2. Pesan

2.5K 265 11
                                    

Muthe terbelalak tidak percaya mendapati pesan dari Christy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Muthe terbelalak tidak percaya mendapati pesan dari Christy. Kemarin ia menanti setengah mati, tapi sekarang tiba-tiba gadis itu mengirimkan pesan di tengah pelajaran Bahasa Indonesia Bu Hapsari. Muthe berusaha keras untuk tidak meloncat senang dan segera membalas.

 Muthe berusaha keras untuk tidak meloncat senang dan segera membalas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di tempat lain, Christy mengerutkan kening bingung. Ia terus menatap pesan terakhir yang dikirimkam Muthe sambil menerka tujuan sebenarnya. Kenapa Muthe mau memberinya semangat padahal hanya latihan? Aneh.

Christy menoleh pada Ratu, teman sebangkunya yang tengah asik menertawakan tingkah anak laki-laki di depan kelas. Christy menepuk bahunya beberapa kali sampai berhasil mendapat perhatian Ratu.

"Eh, kenapa Chris?"

Christy menunjukkan layar ponselnya pada Ratu. "Maksud dia apa? Katanya mau semangatin aku pas latihan nanti. Itu kan cuma latihan, kenapa harus disemangati?"

Ratu menyahut ponsel Christy dan menarik napas terkejut. "Lo chatan sama Kak Muthe dan nggak mau diperhatiin sama dia? Wah."

"Emang Kak Muthe kenapa? Dia terkenal, ya?"

Ratu mengangguk membenarkan sambil mengembalikan ponsel Christy. "Wajah Kak Muthe kan mirip member TWICE. Terus, dia baik gitu, ceria juga. Tapi denger-denger kalau ada yang mau deketin dia lebih dari temen tuh dia nggak mau. Lo beruntung banget dideketin dia, Christy."

"Apa yang harus aku lakuin?"

"Deketin balik aja, nggak ada ruginya, kok. Kalau kamu nggak suka ya, tinggalin."

•••

"Christy manis!" seru Muthe girang sambil menghampiri sudut lapangan di mana anak basket sedang berkumpul setelah pemanasan. Pelatih mereka sedang keluar sebentar untuk menerima telepon, jadi Muthe berani mengganggu mereka.

Christy berbalik untuk menatap Muthe dan tersenyum. "Hai, Kak."

Muthe menahan napas sesaat melihat senyuman Christy. Tidak salah Muthe membubuhkan kata manis di setiap ia memanggil Christy, karena hal tersebut memang benar adanya. Muthe tersenyum salah tingkah dan mengulurkan botol minum pada Christy.

"Buat kamu, aku beli di kantin pakai cinta. Biar kamu semangat."

Christy masih setia dengan senyumannya. Ia menerima pemberian Muthe. "Makasih, Kak."

"Tapi," wajah Muthe berubah sedikit sendu. "Aku nggak bisa nonton kamu hari ini. Aku ada latihan dance. Maaf ya, aku lupa tadi."

"Nggak apa, Kak." Christy mengangguk tak masalah. Muthe selalu membuat Christy bingung, kali ini mengapa dia meminta maaf? Tadi di pesan dia hanya bertanya boleh menonton atau tidak, bukan berjanji akan menonton. Itu artinya, Muthe tidak melakukan kesalahan apapun. Tapi, sekali lagi, mengapa ia meminta maaf? Indonesia memang luar biasa.

Christy melihat Muthe balas mengangguk dan berbalik untuk keluar gedung olahraga. Christy memperhatikan punggungnya, lalu tidak tahu mendapat dorongan dari mana, kakinya bergerak menyusul Muthe dan menahan gadis itu sebelum benar-benar keluar. Muthe berbalik menatap Christy dengan terkejut.

"Minggu depan pertandingan pertama aku jadi bagian SMA ini. Kakak mau nonton?"

Muthe melebarkan mata mendengar penawaran Christy. Apa gadis itu sudah sadar bahwa perasaan Muthe perlu dibalas? Apa mungkin Christy juga menyu- ah, tidak. Jangan terlalu percaya diri dulu. Muthe mengatur napas dan balas menatap Christy dengan berapi-api. Ia menggenggam tangan Christy dengan kedua tangan dan mengangguk penuh keyakinan.

"Tentu aja aku nonton."

Christy tersenyum. "Kalau gitu, Kakak semangat latihannya hari ini. Aku juga semangat."

"Ah, manis banget sih?" gumam Muthe sambil menggigit bibir bawahnya. Gadis itu mengangguk lagi kemudian segera berlalu sebelum jantungnya meledak di sana. "Araaaaa! Gue mau seriusin Christy!"

Muthe berlari masuk ruang ekskul dance dan mengelilingi ruangan berdinding kaca itu dengan berseri-seri. Ara menatap prihatin pada Muthe. Padahal sedari tadi dia ada di dekat pintu tapi kenapa Muthe berlari sampai mengelilingi ruangan seperti itu?

Fiony yang tadi merengek minta menemani Ara hingga selesai latihan pun menyenggol lengan Ara beberapa kali sampai menarik perhatiannya. "Muthe kenapa?"

"Lagi deketin adik kelas. Dia bilang, kalo perhatian dia dibales, dia bakal serius jalaninnya."

"Kita juga saling perhatian." Ara melirik takut dan menemukan Fiony mengerucutkan bibir gemas. "Kapan kamu seriusin aku?"

Mati Ara.



Bersambung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bersambung

Gapapa Christy ngonten sama Freya, aku tetap musty. Hehew.

❤️❤️❤️❤️.

ChristyWhere stories live. Discover now