- Pt. 1 -

31 5 0
                                    


[Hyuna POV]

Pagi yang cerah, matahari yang cerah dengan awan yang tak diizinkan matahari terbit di atas langit. Diiringi dengan kicauan burung yang hinggap dari satu pohon ke pohon lainnya. Tapi pagi ini tak seperti yang ku harapkan. Tak seindah selamat pagi matahari dan burung-burung itu. Pagi yang semestinya menjadi menyenangkan tiba-tiba menjadi pagi yang sangat buruk hidupku.

Pagi ini, tinggal disalah satu ruangan dirumah tinggal diruang kerja orang tua laki-laki, yang sekarang kamar ini kusebut dengan ruangan " terkutuk " . Pasalnya setelah rutinitas, makan pagi aku disuruh oleh Papa untuk menyiapkan dana.setelah Papa memanggilku, aku melangkahkan kaki dengan santai dan pergi ke ruangan di mana Papa pergi. Sesampainya didepan ruangan itu aku mengetok pintu dua kali dan langsung masuk ke ruang kerja Papa.

"Duduklah putriku," pintanya.

Akupun segera duduk dikursi yang berhadapan dengan Papa.

"Ada apa Papa memanggil Hyuna kemari? Ini sangat penting sampai Papa.

"Ya ... ini memang sangat penting. Untukmu dan untuk keluarga kita. "

Saat ini aku masih membutuhkan ini, sehingga Papa mengatakan bahwa ini sangat penting untukku dan untuk keluargaku.

"Apa yang Papa maksud? Tolong jelaskan dan Hyuna mohon Papa janganlah basa-basi. Bukan apa-apa, hanya saja otak Hyuna yang tidak sampai untuk menyetujui kata-kata Papa. "

"Tidak putriku. Kau cerdas, menantang, pandai menyelesaikan dan menemukan solusi dalam suatu perdebatan. Kau malah terlalu cerdas. "

Aku semakin tidak mengerti apa yang Papa maksud dan apa yang akan Papa katakan. Karena semua kata-kata Papa membuatku berpikir keras untuk menemukan maksud dari semua apa yang diminta oleh-Nya.

Aku langsung meminta Papa untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan.

"Tolonglah, langsung saja ke intinya."

"Berhasil,"

Setelah mengatakan itu, Papa langsung menarik nafas sebelum dia mengucapkan kata-kata yang akan ia katakan kepadaku.

"Papa akan segera menikahkanmu."

"APA !!" Aku terkejut. Secara reflek aku mundur dan berdiri dari tempat dudukku semula.

"Aa ... apaa yang Papa maksud? Papa memanggil Hyuna setelah sarapan pagi lalu dengan seenaknya mengatakan bahwa Hyuna akan segera dinikahkan deng ... "Ucapanku terpotong oleh suara dikonfirmasi Papa. Aku juga harus menjadi anak dan harus menghormatinya.

"Duduklah Hyuna, Papa belum selesai berbicara. Dengarkan dulu baru kau boleh menerima! "

Aku kembali duduk ditempatku tadi dan mencoba untuk mengendalikan emosiku yang sudah menggebu-gebu dan sudah mencapai ubun-ubun.

"Tapi dengan siapa Hyuna akan menikah? Hyuna saja tidak memiliki pacar. Selama ini Hyuna hanya mengurusi perusahaan dan mendorong belajar yang mungkin untuk penerus yang terbaik untuk keluarga Shin . Apakah itu belum cukup? Hyuna juga sudah menghabiskan masa muda Hyuna hanya untuk belajar tanpa bersenang-senang seperti layaknya anak seusia Hyuna yang pulang kuliah akan pergi ke Mall untuk belanja atau hanya sekedar nongkrong bersama teman saja. Apakah semua itu masih saja kurang dimata Papa? "

