FYWL 2

740 70 2
                                    

Adaptasi dari fanfiction :
To Daddy, With Love

Karya :
AutumnHearts




Sebelumnya Sungjae tidak pernah merasa seputus asa ini didalam hidupnya. Mungkin ia pernah, namun tidak memberikan efek sebesar ini padanya. Selama 26 tahun hidupnya Sungjae tidak pernah sebegitu berjuangnya untuk menyelamatkan hidup orang asing baginya, tidak pernah juga berfikir untuk menerjang api yang bisa saja melukai dirinya dan yang paling aneh lagi Sungjae tidak pernah memaki dokter dan suster untuk segera menyelamatkan seseorang  yang ia anggap sebagai musuhnya. Dan hari ini dengan bodohnya Sungjae melakukan itu semua.

“Tuan Yook?” kata seorang suster yang baru saja keluar dari ruang ICU rumah sakit itu.

Sungjae menoleh dan segera berdiri dari bangku plastik dimana ia menunggu. Sudah hampir satu jam sejak kedatangan mereka di rumah sakit itu, sejak Sooyoung memasuki ruang ICU bahkan sampai saat ini Sungjae masih setia untuk menunggu.

“Bagaimana keadaannya?” tanya Sungjae gelisah.

Sungjae berjalan mendekati suster, lalu suster itu mengarahkan Sungjae untuk mengikutinya. Sesaat setelah memasuki kamar rumah sakit yang kecil, Sungjae mengerutkan hidungnya, bau obat membuat perutnya mual, warna putih cat dinding rumah sakit juga membuatnya merasa sakit, tempat tidur kecil dengan tubuh Sooyoung terlihat kurus dan lemah, membuat hati Sungjae terasa ngilu saat melihatnya, Sooyoung juga terlihat mengenakan masker oksigen yang menutupi mulut dan hidungnya, untuk membantu memulihkan pernapasaanya.


“Bagaimana keadaannya?” tanpa sadar Sungjae bertanya lagi, dengan suara tercekat seolah tersangkut di tenggorokannya.

Suster itu berkata sembari memeriksa berkas yang ada di tangannya, “Syukurlah dia selamat, dan bayi dalam kandungannya juga selamat. Ini sebuah mukjizat, karena awal kehamilan adalah masa-masa yang sangat tidak bisa ditebak, dia bisa saja keguguran kapanpun.”

Sungjae hanya mendengar setengah ucapan suster itu, yang ia perhatikan saat ini adalah Sooyoung, betapa ia terlihat pucat dan lemah tak berdaya tidak seperti biasanya.

“Bisakah kau memberitahu sang ayah untuk datang? Dukungan emosial sangat dibutuhkan saat ini…” suster itu berhenti sejenak, menatap Sungjae lekat-lekat. “Atau jangan-jangan… kau ayahnya?”

Mata Sungjae terbelalak dan menatap balik suster itu. Apakah suster ini sudah menyadarinya? Haruskah ia mengaku saja? Jantung Sungjae berdetak cepat, dan perasaan aneh di dalam hatinya sangat menyakitinya, seolah sesuatu sedang menekan paru-parunya dan nafasnya tercekat saat itu juga.

“Bukan,” Sungjae menyangkalnya, meskipun setiap bagian tubuhnya melawannya. “Bukan saya ayahnya.”

Suster itu tidak sempat untuk bereaksi, karena gerakan dari tempat tidur mengambil alih perhatian mereka berdua. Suster itu tergesa-gesa menghampiri Sooyoung untuk membuka masker oksigen yang menutupi mulut dan hidungnya.

Silau, Sooyoung mencoba memfokuskan kembali pandangannya dan ketika pandangannya sudah fokus ia menyadari jika ia sedang berada di tempat yang asing—kamar rumah sakit—bersama seorang suster dan pria yang sangat familiar di matanya.

“Nona Park, bagaimana perasaanmu?” Suster itu bertanya dengan lembutnya ketika ia membantu Sooyoung bangkit dan menumpukkan beberapa bantal di punggung Sooyoung.

FOR YOU, WITH LOVE [Sungjae Joy Version]Where stories live. Discover now