Bab 7 - Resmi.

67.1K 5.5K 434
                                    

Haiii balik lagi sama cerita Rezvan dan Acacia.

YUK budayakan untuk selalu vote sebelum
membaca cerita inii!!

selamat membacaa, semoga sukaa:)

*********

Setelah seminggu terbaring di rumah sakit, kini Acacia sudah bisa menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Hari ini, setelah selesai melakukan penutupan proses produksi filmnya bersama seluruh pemeran dan crew, Acacia sudah berada di salah satu studio untu melakukan photoshoot suatu brand kosmetik.

Kini ia melangkah menuju tempat istirahatnya setelah dua jam lamanya bergaya didepan kamera. Acacia duduk dibangku tempat ia tadi di rias. Menyalakan ponselnya lalu melihat jam yang tertera pada layar ponselnya. Pukul 7 malam, Acacia menghela napasnya lalu menoleh saat melihat Karina menghampirinya.

"Ca, kamu udah boleh pulang. Besok kamu free seharian, jadi abis pulang sekolah kamu bisa istirahat," ujar asistennya itu.

Acacia mengangguk mengerti lalu mengucapkan terima kasih.

Ponsel Acacia berdering membuatnya menoleh dan tersenyum melihat nama Rezvan sebagai peneleponnya. Karina hanya diam memperhatikan gadis didepannya ini yang mulai mengangkat teleponnya. Tanpa melihat pun, Karina tau siapa yang menelepon gadis ini hingga membuatnya begitu senang. Lelaki yang selalu menemani gadis dihadapannya ini selama gadis tersebut dirawat dirumah sakit.

"Halo," sapa Acacia dengan senyuman. Karina melihat setiap ekspresi yang ditujukan oleh gadis itu.

"Gue lagi di studio abis photoshoot, kenapa?" tanya gadis itu.

"Sekarang? Lo mau kesini?" Karina mengerutkan keningnya masih menatap Acacia.

"Emm, gimana ya?" Acacia pun melirik kearah Karina yang masih menatapnya. Karina mengangkat kedua bahunya lalu pergi dari hadapan gadis itu.

"Oke gue tunggu lo, alamatnya gue kirim via chat ya," balas Acacia terakhir sebelum ia mematikan ponselnya.

Acacia membereskan barang-barangnya. Mengganti bajunya dengan kaos fit berwarna putih dan rok jeans selutut yang sudah ia siapkan di totebag nya, lalu memberikan properti yang dipakainya untuk sesi foto kepada penata busananya.

Acacia melangkahkan kakinya keluar ruang rias lalu tersenyum pada setiap orang yang menyapanya. Saat tiba di luar, ia melangkahkan kakinya menuju Galen yang sudah berdiri disamping mobilnya bersama Karina.

"Galen kamu boleh pulang duluan, aku mau pergi dulu sama Rezvan," Galen mengerutkan keningnya.

"Tapi hari ini tuan Gavin ada dirumah Nona,"

Acacia menganggukkan kepalanya. "Nanti aku izin sama papa, kamu gak perlu ikutin aku Galen, aku pasti aman sama Rezvan,"

"Ca, kamu serius mau pergi sama cowok itu?" Acacia menoleh kearah Karina lalu mengangguk tanpa ragu. "Tenang aja Mbak, aku bakal jauhin tempat ramai, lagian aku udah bawa pasmina sama kacamata, just in case kalo butuh," ujarnya meyakinkan.

"Aku gak mau kalo besok aku ditelepon sana-sini karena kamu ketahuan jalan sama cowok ya Ca," balas Karina.

Acacia mengangguk. Bunyi klakson mobil membuat ketiganya menoleh. Rezvan menurunkan kaca jendela mobilnya dan menunjukkan sedikit wajahnya. Memang tadi Rezvan sendiri yang bilang ia akan menggunakan mobil, bukan motor kesayangannya karena ini sudah malam, Rezvan tak mau Acacia masuk angin apalagi gadis itu cukup amatir dalam menaiki kendraan roda dua tersebut.

Acacia melangkahkan kakinya menuju mobil Rezvan. Sebenarnya ia tak perlu heran lagi melihat Rezvan membawa mobil sport berwarna merah yang hanya memiliki 2 pintu itu mengingat siapa keluarga Rezvan. Namun tetap saja ia sedikit terkejut melihat lelaki itu untuk pertama kalinya mengendarai mobil, sepenglihatannya sih itu pertama kalinya selama mengenal pemimpin CASTOR itu.

CASTOR [OPEN PO]Where stories live. Discover now