Emosiku yang semula dapat ku tahan agar tidak keluar, akhirnya keluar dari mulutku dengan tutur kata yang dikonfirmasi tetapi masih terkesan sopan. Aku mengeluarkan seluruh unek-unek yang ada dikepalaku, semua perasaan yang selama ini kupendam pergi. Karena menurutku, aku sudah banyak berkorban untuk keluargaku ini. Aku dari kecil sudah didik dengan tegas dan sudah dipersiapkan dengan matang oleh kedua orang taku. Terkadang akupunktur mungkin saja mereka sudah menyiapkan masa depanku yang akan mengatur dan mengatur layaknya robot semenjak aku di dalam cadangan Mama atau mungkin waktu mereka belum mengandungku mereka sudah berpikir untuk membuat rupa. Entalah aku juga tidak tahu.

Semenjak aku kecil, aku sudah ditentukan untuk menjadi wanita mandiri, tangguh, percaya diri dan bertanggung jawab atas apa yang aku perbuat hingga aku bisa seperti sekarang. Memang, kedua orang yang salah, tetapi didikan yang diberikan. Cara mereka mendidikku-lah yang menurutku salah.

Saat aku lulus Sekolah Menengah Atas, aku dituntut untuk bisa melakukan apa yang dilakukan oleh orang tuaku. Aku sudah menghabiskan masa-masa remajaku hanya untuk BELAJAR, BELAJAR dan BELAJAR. Kadang-kadang saat ini masih sekolah aku suka gadis remaja se-usiaku yang sepulang sekolah mereka akan bergaul dengan teman-teman mereka hanya untuk mencari kesenangan hanya. Sementara aku, sepulang sekolah harus menerima khursus untuk menambah pengetahuanku tentang dunia perbisnisan ini.

Setelah melamun cukup lama dan bayangkan kehidupanku dulu yang jadi perdebatan, aku terkejut karena Papa beranjak dari tempat duduknya semula dan menghampiriku sambil berkata.

"Aku akan segera menikahkanmu dengan anak teman Papa dan yang pasti dia sama sepertimu. Hanya saja dia tiga tahun lebih muda darimu. Tapi itu tak jadi masalah. "

"Papa punya alasan tersendiri mengapa Papa melakukan ini Hyuna. Papa akan menikahkanmu dengan anak teman Papa dan yang pasti dia pengusaha juga sepertimu. Dia tampan dan kelewat kaya raya. Namanya Jeon Jungkook dia pewaris tunggal dari keluarga Jeon sama sepertimu yang juga pewaris tunggal dari keluarga Shin . "

"Tapi Pa ... Hyuna saja tidak mengenal pria itu, bertemu saja tidak pernah. Bagaimana dia tampan, kaya raya dan dia juga pewaris tunggal dari negara, apakah Hyuna tidak menghendaki bagaimana Hyuna akan hidup bersama selamanya dalam ikatan perikahan bersama dia? " Nada suaraku agak meninggi, menantang saja jika kamu yang diposisiku dan harus menikahi seorang pria yang sama sekali tidak kalian kenal dan bertemu saja belum pernah, diharapkan melihat semuanya. Lalu kalian akan hidup berdua selamanya dalam status ikatan pernikahan. Gila saja, lebih baik aku keluar dari rumah ini dan menjadi gelandangan saja di luar sana dari pada harus menikah dengan pria itu.

" Hyuna-yaa ... dengarkanlah Papamu ini. Papa tidak akan sembarangan menjodohkan anak Papa dengan seseorang. Apalagi kau adalah anak Papa satu-satunya. Papa hanya ingin memberikan yang terbaik untukmu. "

Apanya yang terbaik? Di mana letak otak Papa sekarang? Apakah dia tidak berhasil memutar ini? Pikirku dalam hati.

.

.

.

.

.

.

TBC

tetap tinggal yaa😍tunggu di bab selanjutnya 😉jangan lupa tekan bintangnyaa oke 👍biar aku semangat buat nerusin nulis ceritanya. 

See you next chapter💜💜

Thank you all. Borahaee💜💜💜

-salam manis, jeonsaa✨

Perjanjian Pernikahan - Jeonsaa13Where stories live. Discover now