Bab 5

6 1 1
                                    

Disaat Yuna pikir bahwa Negara Angin dan Negara Logamlah yang akan berseteru, yang terjadi malah tak terduga. Glyn, pemimpin negara Air yang berulah. Ah, mungkin Yuna sudah lupa akan tabiat Glyn yang memang dikenal sebagai sosok pemarah. Yuna menghela nafas melihat kekacauan yang terjadi. Tidak mungkin ia melawan dengan api, itu berarti bahwa ia harus melawan dengan tangan kosong.

Gadis itu berlari di atas air yang menggenang, berbelok tajam ke arah kiri lalu meyabetkan pedangnya. Glyn termasuk sosok yang awas, karena itu dengan mudah ia menangkis dan membalas dengan mencambuk Yuna hingga terpental menghantam dinding. Glyn menyeringai, ia sudah tau bahwa gadis muda itu tak akan bisa melawannya. Sombong sekali memang.

Glyn meloncat keluar melalui jendela yang sudah tak berkaca---jendela yang sama yang menyambut Gelida keluar ruangan. Sebelum ia mendarat mulus, Gelida yang masih tersungkur mebuat tangan es raksasa. Tangan tersebut mendorong dan menghantamkan Glyn ke dinding, membuat sang target tercekik. Gelida bangkit dengan tertatih-tatih, jatuh dari ketinggian lima belas meter bukanlah hal yang manis.

"Aku bingung, mengapa mereka memilihmu sebagai pemimpin mereka. Padahal kau adalah seorang laki-laki bar bar."

Glyn berusaha untuk bicara walau ia tercekik, "M-mereka memilihku ... karena aku yang paling kuat!"

Sesudah berujar demikian, dengan mudahnya Glyn menghancurkan tangan es Gelida. Ia mendarat dengan mulus lalu mencambuk wanita itu. Namun wanita itu terlebih dahulu menciptakan sebuah perisai es. Memang hancur perisainya, akan tetapi tak terluka dirinya.

Sebelum kembali melangkah, sebuah angin besar bertiup membuat dirinya terhantam dinding. Belum cukup, tanah yang harusnya ia pijak bergetar dan mengikatnya kuat. Armon memanah tepat di sisi kiri dan kanan kepalanya agar tak bisa melarikan diri. Miaka mendarat tepat dihadapan Glyn, membuang nafas kasar.

Miaka menatap Glyn sekilas lalu mengalihkan pandangan pada para pemimpin lainnya. Bibirnya terbuka dan mengucapkan sepatah kata, "Pertemuan akan kita lanjutkan saat suasana kembali kondusif. Dan aku mohon, walau kalian tidak menyukainya tolong bersikap kooperatif sedikit dengan tidak memicu keributan."

Kalimat terakhir ditujukan kepada Glyn. Membuat lelaki itu berdecih. Semua pemimpin mengerti, mereka turut melepaskan Glyn. Miaka memijat kepalanya yang berdenyut. Lagi-lagi semua berakhir dengan tidak baik.

Sementara itu, Yuna menatap nyalang Glyn dari lantai atas. Bahkan tadi bukan seperempat dari kekuatannya. Akan Yuna tunjukkan kepada lelaki sombong itu, bahwa dia tidak selemah yang orang pikir.

"Hoi, Yuna kau tak apa?"

Yuna membalikkan tubuh, melihat Neal yang berlari menghampiri. Yuna menatapnya sekilas, kemudian berlalu tanpa menjawab. Kondisi hatinya sedang buruk, ia tak ingin diganggu. Namun sepertinya Neal tak menyadari hal itu, lelaki muda tersebut malah meraih pergelangan tangannya dan menarik Yuna mendekat.

Yuna memutar bola mata malas. "Lepaskan aku," desisnya.

"Jawab dulu pertanyaanku, baru aku akan melepaskanmu." Neal semakin mengkikis jarak diantara keduanya.

Yuna menghantam dagu Neal, membuat genggamannya terlepas. Yuna berdecih, "Jangan ganggu aku!" Lalu ia melesat pergi.

Neal bergeming, memegang dagunya yang terasa nyeri. Tak pernah ia sangka bahwa Yuna akan tega memukulnya seperti itu. Ia menghela nafas, padahal ia ingin mengajak Yuna keluar malam nanti. Tentu saja ia tau kalau kondisi hati Yuna sedang tak baik, makanya ia berniat mengajaknya ke festival kembang api.

"Dasar cewek bar bar."

---

Maniknya menatap kosong ke depan, surainya meliuk terbelai angin. Luka yang didapat karena ulah Glynn tak membiarkan dirinya berlatih seperti biasa. Yuna menghela nafas, tak tau apa yang hendak ia lakukan. Sembari sang gadis memutar otak, seorang lelaki seumuran menghampiri dan mengambil tempat disisinya.

"Disini kau rupanya."

Yuna bergeming sembari menjawab, "Mengapa kau jauh-jauh datang kemari?"

Neal menautkan kedua alisnya. "Heh memangnya tidak boleh?"

"Ya bukannya tidak boleh, tapi setidaknya waktu yang kau gunakan untuk pergi kemari bisa kau gunakan untuk hal yang lebih berguna. Istirahat misalnya."

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Oct 18, 2020 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

IustitiaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora