21

399 74 143
                                    

"Busan ...." Tatapan sendu Eunha seketika terganti dengan tatapan kagumnya saat baru saja sampai di Busan.

Tatapannya seakan menjelaskan betapa terpesonanya ia dengan kota Busan yang ramai dengan turis ini. Yah, Busan memang salah satu tempat yang tak boleh dilewatkan jika kamu sedang berkunjung di negeri ginseng ini.

"Kenapa dia?"

"Coba tanya pada pohon itu," jawab Jin dengan telunjuk mengarah ke pohon pinus di seberang mereka.

RM yang bertanya hanya diam dengan pandangan terus berganti menatap Jin dan pohon di seberangnya itu. "Mwo?"

Jin menghela napas panjang dengan tangannya yang berkacak pinggang, seolah-olah mengatakan bahwa ia tengah kesal memiliki teman se-loading lama RM.

"Sama seperti pohon itu, aku pun tak tahu," ucapnya kemudian.

RM menatap datar Hyungnya itu. Apa salahnya ia hanya menjawab 'nan molla'? Itu sudah cukup.

"Ya Namjoon-ah! kenapa berdiri saja di sana? Kemarilah!" panggil J-Hope yang hendak memasuki toko manggeteok bersama Eunha dan maknae line. Dimana Suga? ia sedang tidur mengambang di udara, RM mengikat pinggangnya dengan tali dan membawa namja itu layaknya  membawa balon gas.

***




Eunha memasuki toko itu dengan senyum lebarnya, ia terkagum-kagum dengan desain interior ruangan itu, aroma teh dan mangggaetteok yang memenuhi ruangan juga menggelitik indra penciumannya. Ia duduk di salah satu bangku dekat jendela dan disambut hangat oleh Bibi si pemilik toko.

"Bibi, tolong berikan aku satu porsi untuk semua menu makanan di sini, lalu untuk minumannya aku pesan 2 maehwa cha, 2 mogwa cha, 1 yuja cha, 1 ssuk cha, 1 omija cha, dan 1 dohwa cha, itu saja, terima kasih~." Eunha tersenyum manis sembari meletakkan kembali buku menu itu ke atas meja. Entah mengapa bibi itu sama sekali tak merasa heran dengan pesanannya yang terlampau banyak, ia hanya balas tersenyum lalu mengangguk dan berlalu ke dapur untuk menyiapkan pesanan.

20 menit berlalu, bibi itu kembali menghampiri meja mereka dengan berbagai macam teh dan manggatetteok hangat.

"Wah manggaeteok di sini benar-benar legendaris! Aku selalu ingin mencobanya!" seru Eunha saat bibi itu menghidangkankan pesanannya.

Kakinya bergerak riang, tak sabaran memasukkan sesuap manggaetteok hangat itu ke dalam mulutnya hingga lidahnya terasa kebas beberapa saat.

"Ah aghwirha aghu hisa hencicihi hwasa hanghehok has husan!"(Ah akhirnya aku bisa mencicipi manggeotteok khas busan!)

"Ya! Jika tak ingin aku mengomel, habiskan makanan di mulutmu itu sebelum bicara!" tukas Jin dengan wajah lelah. Ia tampak seperti seorang ibu yang mengurusi tujuh anaknya seharian. Sementara Eunha hanya terkekeh geli dan cepat-cepat mengunyah.

Jimin yang berada di antara mereka tampak fokus pada hal lain. Ia tersenyum-senyum dengan pandangan meneliti setiap sudut ruangan. Ia teringat saat syuting untuk aplikasi game mereka, dirinya menjadi cucu pemilik toko manggaetteok di Busan.

Ah ... ia jadi rindu bekerja, ia rindu sekali dengan rasa lelah syuting, berlatih koreografi dan lelah pemotretan. Ia juga rindu keluarganya, ARMY fansnya, dan ... semua hal yang ada saat ia hidup di tubuhnya.

Jimin memandangi rekan-rekannya itu satu per satu. Ia tersenyum kecut dengan pandangan yang kini sedikit kabur, hampir saja ia menangis. Ia menghela napas, lalu meyakinkan diri bahwa apapun yang terjadi sekarang bukanlah masalah, ia tak sendirian, ia masih memiliki Bangtan dan juga teman baru yang seumuran, Cha Eunha.

Ghost7Where stories live. Discover now