FYWL 11

1K 67 5
                                    

Adaptasi dari fanfiction :
To Daddy, With Love

Karya :
AutumnHearts




Sungjae melihat dunia sekitarnya terasa berlalu lebih cepat. Bangunan dan orang-orang kehilangan bentuknya, saling menyatu, berubah menjadi prisma warna yang tak berujung. Ia injak pedal gas mobilnya, jemarinya menggenggam erat material kulit yang ada di kemudi mobilnya ketika kelakuan gilanya makin meningkat.

“Sungjae, pelankan mobilnya.” Suara Sooyoung tidak lebih seperti gemaan di kejauhan dalam benak Sungjae, sebuah gemaan yang amat merdu namun tak dapat disentuh.

Ada suara dengungan yang memenuhi kepala Sungjae ketika ingatan dari tempat parkiran tadi terus menerus menghantuinya. Sooyoung hampir saja terluka. Jika ia telat sedikit saja…

“Sungjae, kumohon!” Sooyoung menjerit histeris dan tiba-tiba Sungjae tersadar,  ia mendadak membanting kemudinya ke ruang kosong yang terletak di sebelah kanan jalan.

Nafas Sungjae berat dan dalam, ia membutuhkan beberapa detik untuk benar-benar tersadar. Ia melihat keningnya penuh keringat, setan dalam dirinya membuat ia marah dan tegang. Bisa-bisanya ia yang sudah menjadi pecundang, juga hampir tak bisa melindungi Soyoung?

“Sooyoung, aku—“ Sungjae tak dapat berkata-kata saat mata kecoklatannya mendarat di tubuh kurus Sooyoung.

Sooyoung meringkuk dan memeluk tubuhnya yang gemetar, rambut hitamnya menutupi wajahnya dan ia terlihat ketakutan sekaligus putus asa. Suara isak tangisnya memenuhi mobil dan Sungjae merasa seakan-akan jantungnya di tarik keluar dan terbelah menjadi dua.

“Maafkan aku.” Kata Sungjae, tidak lama kemudian ia melepas seatbealtnya dan melingkarkan kedua lengannya ditubuh Sooyoung serta membelai rambut Sooyoung lembut. “Ooh sayang, aku sangat menyesal.” Ia benar-benar merasa bersalah.

Tak lama kemudian Sungjae juga melepas sabuk pengaman Sooyoung agar gadis itu tidak merasa sesak dan dapat mengatur posisi duduknya dengan mudah, ia balik tubuh Sooyoung kearahnya dan melihat kekacauan hasil perbuatannya. Sooyoung pasti merasa takut karena Sungjae tiba - tiba melajukan mobilnya dengan cepat. Padahal itulah cara Sungjae untuk menyalurkan emosi dan tekanan yang membludak, sehingga ia sempat kehilangan dirinya sesaat. Dan dengan bodohnya ia juga melupakan Sooyoung dan bayinya. Hampir saja Sungjae melukai Sooyoungnya lagi.

“Maafkan aku, maafkan aku.” kata Sungjae dengan nada parau karena hatinya sakit luar biasa.

Degup jantung Sungjae berdetak cepat, diperparah dengan setiap tetes air mata yang mengalir di pipi Sooyoung. Sebelumnya Sungjae tidak pernah seperti ini, ia berjanji tidak akan kehilangan kendali dan melakukan hal bodoh ini lagi, tidak di masa yang akan datang dan mungkin juga tidak untuk selamanya.

“Maafkan aku yang melajukan mobilnya terlalu cepat. Aku tidak akan melakukannya lagi.” Sungjae berjanji dan menciumi rambut Sooyoung.

Sooyoung hanya bisa mengangguk dan tangisannya mulai berkurang. Sooyoung benar-benar ketakutan ketika Sungjae mendadak melajukan mobilnya melewati batas kecepatan. Ia bukan hanya khawatir akan keselamatan dirinya, namun juga keselamatan anaknya dan  juga khawatir akan keselamatan Sungjae.

Sooyoung mempercayainya, ia tahu jika dalam keadaan normal Sungjae tidak akan membiarkan hal buruk terjadi pada mereka, namun sekarang ketika keadaan mentalnya tidak stabil, Sooyoung tidak terlalu yakin Sungjae tidak lepas kendali lagi. Ia tahu Sungjae merasa tersinggung dengan perkataan tiga wanita ular tadi. Keadaan saat ia tidak dapat melindungi Sooyoung dari hinaan orang lain membuat harga dirinya terluka.

FOR YOU, WITH LOVE [Sungjae Joy Version]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora