7

1K 108 163
                                    

Jin menatap dirinya dari pantulan kaca. Ia berpose bak seorang model.

"Wah ... Dilihat dari sisi manapun, aku ini memang tampan," katanya dan masih asik berpose ria.

Tiba-tiba saja seorang yeoja tak sengaja menabraknya sampai hampir terjatuh.

"Ya! Kenapa kau menabrakku?! Kau tidak tidak lihat ada aku di sini?? Kau ini ...!"

"Aah.. mianhae tapi aku sedang buru-buru. Sekali lagi mianhae!" sela yeoja itu saat Jin ingin memarahinya dan langsung masuk ke dalam Restoran. Tak memperdulikan Jin yang kini wajahnya hampir semerah tomat karena saking kesalnya.

Jin mendengus kesal dan ikut masuk ke dalam Restoran. Memang tujuannya sejak tadi ingin makan di sana, tapi karena melihat pantulan dirinya di pintu masuk, ia jadi salah fokus.

Jin duduk di salah satu meja yang jauh dari pintu masuk. Ia sengaja agar orang-orang tak mengenalinya dan tak menyerbunya dengan segala permintaan foto atau sekadar tanda tangan.

Jin berkali-kali memanggil pelayan yang lewat tapi ia selalu dihiraukan. Ia kesal sekaligus sedih karena cacing-cacing di perutnya sudah berdemo meminta jatah makan.

Pagi ini belum ada pesanan delivery. Karena itu Eunha membantu pelayan lain yang mengantar makanan ke meja-meja pengunjung.

Eunha melihat Jin yang terus diabaikan rekannya. Padahal Jin memanggilnya dengan suara keras, tapi rekannya seakan tak melihat Jin di sana.

Eunha mendekati Jin dan menanyakan pesanannya. Tapi jin malah memarahinya lagi, "Kenapa kalian tak pedulikan aku disini?! Aku duluan yang datang tapi kenapa yang baru datang yang dilayani!"

"Mianhae atas kelalaian kami ... tapi silahkan dipilih menunya," balas Eunha dengan sabar.

"Hah ... baiklah aku pesan 2 big hamburger ekstra cheese, 1 Jjangmyeon spesial, 1 kimchi spesial, 1 paket besar chicken wings, 2 paket salad buah dengan ekstra cheese juga, dan ... 1 ice coffee americano dengan ekstra whipped cream," seru Jin dengan semangat membara.

Eunha melongo mendengar pesanan Jin dan cepat-cepat ditulisnya selagi ingat.

"Nee pesanan anda akan siap 10 menit lagi, apa ada tambahan?" tanya Eunha lagi dengan senyum ramah.

"Tidak-- eh sebentar ... kau yang menabrakku tadi kan?!" tanya Jin balik dengan kesal.

"Ah silahkan ditunggu pesanannya. Permisi!" balas Eunha dan cepat-cepat pergi dari sana.

Jin semakin kesal karena seharian ia terus tak di pedulikan orang-orang, "Aish ... benar-benar. Orang-orang ini hanya akan membuat ketampananku luntur karena terus marah!" gerutunya.

Tak lama, pelayan lain mengantar pesanan ke meja Jin. Pelayan itu bingung karena ia melihat tak ada orang di sana. Ia bertanya pada Juru masak dan Juru masak bilang ia dapat kertas pesanan untuk meja itu dari Eunha.

Karena Eunha sedang mengantar pesanan delivery, pelayan itu memutuskan melaporkannya pada Junghwan.

Junghwan yang mendengar penjelasan pelayan itu langsung murka dan menunggu Eunha kembali ke restoran.

"Suruh dia ke ruanganku nanti!" titah Junghwan pada pelayan itu dengan amarah.

Sekitar 20 menit kemudian Eunha kembali ke restoran. Semua rekan-rekannya menatapnya cemas. Mereka tahu Eunha akan kena masalah dan akan dimarahi habis-habisan oleh Junghwan.

"Eunha kau dipanggil Junghwan-nim. Um ... jangan terlalu sedih saat mendengar perkataannya ya," ucap pelayan tadi.

Eunha mengangguk bingung dan masuk ke ruangan Junghwan. Di sana raut wajah kesal Junghwan benar-benar menyeramkan.

Ghost7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang