Bab 16

130 11 0
                                    

Tepat jam empat pagi aku terbangun, kulihat keyle dan Aila masih tertidur dengan pulasnya. Lalu aku bergegas menuju kamar mandi dengan sedikit tertatih-tatih untuk berudhu kemudian mengerjakan shalat malam. Aku sudah terbiasa bangun untuk shalat malam. Karena disitulah aku selalu menitip rinduku padanya.

"Assalamualaikum warahmatullah..."salamku diakhir sholat malam dengan menolehkan mukaku kekanan dan kekiri, lalu menengadah tanganku keatas untuk meminta kepada Allah agar mengikhlaskan semua rasa yang masih ada itu untuk nya.

"Ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kau yang maha menguasai seluruh alam, kau yang maha mengetahui mana yang terbaik untukku dan mana yang tidak baik untukku, ya Allah, bantu hamba untuk menerima semua keputusan ini, bantu hamba untuk mengikhlaskan semuanya, bantu hamba untuk tidak memikirkan dirinya lagi, bantu hamba untuk bisa menerima takdir yang kau berikan pada hamba, ya Allah ya Rahman, ya Rahim, aku berduduk bersimpuh memohon dihadapanmu, dengan segala kekuasaanmu, bantu hamba untuk bisa menerima dia sebagai suami hamba, jika ini jalan hamba maka ikhlaskan....ikhlaskan hati hamba, engkau lah yang maha membolak-balik hati manusia, maka dari itu hamba mohon kuatkan hamba dengan kekuatan dan dengan kekuasaan_Mu.

Dan untuk Arfan, hamba mohon jagakan selalu dia ya Allah, semoga ia bahagia disana dan bisa mendapatkan sosok seorang yang lebih baik dariku...semoga cita-cita yang ia inginkan terkabul ya Allah atas izin_Mu...hamba mohon pada_Mu ya Allah, tolong kabulkanlah doa doa hamba ya Allah...

Aamiin....ya Rabbal Aalamiin....

Setelah selesai shalat akupun langsung membangunkan kedua sahabatku.

"Key, Ai...bangun....ini udah pagi"

Hening, tak ada jawaban.

"Key...Ai, ayo bangun..
Ku tepuk tepuk wajah keduanya agar cepet mereka terbangun dari tidur pulasnya itu.

"Emm...udah pagi ya Fa..."ucap Ai, sambil mengusap wajahnya.

"Iya..ayo cepat bangun, siap siap sana bentar lagi waktu subuh sampai lho..."

"Hoamm....dah azan ya Fa? Tanya keyle.

"Belum key...ayo sana buruan bersih bersih..."

Lalu mereka pun bergegas menuju kamar mandi bergantian. Sambil menunggu waktu subuh datang aku menyempatkan untuk membaca Al Qur'an. Hingga waktu subuh pun datang dan kamipun mengerjakan shalat subuh bersama-sama.

"Fa gimana kaki kamu? Udah mendingan kan?

"Alhamdulillah Ai, walaupun masih agak nyeri sedikit seh, tapi gak apa-apa ko, aku kan kuat..." Aku berusaha menguatkan diri sendiri walaupun yang sebenarnya aku rapuh.

"Haha, kamu ini, ngata diri sendiri kuat, tapi nyatanya sering nangisss.."kekeh keyle.

Aku hanya tersenyum mendengar kata-kata key, keyle memang benar, aku memang terus berusaha kuat tapi nyatanya tangisku selalu pecah didepan mereka.

Aku bersyukur Allah beri aku sahabat seperti mereka. Ku harap semoga nanti kita akan selalu bersama hingga Jannah_Nya....Aamin_batinku.

"Oo ya Fa, kamu udah buka grup gak? Tanya Aila yang masih sibuk dengan mukenanya.

Aku yang masih membereskan alat alat sholat pun menoleh kearah Aila.

"Gak ada Ai, emang ada kabar apa? Tanyaku heran.

"Hari Senin ini kita udah mulai aktif lho mondok.."

"Ma syaa Allah, Senin ini? Berarti habis pernikahan aku sama Fathan dong? Tanyaku refleks.

Mereka pun mengangguk mengiyakan ucapanku.

"Kok baru bilang sekarang sehh..." Tanyaku memelas.

"Maaf ya Fa, kami kira kamu udah tahu kabar ini...eh ternyata belum toh.." jawab key.

Penantian HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang