanya Vania akan berjalan menuju sekolah.

Belum cukup jauh Vania memasuki gerbang terlihat di depan ruang kepala sekolah sudah sangat ramai, terlihat di parkiran banyak mobil yang bertengger terparkir dengan rapihnya.

Dari jauh Vania menyipitkan matanya melihat barisan mobil yang ia sapu satu persatu.

'mobil Niken, ngapain dia di sini.'

"Ngga tau, katanya ada perusahaan nanam saham atau minta saham atau apa sih aku ngga paham." Jelas Kirana.

"Ohh ya udah ah gak penting ke kelas aja." Ajak Vania.

Jam pertama sedang berlangsung, dengan Ibu Frisca sebagai guru matematika hari ini yang begitu masuk langsung memberikan 20 soal essei yang langsung di sambut pelototan semua penghuni kelas.

"Kerjakan semua soal ini sebagai latihan dan nilai tambah untuk kalian."

"Baik Bu!"


Tok

Tok

Tok


Spontan semua mata penghuni kelas yang sedang fokus menatap lembar soal teralihkan serempak ke arah pintu.

Seseorang di luar pintu itu tampak dengan wajah seriusnya tersenyum pada Bu Frisca. Seorang gadis cantik dengan pakaian kantor yang sangat pas dengannya. Dengan rambut yang di ikat rapih dan sepatu hak tinggi yang menghiasi kakinya membuat semua mata terpaku, terutama anak laki-laki.

Semua mata tampak kagum pada sosok gadis blasteran itu, mata coklat tajamnya seakan mampu membuat seisi kelas terdiam.

Kecuali Vania yang masih terus fokus pada lembar soalnya dengan senyum yang terukir di bibirnya karena semua soal yang Bu Frisca berikan tidak begitu sulit bagi Vania, dia menggemakan sorakan kemenangan setiap kali ia berhasil menyelesaikan setiap soal.

"Dia siapa?" Tanya Kirana seraya menyenggol tangan Vania.

"Apa sih Ki." Vania kesal karena Kirana membuyarkan konsentrasinya yang sedang asik mengerjakan soal.

"Liat dulu ish lu mah."

Dengan berat hati Vania meninggalkan lembar soal yang sedari tadi ia tatap dan mendongakkan kepalanya mengikuti arah yang Kirana tuju, Vania membulatkan matanya seketika.

'Niken'

Bu Frisca mempersilakan Niken masuk. Perlahan niken berjalan mendekati Bu Frisca dan membisikkan sesuatu yang di jawab anggukan oleh Bu Frisca, perlahan Niken berjalan menghampiri Vania.

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang