HWH 01

289 19 2
                                    

Jangan lupa klik bintang
dan beri komentar
untuk part ini yaa😘

"DI MANA UANG GUE?!" Teriak seorang wanita di dalam kamarnya bersama seorang pria

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

"DI MANA UANG GUE?!" Teriak seorang wanita di dalam kamarnya bersama seorang pria.

"UANG APA?!" Balas sang pria yang juga berteriak dengan setengah mabuk.

"UANG YANG GUE SIMPAN DI LEMARI!" Teriak sang wanita.

"UDAH GUE PAKE! KENAPA? APA MASALAH LO? UANG ITU JUGA UANG GUE JADI BERHENTI GANGGU GUE" Teriak sang pria kemudian merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"UANG LO JUGA? ITU UANG GUE! SEKARANG CEPET BALIKIN UANG GUE!" Tuntut sang wanita sembari menarik kerah si pria.

"BERHENTI GANGGU GUE BITCH!" Teriak sang pria kemudian memukul si wanita hingga jatuh tersungkur ke lantai.

Dilain sisi, seorang gadis berada di kamarnya sembari mengerjakan tugasnya dengan mengenakan earphone meski suara pertengakaran kedua orang tuanya tetap terdengar di telinganya, padahal ia telah memasang dengan volume paling tinggi.

Gadis itu pun tidak peduli dengan apa yang terjadi pada orang tuanya, hal itu sudah sering terjadi. Yang perlu ia lakukan hanya sekolah dan menganggap bahwa ia tinggal sendiri di rumah itu. Orang tuanya sendiri pun tidak peduli dengannya.

Dan ya, gadis itu adalah Anindira. Yap, hanya satu kata. Bahkan itu adalah nama yang diberikan oleh seorang perawat di rumah sakit tempat ia dilahirkan karena sang ibu yang tidak sudi memberinya nama.

Bisa dibilang dia adalah anak yang tidak diinginkan orang tuanya. Sang ibu bahkan selalu mengatakan bahwa ia adalah kesalahan.

Setelah tugasnya selesai, Anindira membereskan buku-bukunya lalu melepas earphone-nya. Hening. Ia tak mendengar suara teriakan orang tuanya lagi. Tanpa melakukan apapun lagi, Anindira beranjak ke tempat tidur dan segera bergelung dengan mimpinya.

Tempat ternyaman baginya. Bahkan ia berharap dapat tinggal selamanya di sana dari pada harus menanggung beban di dunia ini.

Kadang ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya yang tidak berguna. Namun tentu saja ia tak memiliki keberanian yang cukup untuk melakukannya. Menangis pun tak ada gunanya. Itu hanya akan menguras energinya.

Lagipula siapa yang akan menenangkan dirinya saat ia menangis? Dia tidak punya siapa-siapa.

Maka dari itu, ia memutuskan untuk terus hidup dan sukses lalu keluar dari rumah yang bagaikan neraka baginya ini.

Sementara itu dilain tempat, seorang pria sedang mengobati lukanya di dalam kamarnya yang bernuansa abu-abu. Dialah Ezra Mahardika.

Hari ini pria itu tawuran lagi seusai sekolah dan langsung mendapat omelan lagi dari sang ibu saat pulang ke rumah.

Pintu kamar Ezra terbuka membuat pria itu mengalihkan pandangannya ke pintu di mana sang ibu baru saja masuk dengan sebuah kotak yang berisikan obat-obatan.

He Wanted Her (ON HOLD)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