18

892 82 110
                                    

Eunha memasuki halaman Dorm dengan senandung ria serta melompat-lompat kecil, senang karena kembali.

"Hm~ hm~ oh! buah di kulkas apa sudah busuk ya? Aku lupa mengeluarkannya sebelum ke Ilsan, ewh baunya akan seperti kentut Taehyung!"

Ia tersentak saat menyadari lampu di ruang tamu menyala. Padahal terakhir kali ia ingat sekali kalau semua lampu kecuali lampu teras sudah dimatikan.

Perlahan ditariknya kenop pintu. Tak terkunci! Bagaimana bisa? Jelas-jelas ia lah yang mengunci pintu itu sebelum berangkat. Ia mulai was-was, perlahan masuk dengan berjinjit, takut jika ada penyusup atau bahkan Staf Bighit yang datang.

Saat mengintip ke ruang tamu ia terkejut sekaligus merinding, bulu kuduknya terasa berdiri tegang. Di sana, ia melihat seorang wanita paruh baya yang terduduk lemas di sofa ruang tamu. Wanita itu menangis terisak, tak peduli dengan ponsel di meja yang terus berdering.

Merasa diperhatikan, wanita itu menoleh ke arah Eunha. Pandangan mereka bertemu dan seketika dua pasang netra itu melotot bersamaan.

Eunha buru-buru membungkuk sopan. "A-anu ... saya Staf baru dari Bighit." Tak mendapat respon apa-apa, Eunha meliriknya sekilas. Wanita itu hanya menatapnya curiga.

"Ah i ... itu saya diminta mengambil beberapa barang BTS untuk keperluan mereka," ucapnya lagi masih dengan pose membungkuk kikuk.

Wanita itu menghela pelan lalu kembali menunduk, tak peduli lagi dengan eksistensi gadis itu.

Eunha mengusap dadanya, lega. Sepertinya wanita itu bukan Staf Bighit.  Selain karena responnya yang tampak tak peduli, juga karena pakaian dan perawakannya yang tampak terlalu modis dan mahal untuk seorang Staf biasa.

Perlahan ia berjalan menuju dapur, memeriksa buah di kulkas. Syukur saja buah persik yang tersisa di sana masih bagus. Ia mengupasnya dan membawanya pada wanita itu.

Eunha meletakkan piringnya di meja lalu duduk di sofa seberang. "Silahkan, Bibi."

Wanita itu meliriknya sekilas lalu kembali menatap lurus ke depan. "Kamu bilang ingin mengambil barang-barang mereka kan?"

"Oh? N-nee!" Gadis itu terlonjak kaget lalu buru-buru berjalan kikuk menuju kamarnya. Entah mengapa ia jadi sangat gugup.

"Apa kamu akan ke Rumah Sakit setelah ini? Bisakah ... memberiku tumpangan? Aku juga ingin ke sana ...."

Langkahnya terhenti. Eunha menoleh menatap wanita itu. Sepersekon detik kemudian suasana menjadi hening, ia bingung akan menjawab apa.

"Um ...."

Wanita itu kembali menunduk. Air mukanya tampak kecewa dan gelisah.

Melihatnya begitu Eunha mengulum bibir bawahnya, apa ini? Kenapa ia merasa iba? Memang apa yang salah?

"Sepertinya malam ini tidak bisa tapi aku akan ke Rumah Sakit besok," ucap gadis itu akhirnya. Wanita itu menatapnya lagi, kali ini dengan matanya yang berbinar.

***





Eunha POV

"Seokjin ... apa keadaannya sangat parah?"

Oh apa dia Ibunya Jin-ssi? Oh?! Sebentar. Jika Bibi ini memang Ibu Jin-ssi, apa dia kabur dan pulang ke Korea sendirian?!

Ghost7Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt