27

143 25 13
                                    

Di pinggir kolam mini itu Eunha melamun. Kakinya bersimpuh di tanah, tangan kirinya menopang dagu mungilnya sementara tangan satunya lagi bermain dengan ikan-ikan kecil di dalam sana.

Pikirannya terus berputar-putar pada satu hal, yaitu pada outfit yang digunakan si tersangka. Ia terus mengelak fakta bahwa pakaian serta aksesoris yang dipakai wanita dalam video itu tampak sama persis dengan yang ia temukan di apartemen kakaknya.

Pikirannya terus menyelam sampai pada umpatan dan petisi yang ada pada postingan beberapa penggemar Bangtan di weverse.

Apakah itu akan benar-benar terjadi?

Bagaimana jika hukuman mati itu benar-benar dilakukan pada pelakunya nanti?

Begitulah batinnya sejak tadi.

Saking terlalu larut dalam pikirannya, ia bahkan tak menyadari Suga yang mengambang tertidur pulas tepat di atas kolam itu. Anehnya, semakin lama tubuh Suga mulai mengikuti gravitasi kembali. Hingga perlahan masuk ke dalam kolam, tepat di hadapan Eunha.

"Ah? AAH! KAMJAGIYA! AUGH!"

"Wae? Memikirkan nasib kakakmu?" sindir Suga, membuat gadis itu menatapnya sinis.

Melihat Eunha yang diam saja, membuat Suga pun bungkam. Namja itu perlahan mendekat, duduk di samping Eunha sembari memandangi awan hitam yang bergerumul di atas sana.

"Apa kau akan tetap memihaknya jika ternyata benar dia terlibat dalam insiden itu?" tanya Suga dengan pandangan masih fokus pada awan.

Eunha mendecih. Tampaknya namja ini ingin sekali menyudutkannya, pikirnya. "Mollayo. Lagipula Eonnieku tak mungkin pelakunya. Dia bahkan tak punya waktu untuk kembali ke rumah, bagaimana mungkin ... dia punya waktu untuk hal gila seperti itu. Kali ini firasatmu itu salah."

Suga terkekeh pelan. Ia merasa seolah melihat dirinya yang dulu, naif sekali hingga tak sadar telah dibodohi.

"Apa yang pertama kali akan kau lakukan jika dia pelakunya?" tanya Suga lagi, sedang Eunha di sampingnya semakin geram saja.

"YA!" Pekik Eunha geram.

"Ya? Aku hanya memberimu simulasi  sebelum kau benar-benar akan pusing dengan pertanyaan-pertanyaan semacamnya yang nantinya akan kau buat sendiri di kepalamu. Jika tak mau dibantu ya sudah," ucap Suga santai.

Rintik hujan mulai membasahi mereka, tepatnya hanya membasahi Eunha yang sudah kabur ke dalam dorm. Sementara Suga berjalan santai karena tahu tak akan terkena air hujan juga.

Setibanya di dalam, semuanya kecuali mereka berdua sudah berkumpul kembali di ruang keluarga itu. Firasat buruk kembali menjalari pikiran Eunha, melihat bagaimana ekspresi mereka yang memandangnya cemas.

"... Kali ini ... berita buruk kah?" tanya gadis itu. Ia tersenyum kecut, berpura-pura santai walau dadanya terasa sesak.

Taehyung menyenggol Jin yang duduk di sampingnya, memberi kode agar Jin buka suara. Jin malah balik menatapnya sinis, namun tetap bicara juga. "Seperti yang kau pikirkan. Kemarilah, kau harus melihatnya sendiri," ucapnya. Eunha mendekat, ia duduk di antara mereka, tepat di depan laptop milik Taehyung.

Disana terpampang dua foto yang disatukan. Satunya potongan foto Eunsu saat ia berfoto dengan Eunha di Daegu, satunya lagi foto tersangka pengeboman itu. Dan hal yang sangat ditakuti gadis itu benar adanya.

Eunha pucat seketika. Dada hingga tenggorokannya terasa menyesakkan hingga tak dapat berkata apa-apa. Bukan hanya dia, bahkan Suga yang sudah memperkirakannya juga terkejut melihat foto itu. Ia melirik Eunha yang kini tertunduk diam.

Ghost7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang