Rindu?

36 28 2
                                    

Sepulang sekolah,

"Kok kaya kenal ya itu siapa?" gumam Sasa melihat siluet gadis berambut blonde.

"ALYA !" pekik nya.

Tapi siapa sangka, gadis itu malah berlari menjauh dari Sasa.

Tak mau mengambil pusing, Sasa segera berlari dan menarik pergelangan tangan Alya.

"Kenapa sih kok kabur hah hah" kata Sasa mencoba mengatur pernapasannya.

"Anastasha" gumamnya pelan.

"Masih marah ya kamu ama aku?"

"Hah?" beo Alya tak menyangka bahwa Anastasha telah berubah semenjak insiden 1 tahun yang lalu.

"Oh hm enggak kok Anastasha"

"Panggil aku Sasa aja" geli Sasa melihat Alya yang sepertinya canggung dengannya.

"Hm, Sa gue pulang dulu" izin Alya yang sebenrnya bohong.

"Kamu ngga mau nemuin dia ?" tanyanya ketika melihat Alya menjauh darinya.

"Aku tau kamu juga kangen dia "
nasihatnya seraya mengusap bahu Alya yang tampak merosot.

"Oke"

Belum juga memesan taksi, suara bariton yang berasal dari lapangan basket membuat kedua gadis itu berhenti melangkah

"Al" teriak Arsen.

"Paan sih"

"Ayo pulang bareng gue"
"Eh ada Sasa juga" sapanya melihat Sasa yang tampak diam meperhatikan keduanya.

"Ngga ! Gua sibuk, yok Sa !" langsung saja Alya menarik paksa tangan Sasa agar berlalu dari Arsen.

"Kayanya aku tau deh pengganti dia siapa " bisik Sasa cukup membuat pipi Alya merona.

"Ngga lah! Gue mah ogah mikirin cowo lagi !" elaknya.

"Eh Sa, abangmu?"tanyanya.

"Oh, uda bilang kok kalo mau ke tempat itu "
"Udah dapet taksinya?" tanya Sasa.

Disinilah mereka berdua,
Pemakaman kota yang tampak sepi.

"Ardo" gumam Alya megelus nisan itu sendu.

"Hai, Ardo lihat deh Ana bawa siapa" sapa Sasa berusaha untuk tidak menjatuhkan air matanya.

"Maafin kita ya Do ngga bawa lily kesukaanmu" kini giliran Alya berucap mengingat dirinya dan Sasa lupa membawakan bunga kesukaan mantan kekasihnya itu.

"Dia pasti senang kan Al kalo tahu sahabatnya ini udah ngga sedih" ucap gadis berkucir kuda itu lesu.

"Iyalah sahabat yang dicintai Ardo akhirnya bisa senyum lagi, mana mungkin ngga seneng coba" canda Alya.

"Maafin aku ya Al, gara-gara aku Ardo sama kamu putus" helaan napas tampak keluar dari bibir mungil Sasa.

"Ngga gara-gara lo kok Sa, gue aja dulu yang terlalu terobsesi sama Ardo sampai ada niatan dulu gue pingin celakain lo"

"Maafin gue juga Sa"

"Kamu ngga salah kok beneran deh" seraya mengusap punggung tangan Alya.

"Hai Kembaran" ucap gadis berkucir kuda itu lagi seraya mengusap nissan disebelah Ardo.

"Sisil, kenal gue ngga" sapa Alya.

"Sisil pasti kenalah lah iya ngga Sil" jawab Sasa pada nisan bernama Sisilya Lenatha Meilana.

"Hahaha iya ya dulu kan Sisil terkenal banget" kata Alya mengingat betapa nakalnya Sisil dulu.

"Tapi kenapa aku yang bikin mereka meninggal Al" sendunya dengan pandangan mengarah kebawah.

"Hei, ngga salah lo itu udah takdir mereka kok"

"Tapi kamu dulu nyalahin aku kan Al"

"Iya, sebelum tahu sebenarnya"
"Sekarang gue percaya lo kok Sa"

"Sisil, Ardo bahkan sepupu lo Wildan pun udah bahagia disana"
"Stop salahin diri lo lagi" seraya mengusap pelan punggung Sasa.

"Udah yok beli es krim gimana setuju?" hibur Alya melihat Sasa tmpak enggan meninggalkan kedua nisan itu.

"Mau ke Wildan Al"

"Ngga ! Gue ngga mau lo dipukuli lagi sama mak lampir itu !" tolaknya mengingat betapa kasarnya tante Sasa yang satu itu

Bila, Sasa berkunjung mengunjungi pemakaman sepupu Sasa sekaligus sahabatnya, Wildan.

"Es krim coklat kan?" tawar Alya.

"Yoa dong hahaha"

Selepas dari makam, kedua gadis memutuskan untuk duduk dibangku minimarket seraya menikmati es krim.

"Sa ?" tanya Alya memecah keheningan.

"Eh apa Al " tanya Sasa polos karena Alya memandanginya yang fokus terhadap es krim.

"Hahaha, enak banget ya buk"

"Ih manis banget ya allah sumpah" dacakan kagum nampak keluar dari mulut Sasa memandang es krim coklat.

"Kaya gue hahaha" tawa Alya seketika tak dapat dibendung memandang Alya yang dulu rivalnya kini malah menjadi temannya.

"Aku serius deh tanya, kamu tadi manggil napa hei"

"Oh gue cuma pingin aja diri lo yang dulu"

"Hah?kamu pingin aku cuek kaya dulu Al ?"

"Bukan cueknya yang gue kangenin dari lo, tapi tuh ngomong lo"

"Ngomongku? Oh beda ya dari setahun lalu?hehe iya"

"Lo-gue lagi kek Sa gue tuh canggung tau kalo lo ngomongnya aku-kamu terus" protes Alya.

"Aku masih trauma Al" ucap Sasa pelan seraya memandang es krim nya yang mulai mencair.

"Gue bantu trauma lo" ucapnya pelan.

"Trauma boleh, tapi jangan biarin trauma lo ngerebut kebahagiaan lo," seraya memandang manik kecoklatan penuh luka itu.

"Aku takut ngelukain orang lagi Al.."

"Lo ngga tau takdir Tuhan, Lo ngga bisa mengklaim kalo lo yang salah,"
"Gue bakal bantu lo dari keterpurukan lo,"
"Izinin mantan rival lo ini jadi sahabat lo Sa" ucapnya penuh harap.

"Alya, baik banget sih"
"Pantes Kak Arsen suka ama lu" goda Sasa akhirnya menghapus air mata yang sedari tadi mengalir dari pipinya.

"Untung sahabat lo" kesal wanita berambut blonde itu.

-UNITE ?-

Gimana ?

Ada yg udah paham masalahnya?

Vote💜Comment

Salam
-pacar online BTS-

UNITE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang