HWH 03

207 21 0
                                    

Jangan lupa klik bintang
dan beri komentar
untuk part ini yaa😘

Senggolan Satria di bahunya membuat Ezra mengalihkan pandangan dari layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senggolan Satria di bahunya membuat Ezra mengalihkan pandangan dari layar ponselnya.

"Apa sih main senggol-senggol?" Tanya Ezra.

"Ada Anin tuh barusan lewat" Jawab Satria.

Mendengar nama Anindira disebut, Ezra segera mengalihkan pandangannya pada pintu namun sang empunya nama tidak terlihat sama sekali membuatnya kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar nama Anindira disebut, Ezra segera mengalihkan pandangannya pada pintu namun sang empunya nama tidak terlihat sama sekali membuatnya kesal.

"Mana?" Tanya Ezra.

"Kan gue bilangnya lewat, ya jelas udah pergilah" Ucap Satria.

Ezra yang mendengarnya pun segera berdiri kemudian berlari keluar kelas mencari keberadaan Anindira. Saat menemukan gadis itu, Ezra segera menghampirinya.

"Anin" Sapa Ezra saat telah berada di samping Anindira namun tak mendapat balasan apapun.

"Mau ke kelas, ya?" Tanya Ezra namun tak juga mendapat balasan.

Saat hampir sampai di kelas Anindira, seseorang memanggil Ezra dan memberinya isyarat untuk ke taman belakang sekolah. Setelah Ezra mengiyakan isyarat tersebut, orang tadi segera pergi.

"Aku pergi dulu ya, Nin" Pamit Ezra meski ia tahu kalau ia tak akan mendapat balasan dari Anindira.

Sebelum memasuki kelasnya, Anindira menoleh pada Ezra yang berlari menjauh kemudian meneruskan langkahnya memasuki kelas.

Tanpa ada sapaan yang menyambutnya, Anindira duduk di bangku paling pojok dekat jendela yang menghadap langsung ke lapangan basket.

Anindira mengeluarkan buku paket dari dalam tasnya dan membuka halaman terakhir yang ia pelajari. Inilah rutinitasnya setiap pagi.

Bisa dibilang masa remaja Anindira tidak seperti remaja-remaja lainnya. Disaat yang lain sibuk bercanda-tawa, menggosip bersama, shoping, dan bersenang-senang, Anindira malah sibuk membaca buku dan tugas. Berbicara pun seperlunya saja.

He Wanted Her (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang