~Ingat dan Tekad~

1.4K 169 32
                                    

DEG!

Aku membuka mata ku. Apa-apaan mimpi tadi? Aku tidak ada niatan ke sana. Lalu bagaimana aku bisa sampai ke sana?

Yang lebih penting bukan itu. Yah, yang penting adalah sikap mama tadi. Kenapa mama sangat takut saat melihat wanita berambut navy it-

"Yah, sayang sekali Anda terbangun, Tuan Putri."

DEG!

Aku menoleh ke sumber suara. Gelap. Sialan, aku tidak bisa melihat. Entah kenapa nada suaranya terdengar mengancam.

TAP!

TAP!

TAP!

"Padahal saya pikir pekerjaan ini akan mudah. Ternyata Anda malah terbangun. Benar-benar merepotkan."

Orang itu mendekat ke arah ku. Ketika jaraknya dengan kasur ku semakin terkikis, cahaya bulan menyinarinya. Saat itu mata ku membulat sempurna.

DEG!

Orang ini-










-WANITA BERAMBUT NAVY ITU!

"HAHAHAHA!"

Wanita itu tertawa senang. Namun bagi ku, tawanya menakutkan. Siapa dia? Apa yang dia lakukan di sini? Ke mana semua penjaga Istana Emerald? Lily! Hannah!

"Tuan Putri mengantuk kan?" ucapnya pelan.

Aku merinding.

"Biar saya bantu agar Anda bisa tidur," dia menggantungkan kalimatnya, "SELAMANYA!"

Tepat setelah mengucapkan itu, wanita tersebut mengeluarkan sebilah pisau dapur. Dia mengangkatnya tinggi-tinggi dan mengarahkannya pada ku. Dengan kecepatan tinggi, dia menusukkan pisau itu pada bantal yang ku lempar di detik-detik terakhir!

Aku melemparkan bantal yang lain dengan sedikit kasar. Wanita itu tersentak kebelakang. Ku jatuhkan diri ku ke samping hingga aku jatuh dari kasur.

BRUUK!

Ketika pandangannya tertutupi oleh bantal ku, aku merangkak di bawah kasur dan menuju ke seberang kasur. Ku raih benda di yang tersandar di sebelah meja lampu. Dengan cepat, aku menarik benda itu dari sarungnya.

DRAP! DRAP! DRAP!

Wanita itu berlari ke arah ku dengan pisaunya. Untuk kedua kalinya, dia mengarahkan pisaunya pada ku dan menyerang lurus ke arah ku.

SRIIING!

Ujung pedang ku membentur ujung pisau. Pisau itu lepas dan terlempar ke belakang ku.

"AAAAA!" wanita itu berteriak.

Oh, sh*t! Apa pedang ku menggores kulitnya? Ku lihat ujung pedang ku. Ku rasa tidak, pedang ku bersih. Lalu kenapa dia kesakitan?

DEG!

Kepala ku tiba-tiba berdenyut. Ha? Kenapa kepala ku sakit sekali? Kenapa harus sekarang? Aku masih harus bertahan.

TRIIING!

Pedang ku jatuh ke lantai. Tangan ku gemetaran. Sialan! Aku lupa kalau aku sedang demam! Tangan ku tidak punya cukup tenaga untuk mengangkat pedang!

"Bocah dia***!"

Wanita itu menatap tajam ke arah ku. Dia mengeluarkan sesuatu dari balik roknya. Dengan senyum bak iblis, dia menunjukkan benda itu pada ku.

"Kalau ditusuk tidak bisa," dia menatap ku, "mungkin dicekik bisa."

Tali tambang.

Yang dia genggam saat ini adalah tali tambang.

Chance (WMMAP FANFIC) || S1✓ [REVISI]Where stories live. Discover now