~ Pt.5 ~

14 5 0
                                    

Hii!! I'am update. Happy reading..

.

.

.

.

.

Setelah aku melakukan perawatan sedemikian rupa disalon langgananku selama berjam-jam lamanya aku segera keluar dan meninggalkan salon itu bersama Jimin. Sebenarnya aku malas untuk pergi ke salon dan berdandan seperti ini. Hanya saja pekerjaanku dan orang tuaku yang mengharuskanku agar selalu tampil dan terlihat sempurna seperti ini.

"Jim, setelah ini antar aku ke butik langgananku juga. Hanya sebentar tidak lama, aku hanya mengambil pakaian saja. Aku sudah memesannya tadi sewaktu disalon. Jadi, tenang saja kali ini tidak akan lama," kataku panjang lebar sambil melihat kearah Jimin yang sedang fokus menyetir. Tapi setelah aku menatapnya Jimin melihat kearahku sekilas lalu tersenyum sambil mengangguk.

"Tapi katakan dulu kepadaku kenapa kau harus repot-repot seperti ini? Sejak pagi disalon dan sekarang ingin ke butik untuk mengambil pakaian. Apakah kau mulai menyukai pergi ke salon dan ke butik seperti ini Hyuna?" balasnya.

"Aiish... Jim kau jangan bicara seperti kau tidak tahu aku saja, kau sudah tahu kan aku seperti ini karena apa?"

"Yang pasti ada dua kemungkinan, pertama karena pekerjaanmu itu dan yang kedua karena kedua orang tuamu yang menyuruhnya."

"Ya kau selalu tahu apapun semua tentangku. Kali ini poin kedua," kataku sambil membuang nafas kasar dan kembali menatap jendela pintu mobil Jimin.

"Apa lagi yang harus kau lakukan untuk orang tuamu?"

"Kali ini tidak main-main Jim, bahkan terkesan sangat ekstrim. Aku saja tidak berpikiran sejauh itu," kataku sambil memegang pelipisku dan memijatnya pelan.

"Wow... sepertinya menarik, aku ingin mendengarkan apalagi pengorbananmu untuk Ahjussi dan Ahjuma," katanya sambil tersenyum kecil.

"Baiklah, akan ku ceritakan" balasku.

Aku menceritakan semuanya kepada Jimin mulai dari awal hingga akhir dan alasan kenapa aku harus seperti ini. Awalnya Jimin terkejut sama sepertiku waktu diawal Papa memberitahu aku, tetapi Jimin malah menertawakanku setelahnya. Apakah ini yang dimaksut tertawa diatas penderitaan orang lain?

"Yakk!! Jimin kenapa kau tertawa seperti itu hah?"

"Tidak, tidak apa-apa. Hanya sedikit lucu saja, kau akan dinikahkan dengan bocah seperti itu. Bahkan dia lebih muda darimu tiga tahun. Bisa-bisa nanti kau menjadi kakaknya bukan jadi istrinya, lalu bocah itu akan memanggilmu dengan sebutan Noona. Seperti ini Hyuna Noona" lalu setelah mengatakannya Jimin kebali tertawa seperti sebelumnya.

"Yakk!! Teruskan saja menertawaiku seperti itu hingga kau puas Jimin pabo-yaaa," kataku sambil mengerucutkan bibirku.

"Baiklah sudah selesai tertawanya, aku sudah puas. Oh iya, apakah aku harus membantumu Hyuna?" tanya Jimin sambil menatapku.

"Kau mau membantu apa?"

"Semisal aku akan membantumu untuk bilang kepada Ahjussi untuk membatalkan pernikahannya?" kata Jimin.

"Percuma saja Jim, kau tau Ahjussi mu itu keras kepala sekali seperti batu. Sekali dia mau, apapun itu, harus terwujud," balasku sambil memutar bola mata.

"Hey dia adalah Papamu, bahkan sifat keras kepalamu itu menurun darinya Hyuna. Jadi kau mau bagaimana?"

"Ya... mau tidak mau aku harus menurutinya lagi Jim, itulah aku Hyuna si anak penurut dan sangat sayang kepada kedua orang tuanya" kataku sambil tersenyum masam.

"Hey... jangan bilang seperti itu Hyuna-yaa. Kau pasti bisa melewatinya, aku yakin itu. Aku akan terus berada disampingmu untuk mendukungmu dan aku akan berada didepan sendiri untuk melindungimu Hyuna. Jika ada yang melukaimu bilanglah kepadaku, aku akan menghajarnya seperti dulu saat Sekolah Menengah Atas, tanpa terkecuali sekalipun itu keluargamu,keluargaku ataupun diriku sendiri, aku sangat-sangat teramat menyayangimu Hyuna," Kata Jimin sambil tersenyum dan mengusap puncak kepalaku.

"Jimin... Gomawoo-yaa," balasku lalu memeluk Jimin dan dia membalas pelukanku. Aku merasakan bahwa dia juga menciumi puncak kepalaku. Hal yang sangat aku sukai sedari kecil. Memang hanya Park Jimin yang tahu segalanya tentangku. Hanya dia di dunia ini. Aku teramat menyayanginya. Terimakasih Tuhan, kau telah menciptakan setidaknya satu dari sekian banyak manusia yang kau ciptakan untukku, manusia yang teramat menyayangiku dan mengerti segala kondisiku. Dia adalah Jimin, Park Jimin tepatnya. Sahabat, Kakak lelaki, Bahkan dia bisa menjadi apapun untukku. Dia Jiminku, Park Jiminku dan hanya untukku.

"Kita sudahi dulu manja-manjanya Hyuna, ayo cepat kita turun dan masuk kedalam butik itu. Sepertinya orang-orang didalam sana mulai curiga karena kita tak kunjung keluar dari mobil."

"Ahh ya kau benar. Ayo kita turun sekarang," setelah mengatakan itu aku melepas pelukanku dan turun dari mobil Jimin lalu masuk ke toko butik langgananku itu bersama Jimin yang selalu berada disampingku. Tolong jangan lupakan itu.

.

.

.

.

.

TBC

tetap stay yaa😍tunggu di bab selanjutnya 😉jangan lupa tekan bintangnyaa oke 👍biar aku semangat buat nerusin nulis ceritanya.

Sampai jumpa bab selanjutnya💜💜

Thankyou all. Borahaee💜💜💜

Perjanjian Pernikahan - Jeonsaa13Where stories live. Discover now