11 | Drama

158 47 3
                                    

Sebelum lanjut jangan lupa vote dan komen sebanyak banyak ya... Makasihhh 

🌻🌻🌻

Stella menyandarkan tubuhnya ke dinding  sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Matanya menatap elang ke arah depan tanpa berniat melakukan apapun.

"Gue gak mau! " Tegasnya lagi lalu beranjak dari tempatnya meninggalkan beberapa orang yang sedang asik bermain basket.  Kaki jenjang menggiringnya ke tempat yang tidak ada satupun orang di sana.

Ceklek..
Suara pintu terbuka dan langkah kaki yang semakin dekat membuyarkan lamunannya. Dengan cepat ia menggosok telapak tangannya agar busa-busa karena sabun itu segera hilang.

"Lo ngapain? " Seketika gadis itu mematung mendengar sapaan dari orang yang mungkin dikenalnya. Ia berusaha mencerna dengan baik siapa yang berada di belakangnya kini, dengan hati hati ia memutar tubuhnya 180 derajat.

"Hah? Ngapain ya? " Ucapnya mulai salah tingkah, tak lama kemudian sosok lain masuk ke ruangan itu dengan tatapan bingung.

"Ngapain disini bund? " Tanya Rian yang ikut bingung dengan keberadaan gadis itu.

"Ini toilet umum, " Ucapnya dengan suara bergetar seperti maling yang tertangkap basah.

"Yaudah keluar, kami mau pake buat ganti pakaian! " Ucap Farhan seperti tanpa perasaan. Dengan bergegas gadis itu keluar dari tempat itu, bukan karena apa karena di tempat itu toilet hanya ada satu dan itu untuk umum.

"Gue gak liat cewek lain disini, jangan jangan dia nyasar lagi.. " Ucap Dino yang dibalas kekehan orang Rian.

Sepuluh menit kemudian mereka sudah selesai dan keluar dari tempat itu lalu berjalan menuju ke lapangan basket. Semula keadaan biasa biasa saja hingga saat sudah di tempat mereka dikejutkan dengan satu hal. Dino menutup mulutnya dan mata Rian dengan dramatis, sedangkan Farhan seperti biasa merespon dengan tatapan tajamnya bak elang yang siap menerkam mangsanya.

"Apaan sih lo? " Ucap Rian yang cukup keras hingga membuat yang menjadi sorotan menyorot mereka bertiga. Dengan percaya diri Dino mendekati gadis itu dengan hati yang menggelitik.

"Jadi yang mana nih cowok lo? " Ucapnya dengan tatapan menggoda yang membuat semua orang di sana menatapnya bingung. Posisinya sekarang hanya Stella, perempuan yang ada di kerumunan para cowok tampan di sana.

"Lo kenal sama Dino Queen? " Tanya salah satu cowok di sana yang duduk di lapangan yang menghadap ke arah gadis itu. Gadis itu bingung ingin menjawab apa dan apa alasannya.

"Mantan kakel gue, " Ucapnya berusaha tetap cool. Dino bingung dengan ucapan yang tak biasa gadis itu.

"Lo udah move on dari Farhan? " Pertanyaan yang seketika menyudutkan gadis itu. Ingin rasanya ia menghilang dari tempat itu segera.

"Lo serius nanya itu ke Queen kita? Yang ada harusnya lo tanya ke cowok itu udah move on apa belum dari Queen.. " Ucap sosok yang duduk di sampai Stella yang disambut tawaan dari yang lainnya. Farhan dan Rian hanya menyaksikan kejadian itu tanpa berniat membela teman yang dipermalukan itu.

"Diem! " Ucap gadis itu dingin yang seketika membuat keadaan menjadi hening.

"Maaf, kami cuma bercanda.. " Ucap salah satu orang di sana.

"Kenapa mereka seperti segan dengan gadis aneh itu? Sok drama.. " Ucap Farhan di dalam hati lalu memilih meninggalkan tempat itu dan bermain basket sendiri. Sedangkan kedua temannya masih sibuk dengan gadis itu.

"Itu orangnya, jangan macem macem.. " Ucapnya mengarahkan pandangannya ke arah Farhan  yang sama sekali tidak perduli dengannya. Paham dengan apa yang diucapkan gadis yang mereka sebut Queen itu mereka pun mengangguk pelan. Tatapan takjub hingga sinis terlihat dari beberapa orang itu. Rian dan Dino yang belum ngerti kondisi itu pun menatap  bingung.

"Maksud lo apa? " Tanya Dino penuh tanda tanya, gadis itu pun mengkode para temannya untuk menjauh dari tempat itu.

Rian semakin penasaran tatkala apa yang dikatakan atau diinginkan gadis itu dilakukan oleh orang orang itu. Ia pun ikut mendekat dan duduk di samping Stella yang mulai mengatur mimik wajahnya.

"Gila gila gimana lo bisa suruh suruh tuh anak anak si? Lo pelet ya? " Ucap Rian asalan.

"Mereka temen gue, jangan salah paham deh.. Mana mungkin juga mereka gitu karena suka sama gue.. Mana mungkin!! Farhan yang berlebel buaya aja susah gue dapetin.. " Kini yang berbicara dengan mereka sudah menjadi Stella yang mereka kenal, bukan yang dingin seperti kulkas empat pintu tadi.

"Perasaan pas kita masih satu sekolah lo kek gak mau dekat sama cowok gitu.. Gue kira lo gak normal!! " Ucap Dino yang disambut kekehan dari Temannya yang tak lain adalah Rian.

"Gue jawab apa ini? Jangan sampai mereka curiga.. " Cemasnya dalam hati.

"Kalian kesini mau main basket, atau intro gue? "

"Intro lo aja, biar pasti gitu lo suka apa enggak sama Farhan.. Kasian dia digantung mulu sama lo.. "

"Bukannya kebalik? "

"Hai bebb!! " Sapa seorang cowok tampan yang memakai jaket kulit hitam dengan celana jeans hitam.. Ia datang tidak sendiri melainkan berlima dengan ke empat temannya yang memakai pakaian selaras. Dengan malas gadis itu berdiri dan menghampiri cowok itu.

"Bab beb bab beb.. Lo kira gue apaan? " Sahut gadis itu tanpa menoleh terlebih dahulu orang yang kini menatapnya dengan tatapan yang sulit diterjemahkan. Beberapa detik kemudian ia baru tersadar pemilik suara itu orang yang akan membuatnya mati kutu.

"Em gue gak ngapa ngapain kok, beneran!!" Ucapnya lagi dengan nada yang dibuat buat yang bisa membuat singa pun jadi kucing. Cowok itu pun berjalan mendekat hingga membuat jantung gadis itu kembang kempis.

"Balik gak? Jangan caper!!" Ucapnya dengan nada dingin sambil menyorot.

"Yaudah anterin, " rengeknya seperti anak balita yang membuat orang di depannya berdengus kesal. Ia pun mengkode teman di sampingnya untuk melakukan apa yang diinginkan gadis itu.

"Ih gak mau.. gak suka.. gelay!" Rengek gadis itu lalu memajukan bibir bawahnya yang justru membuat amarah cowok itu berubah menjadi gemas. Ia pun mengacak-acak rambut gadis itu sambil tersenyum.

"Ih gak mau.. gak suka gelayy.. yaudah mending gue main basket daripada nonton drama keuwuan orang.. " Ucap Dino sambil menirukan nada bicara gadis itu lalu berlari kecil menyusul kedua temannya yang sudah dari tadi bermain.

"Yang nyuruh Lo liatin siapa?? Dasar dinosaurus ilegal!!" Teriaknya yang membuat beberapa orang menyorotnya tak terkecuali Farhan.

"Temen Lo?" Tanya cowok itu.

"Musuh bebuyutan!!"

"Apa perlu gue hajar?" Seketika gadis itu melotot tak percaya ucapan laknat dari orang di hadapannya itu.

"Apa sih Satria?" Benar saja orang yang dari tadi mengobrol dengan gadis itu tak lain adalah kakaknya. Tapi, hal itu tidak diketahui baik Dino maupun Farhan.

"Wah tumben normal, biasanya Lo manggil gue Riya si tukang riya.."

"Terserah lah.. mulut mulut gue, yang ngomong gue, kenapa Lo yang sewot? Emang Lo mau gue panggil yang aneh aneh di depan temen Lo?" 

"Temen Lo juga kali.. tumben disini gak ikutan disana? Daripada diem aja mending pulang gin ntar Lo dicariin anak anak Lo lagi !!"  Ucapnya yang mendapat sorotan tajam dari sang gadis.

"Jangan ngadi ngadi.. nikah aja belom masa udah ada anak?" Dengan polosnya ia mengucapkan hal itu.

"Maksud gue tanaman bunga matahari Lo itu, siapa tau ntar ilang lagi.. haha, " ucapnya lalu tertawa terbahak-bahak hingga satu pukulan lumayan kencang mendarat di bahu kanannya hingga Inya sedikit meringis.

"Awas aja Lo macem macem ya ntar pacar Lo jadi taruhannya!!" Ancamnya sambil mengacungkan jari telunjuknya.

"Pendek amat tuh jari?!"

"Kok jadi body Shiming sih?"

"Gue aja baper, dasar pengharum ruangan.."

"Dasar tukang riya!!!" Teriaknya tepat ditelinga orang tersebut lalu kabur. Satria pun mengelus-elus telinganya sambil mengumpat dalam hati.

VLINDERWhere stories live. Discover now