~ Pt.6 ~

10 6 0
                                    

Hii, readers!! I'am back, and Happy Reading~~

.

.

.

.

.

.

Sesampainya didepan rumah aku segera turun dari mobil Jimin. Aku melangkahkan kakiku hingga sampai didepan pintu besar rumahku. Akan tetapi, aku membalikkan badan dan melihat Jimin masih berada disana sambil melihatku. Aku mengurungkan niatku untuk masuk ke dalam rumah dan kembali menghampiri Jimin.

"Waeyo Hyuna-yaa?" Jimin melihatku heran.

-Cuuppp-

Jimin membulatkan matanya terkejut karena aku mencium pipi kanannya, memang tidak biasanya aku melakukan ini. Kadang Jimin yang memaksaku atau dia yang tiba-tiba menciumku seperti yang dia lakukan tadi pagi dikamarku.

"Jalja Jimin-ahh" aku tersenyum manis kepadanya. Tetapi Jimin hanya membalas dengan anggukan kecil dan senyumannya yang sangat manis hingga membuat kedua matanya hilang.

"Sudah Jimin, jangan tersenyum terus begitu nanti matamu bisa hilang. Cepatlah pulang dan jika kau sudah sampai dirumahmu, kau harus menghubungiku agar aku tak khawatir".

"Arraseo".

Aku membalikkan badan dan kembali menuju ke arah pintu rumah lalu membukannya. Kemudian aku masuk dan menutup pintunya, kudengar suara mesin mobil Jimin semakin lama semakin menghilang pertanda bahwa Jimin sudah meninggalkan halaman rumahku. Setelah itu aku pergi ke kamarku untuk membersihkan diri dan bersiap-siap untuk makan malam perdana bersama keluarga Jeon itu. Sebab, sekarang sudah pukul tujuh malam aku baru sampai dirumah, sedangkan makan malam itu akan dimulai pukul delapan. Jadi, aku harus segera bersiap-siap sebelum mereka datang.

Setelah aku mempersiapkan diri, pintu kamarku terbuka dan menampilkan dua sosok orang yang aku sayangi dengan raut wajah bahagia mereka berdua. Siapa lagi kalau bukan kedua orang tuaku. Mana tega aku merusak senyum yang terukir diwajah mereka berdua, aku juga tidak mau mereka berdua terluka apalagi karena aku.

"Hyuna, apakah kamu sudah siap nak?" kata Mama yang menghampiriku disusul oleh Papa dibelakangnya.

Siap maupun tidak siap Hyuna akan selalu siap demi kalian berdua. Mana tega Hyuna menghilangkan senyum yang kini merekat diwajah Mama dan Papa. Hyuna juga tidak mau kalian terluka dan merasa menyesal telah memiliki anak seperti Hyuna. Hyuna terlalu sayang sama kalian berdua. Teramat sayang, batinku.

"Ya harus siap dong, iyakan Hyuna?" balas Papa yang kini merangkul pundakku dan tersenyum juga.

"Iya, Hyuna sudah siap" ucapku sambil melihat kedua orang tuaku secara bergantian.

"Kajja, mari kita keluar. Calon suamimu dan calon mertuamu sudah menunggu dibawah untuk melihat menantunya yang sangat cantik ini" kata Papa sambil menuntunku untuk turun kebawah.

Saat akan sampai dimeja makan aku melihat tiga orang yang kini tengah duduk dimeja makan. Sepasang suami istri itu kini tengah menatapku sambil tersenyum hingga menampakkan deretan gigi mereka, dan ada seorang lelaki yang sedang memunggungiku tanpa menoleh kepadaku yang ku yakini itulah calon suamiku. Siapa lagi kalau bukan bocah kecil yang usianya tiga tahun dibawahku itu. Aku sudah menduga bahwa itu adalah Jeon Jungkook. Dari belakang kulihat tubuh tegapnya lumayan bagus juga, tetapi soal itu Jimin juga tidak kalah bagus. Lalu satu hal lagi yang kulihat bahwa dia terlihat tinggi sekali karena kini pria itu tengah berdiri dan akan membalikkan badannya menghadapku. Saat dia membalikkan badan dan menghadapku kulihat penampilannya mulai ujung kaki hingga ujung rambutnya dan kulihat dia lumayan tampan juga, tapi tetap masih tampan Jimin.

"Selamat malam Hyuna-ssi" sapanya kepadaku sambil tersenyum manis hingga menampakkan giginya yang seperti kelinci itu menurutku. Jujur saja saat dia pertama kali mengeluarkan suaranya aku terkejut karena suaranya tidak seperti yang kuduga. Suaranya begitu tegas dan tetapi tekesan sangat lembut dan memuja. Astaga, apa yang kupikirkan ini.

"Selamat malam Jungkook-ssi" balasku sambil tersenyum juga lalu aku duduk dikursi yang bersebelahan bersamanya.

Ketika aku baru duduk tepat disebelahnya aku bisa merasakan bahwa kedua mata Jungkook itu sedang mengawasiku hingga aku merasa gugup karena terus diawasi seperti ini. Setelah itu aku berdehem dan kulihat sekilas kalau Jungkook sedang tersenyum melihatku. Tanpa ku sadari Jungkook menggenggam tanganku dan berbicara kepada orang tua kami layaknya dia lebih dewasa dariku, padahal aku yang lebih tua tiga tahun darinya.

"Ahh mianhae. Tapi sepertinya aku dan Hyuna butuh waktu untuk saling mengenal, apakah aku boleh membawa Hyuna pergi kesuatu tempat?" kata Jungkook yang masih setia menggenggam tanganku lalu melihatku sambil tersenyum. Aku sempat bertemu tatap dengannya namun aku langsung memalingkan wajahku melihat kearah lainnya.

.

.

.

.

.

.

TBC

Jungkook mau bawa Hyuna kemana ya?? Apakah Hyuna mau diajak oleh Jungkook? kan mereka baru bertemu malam itu, bahkan belum berkenalan satu sama lain.

Jungkook mau bawa Hyuna kemana ya?? Apakah Hyuna mau diajak oleh Jungkook? kan mereka baru bertemu malam itu, bahkan belum berkenalan satu sama lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kurang lebihnya begini nih visual dan tampilannya saat pertama kali bertemu Hyuna dan keluarganya. Gimana? sudah oke belum Jungkook? Tampan Jungkook apa Jimin nih??

tetap stay yaa😍tunggu di bab selanjutnya 😉jangan lupa tekan bintangnyaa oke 👍biar aku semangat buat nerusin nulis ceritanya.

Sampai jumpa bab selanjutnya💜💜

Thank you all. Borahaee💜💜💜

-salam manis, jeonsaa✨


Perjanjian Pernikahan - Jeonsaa13Where stories live. Discover now