13 | Bunga tidur

123 31 7
                                    

"Balita aja gak polos polos amat La, "

"Yaelah gue bercanda kali, sensi amat! " Seketika sifat polos diiringi bar barnya keluar.

***

"Stella !!" Teriak Satria tepat di telingga gadis itu sambil menggoyang-goyangkan bahunya. Seketika ia terbangun dengan nyawa yang masih belum terkumpul sambil menyebut kata 'han' yang membuat lelaki disampingnya mengerutkan kening.

Dengan jantung yang masih memburu gadis itu menatap cemas sekeliling namun ternyata ia ditempat yang jauh berbeda dengan yang tadi.

"Enak banget tidur sampe gue mesti teriak gak jelas kek ketempelan!!" Dengus lelaki itu emosi yang sudah di ubun ubun. Ingat! Sebagai kakak yang baik harus sabar menghadapi adik yang astral itu.

"Kenapa gak sekalian aja siram biar suara Lo itu gak rusak kuping orang!!" Bukannya minta maaf atau basa basi kini gadis itu balik mengomel seperti balita yang kehilangan mainannya. Sungguh apa dia yang gak waras atau adiknya itu yang kehilangan otaknya. Apa saat kemas barang tadi otaknya tertinggal di rumah itu?

Lelaki itu pun memilih keluar dari mobil hitam itu dan mengeluarkan semua koper yang menumpuk di belakang. Jika ia menyahut lagi mungkin sampai pagi lagi  pun tidak akan selesai berdebatnya.

Jadi itu hanya mimpi? Sungguh hidup ini menyedihkan. Gadis itu memilih menyusul saudara satu satunya itu dengan wajah yang ditekuk. "Ambil trus bawa ke dalam!" Titah Satria membuat gadis itu semakin kesal dan mengambil kopernya dengan paksa.

"TUNGGU!!!" Teriaknya menggelegar membuat orang yang diteriaki mempercepat langkahnya karena merasa malu dengan kelakuan memalukan itu. Sungguh jika ada Doraemon mungkin ia akan meminjam pintu kemana saja agar bisa lenyap dari gadis itu.




🌻🌻🌻

Tak ingin larut dari keterpurukannya karena ulah dari musuh bebuyutannya yang banyak drama, Stella memutuskan untuk sekedar jalan santai di sekitar apartemen yang tak jauh dari taman.

Semua mata kini tertuju kepada gadis itu bahkan ada yang sampai terjatuh dari sepeda karena pesona yang sangat dari seorang Stella. Kecantikan yang diwarisinya dari ibundanya yang merupakan salah satu model di Busan.

Seketika gadis itu menjadi risih karna menyadari hal yang menurutnya cukup mengerikan karena ia merasa seperti seorang pencuri atau penjahat yang baru keluar dari kandang.

Seharusnya bawa topi atau pakai Hoodie tadi. Sesalnya karena tatapan yang seakan menusuknya. Stella bukan tipe orang yang senang menjadi pusat perhatian, kecuali untuk seorang yang selalu dikepalanya. Kalian tahu kan itu siapa?!

Dari jarak beberapa meter matanya menangkap seorang gadis kecil yang sedang menangis sesegukan sambil duduk di pinggir pohon rindang. Matanya menelusuri setiap sudut tempat itu namun semua orang di sana acuh saja melihat anak kecil yang menyedihkan itu. Dengan langkah pelan tapi pasti ia mendekat kearah sumber suara yang terasa ngilu.

Dan kini ia mensejajarkan tubuhnya dengan jongkok tepat didepan anak kecil yang ia duga mungkin berusia tiga atau empat tahun.

"Kamu kenapa manis?" Tanyanya lembut namun mendapat tatapan takut dari anak itu.

"Tenang, eonnie bukan penjahat kok. Manis kesini dengan siapa??" Ucapnya sambil tersenyum manis namun anak itu malah memajukan bibir bawahnya bersiap untuk menangis dan dengan gadis itu mulai berusaha menenangkan.

"Rumah manis dimana? Nanti eonnie yang antar. " Sepertinya anak itu mulai tenang dan tangan kecilnya kini menghapus bulir bening di pipi tembamnya.

VLINDERWhere stories live. Discover now