13

1K 103 184
                                    

Eunha POV

Pagi ini semuanya kecuali Jin-ssi mencari satu lagi teman mereka di beberapa tempat seperti lokasi konser, Rumah Sakit, dan gedung Bighit. Siapa ya nama temannya itu? Jamie? Jimmy? Ah entahlah aku lupa.

Aku bertugas membeli semua keperluan kami di Supermarket. Tentunya dengan blackcard milik Jin-ssi.

Oh ya soal blackcard ini, kemarin malam Jin-ssi memberikannya padaku. Kami menulis list barang-barang yang kami perlukan untuk sebulan ke depan. Jin-ssi bilang aku boleh memakainya untuk keperluanku. Apapun asal tak berlebihan.

Kebetulan Supermarket terdekat berada di seberang RS Moon, Rumah Sakit dimana tubuh mereka dirawat. Jadi aku berangkat ke sana bersama Taehyung dan Jungkook yang bertugas mencari di Rumah Sakit.

Kami sampai 26 menit kemudian dan berpisah di halte. Aku bergegas masuk ke dalam Supermarket karena tak sabar membeli barang-barang.

Dua jam kemudian aku mendapatkan semua barang-barang dalam list. Aku membawa 3 kantong plastik besar keluar dari Supermarket itu. Tapi tak sengaja kakiku tersandung dan..

***





Author POV

Kembali saat kemarin, sebelum J-Hope terbangun.

Jimin terbangun dari kasurnya. Ia terkejut melihat dirinya(arwah) berpisah dengan tubuhnya. Ia mencoba tidur kembali di atas tubuhnya, berharap arwahnya bisa menyatu kembali dengan tubuhnya. Tapi nihil. Tak terjadi apa-apa.

Jimin bangkit dan celingak-celinguk mengelilingi ruangan itu. Ia melihat semua member dan berhenti saat mendengar suara Bang PD-nim dan Manager Sejin di dekat kasur Jungkook. Mereka terdengar membicarakan sesuatu yang serius.

Jimin mencoba menguping dan ternyata dirinyalah yang menjadi topik pembicaraan mereka.

"Aku tak tahu lagi bagaimana ini akan berlanjut. Jimin.. anak itu.." Ucap Bang PD-nim ragu-ragu. Walau hanya mendengar suaranya, jelas kalau Bang PD-nim sangat khawatir pada kondisi Jimin.

"Kakinya benar-benar tak akan bisa sembuh? Apa tak ada cara? Seperti operasi atau semacamnya?" tanya Manager Sejin yang sama khawatirnya.

"Dokter bilang 20% kemungkinan kakinya bisa kembali seperti semula. Akan lebih bahaya Jika dioperasi. Bisa saja gagal dan kakinya akan benar-benar tak bisa digunakan," jawab Bang PD-nim.

"Separah itu? Sebenarnya kakinya tertimpa apa? Kenapa kalian tak mau memberitahuku? Aku juga ikut mengurus mereka selama ini. Katakan padaku!" suara Manager Sejin mulai meninggi. Entah apa yang menyulut emosinya.

Mereka terdiam sejenak sampai Bang PD-nim kembali membuka suara.

"Lampu panggung. Saat bom itu jatuh di ujung panggung, beberapa lampu copot dan salah satunya menimpa Jimin. Syukur saja tak mengenai kepalanya.."

Jimin menutup mulutnya rapat-rapat. Ia sangat syok mendengar itu semua. Mendadak ia merasa mual dan berlari keluar dari ruangan itu.

Kepalanya juga berdengung dan pandangannya mulai kabur. Jimin meraba-raba dinding di dekatnya dan merasakan ada kursi di dekat sana. Cepat-cepat ia duduk dan memijat pelipisnya.

"H-hah.. apa ini? Apa maksudnya? Uh.. uphh!" Jimin semakin merasa mual dan akan muntah.

Ia mengambil tong sampah yang berada tepat di samping kursi itu, "Uhuk! Hoek! Ugh.. hoek! Uhuk! Agh! Sa-sakit.. "

"Uh.. huhu hiks.. apa ini.. aku tak suka.. aku mohon hentikan mimpi ini.. aku mohon..!" Jimin memukul-mukul dadanya. Berharap ini hanya mimpi dan ia akan terbangun di kasurnya.

Ghost7Where stories live. Discover now