07 | Kejutan

200 74 32
                                    



Alangkah terkejutnya Stella saat menyadari bahwa ia sudah berada di sebuah ruangan yang ia sangat kenal itu. Ya, kini ia sudah ada di kamarnya. Perasaan bingung kini menyelimuti hatinya.

"Masih lengkap," Ucapnya seraya meraba tubuhnya. Ia pun beranjak dari kasurnya lalu menengok ke arah jam dinding yang ada di ruangan itu.

"Jam delapan? Udah malem?" Ucapnya terkejut bagaimana bisa ia tiba-tiba sudah berada di tempat itu padahal tadi dia masih berada di tengah perjalanan dan ia rasa ia hanya memejamkan matanya sebentar.

Ia pun melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa menuruni anak tangga. Dalam hatinya bertanya apakah laki-laki itu masih berada di rumahnya?

"Kok kosong? Apa gue lagi mimpi?" Tanyanya bingung menyaksikan keadaan ruang tamu yang tiada satupun orang disana.

Ia pun melanjutkan langkahnya menuju ke dapur, siapa tau ada orang yang bisa dia tanyai tentang hal yang menurutnya aneh ini. Beberapa langkah lagi ia sampai didapur namun langkahnya dihentikannya ketika melihat beberapa orang yang tengah berbincang di meja makan.

"Eh sayang udah bangun, sini nimbrung!" Ucap mamanya Stella menyadari anaknya itu berdiri di depan dapur.

"Mama? Satria? "

"Kebo amat tidurnya," Ucap Satria.

"Yang bawa gue ke kamar siapa? Bukannya gue bobo cantik di dalam mobil tadi?" Tanyanya seperti orang linglung.

" Ya Rasya lah, gue gak kuat angkat Lo sampe atas. "

Mendengar jawaban itu ia pun melanjutkan langkahnya yang sempat terjeda.

"Beneran?" Ucapnya seraya duduk di kursi samping kakaknya.

"Kamu tadi tidurnya pules banget.. Trus mama suruh deh Rassya gendong kamu trus bawa ke kamar," Tutur mamanya menjelaskan yang mendapat 'oh' dari sang putri.

"Makanya jangan kebo, gue liat kayaknya Rasya keberatan deh angkat Lo.. " Cetus Satria meledek.

"Maa..." Rengeknya seraya mengimut-imutkan wajahnya.

"Kek bayi ajah," Ucap mamanya

"Mama-Bunda gak asik, gak belain Stella!" Cetusnya kesal.

"Yaudah buruan makan. Nanti baru terusin berantemnya,"

Mereka bertiga pun melanjutkan makannya. Tidak ada perbincangan, hanya ada dentingan suara sendok yang mengenai piring.

Beberapa menit berlalu kini Satria telah selesai yang kemudian disusul oleh mamanya. Dan kini tertinggal Stella yang masih sibuk dengan makanan yang terlihat masih banyak itu.

Mamanya membereskan piring dan gelas kotor bekas ia dan anaknya, Satria. Melihat hal itu Stella mempercepat makannya menjadi dua kali lipat.

"Uhuk.. Uhuk," Stella tersedak.

Mamanya pun menuangkan air lalu menyodorkannya yang disambut cepat oleh anaknya itu. Melihat hal itu membuatnya geleng-geleng kepala.

"Makasih mama-bunda ku tersayang.." Ucap gadis itu setelah meminumnya habis.

"Sekali kali panggilnya satu aja kenapa sih?!" Ucapnya seraya mengelus kepala anaknya itu lembut.

"Emang aneh ma," Cetus Satria.

VLINDERWhere stories live. Discover now