Edited
Time skip
Sekarang usiaku lima tahun. Dua minggu yang lalu aku merayakan ulang tahunku dengan Lily, Seth, Hannah, dan beberapa pelayan. Mereka memberiku hadiah. Meskipun sederhana, aku suka kerena itu dari mereka. Aku sayang pada mereka kalian paham?
Siang ini, aku memutuskan untuk bermain di halaman Istana Ruby. Aku sedih karena setelah makan siang, Lily tidak memberiku cokelat. Lily bilang nanti gigiku sakit dan lain sebagainya. Tapi ... aku mau cokelat!Huhuhu ... terakhir aku makan cokelat adalah saat ulang tahun dan itu dia minggu yang lalu.
Dasarnya aku memang suka cokelat. Di kehidupan sebelumnya, aku hanya pernah makan cokelat sekali. Jadi selama di sini, aku ingin makan cokelat!
Menggerutu tak jelas, aku berjalan tak tentu arah. Gara-gara gigiku sakit sehari setelah perayaan ulang tahunku, Lily berhenti memberiku cokelat melebihi jatah normal.
'Aku mau cokelat! Aku rindu dengan cokelat! Kue cokelat! Huhuhu ... aku mau cokelat!'
Aku menghela napas pelan dan tersadar dari lamunanku. Kutolehkan kepala ke kanan dan kiri. Aku tidak melihat Istana Ruby di mana-mana.
'mampus aku! Aku nyasar! Bagaimana ini, kalau tiba-tiba ada Claude psikopat itu bagaimana?' aku berkata dalam hati dengan keringat dingin yang mulai membasahi tengkukku.
Aku menoleh ke kanan dan kiri sekali lagi, mencari paling tidak keberadaan satu orang untuk bertanya di mana letak Istana Ruby.
Tidak ada orang. Ya, tentu saja. Buat apa seseorang berdiam diri tempat terbuka seperti taman siang-siang begini? Kecuali aku yang niatnya mau bermain, malah kesasar di ... entahlah.
Kudekati sebuah pohon besar di sekitarku. Meskipun ini taman yang lumayan kosong, keberadaan satu atau dua pohon bukanlah hal yang aneh. Bahkan aku berani taruhan kalau di lingkungan istana ada sebuah hutan.
Aku memutari pohon besar yang kutuju. Tak jauh dari tempatku berdiri, telihat sebuah istana.
'Ini bukan Istana Ruby,' pikirku dalam hati.
Istana yang tampak elegan, namun punya aura agak mencekam. Apa di sana ada naga? Aneh sekali, istananya sangat sepi! Tidak ada penjaga sama sekali di pintu masuk. Mungkin memang kosong, entahlah.
Aku masih asyik mengamati istana sambil menebak-nebak ada apa di dalamnya. Sampai tiba-tiba, ada seorang kesatria berjalan keluar.
'Kesatria?' tanyaku dalam hati. Memberanikan diri, aku mendekat pelan-pelan ke istana sepi itu. Aku berusaha melihat lebih jelas penampilan fisik kesatria itu.
Ketika bisa melihat warna rambutnya, aku terpana. Merah maroon.
'Aku harus mengejar kesatria itu, kalau tidak aku tidak bisa pulang.'
Aku berlari mendekati kesatria berambut merah itu, hanya saja aku tertinggal jauh. Apa boleh buat? Langkah kaki seorang pria dewasa dengan anak kecil berusia lima tahun itu berbeda. Mau secepat apapun aku berlari pasti tidak akan terkejar. Kalau aku jatuh, mungkin dia akan menoleh-
BRUUK!
Dentuman pelan terdengar. Saat bersamaan, badanku tersungkur menatap ubin lantai.
'Ha? Aku jatuh?'
Masih terkejut karena benturan tadi, aku dengar langkah kaki yang mendekati.
TAP!
TAP!
TAP!
"Kau baik-baik saja?" suara seorang pria.
Aku mendongakkan kepala. Ah, kesatria merah yang tadi! Aku tersenyum melihatnya, sebaliknya dia memasang wajah terkejut. Hening di antara kami. Sedetik kemudian, aku sadar akan sesuatu yang salah di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance (WMMAP FANFIC) || S1✓ [REVISI]
Fanfiction*HANYA SEBUAH FANFICTION* *Kalau Kalian suka WMMAP, baca aja. Saran dan kritik boleh.* . . . Seorang gadis bereinkarnasi dalam dunia novel yang ia baca. Namun bukannya senang, ia malah sedih karena bereinkarnasi menjadi seorang tokoh yang akan mati...