Part 5

15 3 0
                                    


" Pada nyatanya, satu kesalahan akan membuat seribu kebaikan sirna "

***

"Lho ini kan Airin, tadi kan Jeng bilang dia pergi belanja" ucap Bu Rima

"Oo jangan-jangan Jeng bohong ya? Jeng pasti malu kan karena Airin tidak dapat peringkat satu?" sahut Bu Melisa sambil terkekeh

Bu Nadia terdiam, tidak tau harus menjawab apa karena dia telah ketauan berbohong.

Airin kembali merutuki kebodohannya, harusnya ia mematuhi omongan Mamanya untuk tidak keluar dari kamar. Lantas sekarang ia harus berbuat apa? Ia sudah membuat Mamanya tampak menjadi pembohong di depan teman-teman arisan mamanya itu.

"Bukan kok tante, tadi pas Airin pulang ngga kasih salam pas masuknya karena buru-buru ke toilet, jadi Mama pasti ngga tau kalau Airin udah di rumah" jelas Airin berusaha untuk memperbaiki suasana

"Oh gitu rupanya, kirain malu punya anak kayak kamu" ucap Bu Melisa sambil tertawa meremehkan

"Sudah Jeng Melisa, tidak boleh seperti itu, tidak sopan" balas Bu Andini dengan tegas

"Tante, Airin pamit ke dapur dulu ya" ucap Airin sambil melirik pada Mamanya yang pasti sedang marah saat ini dan Airin pun segera menuju dapur

"Yaudah Jeng Nadia, kami pamit dulu ya.. sampai jumpa arisan bulan depan di rumah saya" ucap Bu Rima pada Bu Nadia

Mereka semua pun beranjak dari sofa menuju pintu keluar.

Setelah semua orang pulang, Bu Nadia pun menuju dapur dan menjumpai Airin untuk memarahinya.

"AIRIN!" teriak Mama

"I..iya Ma" sahut Airin ketakutan karena Mamanya berteriak sangat keras seakan ingin memakan Airin saat itu juga

"Kamu ini bikin malu Mama, kan Mama udah bilang jangan nampain muka kamu di depan teman Mama, kamu kenapa ngeyel hah?" Bentak sang Mama sambil memegang tangan Airin dengan kuat

"Maaf Ma.. aku nggak sengaja, tadi aku haus banget" jawab Airin sambil menangis

"Gaada maaf-maaf kamu udah permaluin Mama.. Mama menyesal punya anak yg bodoh seperti kamu" sahut Mama sambil menjambak rambut Airin

Satu kata... "bodoh"

Airin tidak tau harus menjawab apalagi. Untuk mengaduh kesakitan saja rasanya tidak mampu. Hatinya jauh lebih sakit ketimbang fisiknya. Bertahun-tahun Airin mendapat peringkat 1, apakah harus dikatakan bodoh jika kali ini dia tidak mendapat peringkat 1 itu?

Sebenci itu kah Mama pada Airin?
Memang benar yang orang bilang, satu kesalahan akan membuat seribu kebaikan sirna. Aku harus apa?

Setelah puas menjambak Airin, Mamanya langsung pergi dan meninggalkan Airin yang sedang menangis di dapur.

"Kak Raka tolong Airin..." ucap Airin sebelum menutup matanya.

🌚🌚🌚

Dilain tempat, Raka yang notabenenya seorang psikolog terkenal di kota Jakarta ini sedang sibuk mengurus pasiennya.

Setelah jadwalnya selesai, ia tiba-tiba teringat pada Adiknya, Airin.

"Kok firasat gue ga enak ya" monolog Raka

Raka pun memutuskan untuk menelpon Airin, sekaligus memberi kabar gembira bahwa Raka akan menginap dirumah nanti malam.

Raka memang sudah punya tempat tinggal pribadi, tepatnya sebuah apartement yang tak jauh dari tempat kerjanya. Biasanya Raka akan menginap dirumah seminggu sekali tapi tak tentu hari apa.

Sudah 3 kali Raka menelpon Airin, masih saja tidak diangkat. Raka mencoba untuk positive thinking, mungkin saja Airin sedang di toilet atau makan didapur karena kebiasaan Airin yang jika sudah bertemu makanan di dapur maka hal lain tak akan dihiraukan.

Raka pun akhirnya memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Ia pun keluar dari tempat kerjanya dan menuju parkiran. Namun tiba-tiba seseorang yang juga sedang berjalan dengan arah berlawan menabraknya.

"Eh eh maaf" ucap orang tersebut

"Oke gapapa, eh Angga? Angga kan lo?" jawab Raka karena dia sepertinya mengenali orang tersebut

"Eh Kak Raka.. iya gue Angga, sorry banget ya gue gasengaja" jawab Angga

"Santai aja, lain kali hati-hati lo" nasehat Raka

"Oke kak. Mau kemana lo kak?" tanya Angga

"Ini gue mau pulang kerumah, gue duluan ya" pamit Raka pada Angga

"Oke" sahut Angga yang kemudian meneruskan jalannya.

Ya, dia adalah Angga yang sama dengan Angga yang kemarin di chat oleh Airin. Angga memang mengenal Kak Raka karena selain seorang psikolog, Raka juga seorang pelatih basket di komplek perumahan Angga. Angga adalah anak dari pasangan holkay yaitu Galih Wijaya dan Andini Wijaya. Angga adalah anak yang sangat cerdas dibidang akademik dan non akademik. Ia merupakan anak olimpiade dan juga sebagai kapten basket di sekolahnya. Tak heran jika banyak kaum hawa yang mencoba mendekatinya namun tak seorangpun yang mendapat respon dari seorang Angga.

Kak Raka pun mengendarai mobil dan melaju kerumahnya. Raka pun sampai dirumah, dia sudah memencet bel rumahnya beberapa kali namun tak ada yang membuka pintu. Raka pun memutar gagang pintu yang ternyata tidak dikunci.

"Assalamu'alaikum... Ma? Pa? Airin?" Ucap Raka sambil mengeraskan suaranya saat tidak melihat seorang pun dirumah

"Orang rumah mana sih? Pintu ga dikunci, orang ga ada, gabiasanya kaya gini" monolog Raka sambil menuju dapur untuk mengambil air minum

Saat Raka sampai didapur, ia begitu terkejut dengan pemandangan yang dilihatnya.

"AIRINNNN" teriak Raka

_____________________________________

To be Continue

semoga kalian suka
jangan lupa vote & coment🌹

RANK AND LOVEWhere stories live. Discover now