Part 6

11 3 0
                                    

" Tak seperti malam sebelumnya. Haha hihi berubah menjadi sunyi sepi "

***

"Kamu kenapa rinn?" panik Raka yang langsung mengangkat Airin menuju ke kamar.

Raka panik harus berbuat apa, dia berusaha menelpon Mama namun tak diangkat, Papanya juga sama. Raka akhirnya menggosok minyak kayu putih dikepala dan hidung Airin. Hingga Airin tersadar.

"A..aku dimana?" tanya Airin sambil memegangi kepalanya

"Kamu di kamar rin, tadi kakak nemuin kamu pingsan di dapur, kamu kenapa?" jelas Raka yang kemudian menanyakan alasan Airin pingsan

Airin terdiam. Tidak mungkin Airin menceritakan yang sebenarnya. Tidak mungkin Airin bilang pada Kak Raka soal kebencian Mama dan Papa karena peringkat Airin yang menurun. Itu sama saja ia menjelekkan Mama dan Papanya dihadapan sang kakak.

"Kenapa diam rin? Apa ada yang jahatin kamu? Bilang sama kakak" ucap Raka

"Ga ada kak, tadi tiba-tiba Airin haus terus ke dapur, habis itu kepala Airin pusing banget dan udah ga sadar lagi deh" jelas Airin dengan bohong untuk menutupi perbuatan Mamanya

"Yaudah kamu istirahat aja, Mama mana?" Tanya Raka, karena sejak tadi Raka pulang ia tidak melihat Mamanya

"Mama kayaknya ke supermarket deh kak" jawab Airin yang masih lemas

"Ke supermarket sampe sekarang belum pulang? Ini bahkan udah mau magrib" sahut Raka yang begitu heran dengan sang Mama, tidak biasanya sampai jam 6 sore Mama belum kunjung pulang

"Tadi Mama perginya udah kesorean kak, mungkin ini juga lagi dijalan" jawab Airin

Tok tok tok

"Kakak kunci pintunya ya? Itu kayaknya Mama pulang" kata Airin

"Iya, tadi pas kakak pulang pintunya ga dikunci, yaudah kakak kunciin aja. Bentar ya kakak buka pintunya dulu, kamu istirahat jangan kemana-mana" sahut Raka

Setelah itu Raka langsung menuruni tangga untuk membuka pintu.

Ceklek

"Ya ampun Raka anak kesayangan Mama udah pulang" kata Nadia - mamanya, sambil memeluk Raka

"Iya Ma, Mama darimana?" tanya Raka yang penasaran karena kata Airin tadi Mamanya pergi ke supermarket, tapi Mamanya itu tidak menenteng satu belanjaan pun

"Tadi Mama ada urusan" sahut Mamanya

"Mama bohongin Airin?" Tanya Raka dengan penuh curiga

"Maksud kamu?"

"Kata Airin tadi Mama ke supermarket" sahut Raka

"Oo iya itu tadi nemenin Tante Andini, dia yang belanja bukan Mama" jelas Mamanya

"Yaudah ayo masuk Ma, Airin tadi pingsan di dapur.. coba deh Mama samperin" kata Raka pada Mamanya yang hendak masuk ke kamar

"Mama ganti baju dulu" sahut Mamanya sambil masuk ke dalam kamar

"Tumben Mama biasa aja pas tau Airin sakit, biasanya kan panik" gumam Raka yang merasa ada kejanggalan dengan Mamanya.


🌚🌚🌚
Jam sudah menujukkan pukul 8 malam. Nadia sedang menyiapkan makan malam. Sedangkan Raka yang sedang membaca buku segera menutup bukunya karena panggilan dari sang Mama.

"Raka... ayo kita makan malam nak" panggil Nadia dari ruang makan

"Iya Ma.." sahut Raka sambil beranjam dari sofa ruang tamu.

Saat di ruang makan, Raka tak melihat Airin, ia pun langsung menghampiri Airin ke kamarnya.

"Raka mau kemana kamu nak?" tanya Nadia yang melihat Raka naik ke atas

"Raka mau panggilin Airin" sahut Raka sambil menaiki tangga

Mamanya menghela nafas pasrah.

"Udah lah Ma, jangan bersikap seperti itu didepan Raka. Kalo Raka tau pasti dia bakalan marah sama kita" ujar Dimas- Papa Airin pada istrinya

"Yaudah Pa" sahut Mama Airin

Tak lama, Raka turun bersama Airin. Mereka pun duduk dikursinya dan memulai makan malam.

Makan malam kali ini hanya diisi dengan suara dentingan sendok dan piring. Biasanya akan penuh candaan di meja makan ini.

"Ekhemmm.. tumben sunyi" celutuk Raka yang sedang bingung dengan keadaan keluarganya.

Semua pun menoleh ke arah Raka.

"Papa lagi capek Rak, banyak banget tadi kerjaan di kantor" jawab Papanya

Setelah itu tidak ada percakapan apa pun lagi sampai makan malam berakhir. Papa dan Mama pun beranjak dari ruang makan ke kamarnya. Disana tersisa Raka dan Airin.

"Rin kamu kenal kakak kan, kakak ini seorang psikolog, jadi kakak tau kalau ada yang berbeda dari keluarga kita" jelas Raka pada Airin

"Airin ga ngerti apa yang kakak bilang, gak ada yang berbeda kak, orang tua kita cuma lagi capek aja" sahut Airin pada kakaknya

"Yaudah kalau gitu, kakak ke kamar dulu" kata Raka pada Airin

Airin merutuki nasibnya. Harusnya hanya dia menerima dampak dari peringkatnya yang menurun ini. Tapi malam ini kak Raka juga mendapatkan dampak itu, makan malam yang seharusnya dengan canda tawa untuk menghilangkan penat raga kak Raka yang sibuk bekerja malah berakhir dengan makan malam bisu tanpa suara.

________________________________________

Terimakasih sudah mau membaca cerita ini💞
Vote and komen kalo ngga keberatan💙

RANK AND LOVEWhere stories live. Discover now