Kisah Lama

22 14 0
                                    

"Sa" sapa Gia ketika melihat Sasa datang dari arah luar kelas.

Pagi ini rupanya Sasa datang tak dalam mode mood baik.Seperti contohnya ini, Sasa menjawab sapaan Gia hanya dengan deheman datar.

"Lo baik aja kan?" tanya Gia khawatir setibanya Sasa dibangku.

Deheman lagi dan lagi.

"Sa jangan gini dongg, gue tuh takut kalo lo diem gini"

"Gue nggapapa Gia sayang" seulas senyum paksaan nampak terbit di wajah gadis itu.

"Gue-lo?" bingungnya.

"Kenapa?" tanya Sasa balik.

"Ngga papa dengg gajadi protes" sebisa mungkin Gia mencoba mencairkan suasana,dan Sasa paham itu.

Krit

Bunyi dorongan kursi sontak membuat Gia menoleh dari aktivitasnya bermain HP.

"Mau kemana Sa? Mau gue temenin" senyum, masih saja senyum.

"Ngga"

"Ngerti ngga sih lo gue tuh khawatir !" seru Gia akhirnya membuat kelas yang hanya terisi oleh 5 siswa menoleh padanya.

"Oh" balasnya tetap cuek dan melangkah pergi keluar kelas.

"Maafin gue ya gais" ucap Gia malu bro ditatap anak-anak horor tadi.

Lama Gia buntuti Sasa, ternyata gadis itu memilih untuk berdiam diri di taman belakang sekolah yang pagi ini sangat sepi - ralat bukan sepi melainkan tidak ada orang sepeserpun.

"Ngapain lo buntuti gue" ujarnya cuek lalu, menyumpal telinganya dengan earphone birunya.

Buru-buru Gia duduk disamping Sasa dan tanpa meminta izin sang empu, Gia melepas paksa 1 earphone di telinga Sasa.

"Ngapain sih !" gerutunya mencoba mengambil alih earphone tersebut tetapi selalu saja berhasil Gia tahan.

"Kita sosweet ya Sa earphone nya barengan gini" candanya melirik Sasa yang sudah memejamkan mata.

"Kemarin gue ketemu kembaran gue" ucap Sasa menatap langit yang penuh awan putih.

"Siapa?dan sejak kapan lo punya kembaran" bingung Gia yang tak tahu menahu pasal kembaran Sasa.

"Dia udah bahagia disana sama sepupu dan sahabat gue" ucapnya lagi.

"Hah?" tolong siapapun jelaskan pada Gia apa yang dimaksud Sasa, Sasa punya kembaran? Udah bahagia dimana?

Seraya mengahadap sahabatnya itu, Gia berucap "Mau cerita?" ucapnya seraya menepuk bahu Sasa.

Flashback On

"Woi, lo pada tau ngga kemana kembaran gue"
ucap gadis yang disebut-sebut sebagai pentolaannya sekolah.

"Oh kembaran cupu lo itu ya" balas lelaki lainnya dengan cekikikan.

"Asal lo tahu ya ! Dia kembaran gue sampaikapanpun dia tetap kembaran gue! Kalo sampai gue denger ujung kukunya lo lukain lihat aja !" ancam sang gadis menarik leher lelaki tersebut hingga sang korban terbatuk-batuk.

"Heh Sil ! Lihat aja pembalasan gue!" protes lelaki tadi memanggil sang pelaku yang tak lain adalah  Sisilya Lenatha Meilana gadis tomboy yang hobinya tawuran.

"Bodoamat gue ngga denger !" teriak gadis tersebut tanpa membalikkan badan.

"Lo dimana sih Ana"gumam Sisil khawatir akan kembarannya itu,

Ini yang dia takutkan bila Ana terus-terusan pergi tanpa mengabarinya, sedangkan Ana pun menolak keras untuk diberi HP. Bagi Sisil detak jantung Ana pun dapat ia rasakan, ia takut Anastasha nya itu terluka.

UNITE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang