09 | Pamit?!

172 58 22
                                    

Perjuangan yang tak kunjung dimenangkan kadangkala melelahkan.
Istirahatlah...
Jangan menyerah lalu menghilang begitu saja!

-

Sebuah motor ninja memasuki pekarangan rumah mewah berwarna putih setelah gerbang terbuka. Seorang laki-laki turun dari kuda besinya, melepaskan helmnya lalu berjalan menuju depan teras.

Ia membuka pintu rumah itu lalu berlalu terdiam sebentar melihat pemandangan tak biasa di hadapannya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Ia membuka pintu rumah itu lalu berlalu terdiam sebentar melihat pemandangan tak biasa di hadapannya. Memang benar apa yang dikatakan oleh temannya tadi, kalau orang yang diisukan menyukainya datang di kediamannya. Langkahnya menuntunnya mendekat ke sosok tersebut.

"Mama.. " panggilnya lalu menyalami wanita paruh baya yang duduk santai di sofa berwarna abu. Wanita itu tersenyum lebar melihat kedatangan anaknya itu.

"Sini duduk, temen kamu udah lama nunggu loh... " Seketika suasana menjadi canggung, Stella mulai merasakan sesak di dadanya seperti napas yang terlalu terburu-buru. Bagaimana bisa ia mulai susah mengatur napasnya sendiri.

"Em.. Tante kayaknya aku mau balik dulu soalnya takut dicari otang rumah.." Ucap gadis itu kikuk.

"Yaudah kalo gitu biar anak Tante yang antar ya, kan kamu tadi kesini sendiri.. " Saran wanita paruh baya itu. Stella menengok ke arah orang yang dimaksud, ia melihat seperti ketidaksetujuan dari orang dihadapannya.

"Enggak usah Tan, ntar repotin.. Stella bisa pulang sendiri.. " Tolaknya dengan halus. Farhan menatap gadis itu bingung baru kali ini ada orang yang katanya suka dengannya tapi menolak diantar olehnya.

"Udah jam lima lewat biar gue antar pulang !" Sebuah kalimat yang tak pernah disangka sangka oleh seorang Stella. Apa dia sedang di prank atau sedang di alam mimpi?

"Hello.." ucap lelaki itu sambil melambaikan tangannya di depan wajah gadis itu.

"Eh iya kak, emang gak papa? " Tanyanya namun tak mendapat jawaban sama sekali dan malah ditinggal oleh sosok istimewanya itu.

"Udah itu mumpung dia mau anterin, jarang jarang loh !!" Ucap wanita paruh baya di sampingnya. Dengan cepat gadis itu pun menyalami wanita itu dan pamit lalu berlari kecil menyusul cowok itu.

Sesampainya di pekarangan rumahnya Farhan ternyata lelaki itu sudah siap dengan motornya. "Naik !"

"Iya kak, bentar. " Sahutnya lalu memakai helm yang berada di belakang motor tersebut lalu naik dengan tangan memegang bahu Farhan. Sungguh saat itu jantungnya dalam keadaan darurat karena berdetak berkali-kali lipat lebih cepat dari biasanya.

"Udah? "

"Iya, " Pak satpam pun membukakan pintu gerbang dan motor tersebut berjalan membelah angin kota Jakarta.

Stella melepaskan tangannya dari bahu Farhan karena jantungnya sungguh tidak terkontrol lagi. Ia pun memilih memegang bagian belakang motor agar tidak jatuh karena laju kendaraan tersebut.

VLINDEROnde histórias criam vida. Descubra agora